Notification

×

Iklan

Iklan

Pelanggan PDAM Lotim Keluhkan Air Tak Mengalir Sebulan, Bayaran Tetap Jalan

Tuesday, September 15, 2020 | September 15, 2020 WIB Last Updated 2021-04-01T17:32:56Z
Foto: Tumpukan bukti pembayaran dari salah seorang pelanggan PDAM di Gubuk Timuk, Dusun Kabar Selatan, Desa Kabar, Kecamatan Sakra, Lombok Timur

Lombok Timur, Selaparangnews.com - Salah satu pelanggaan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Lombok Timur, yang berasal dari Gubuk Timuk, Kabar Selatan, Desa Kabar, Kecamatan Sakra, Kabupaten Lombok Timur mengeluhkan sistem pembayaran PDAM yang tetap berjalan sementara air tidak pernah datang. "Terkadang sebulan tak ada air yang datang, tapi kami tetap disuruh bayar ke PDAM. Itupun kalau telat tetap didenda," tutur Yusri saat didatangi ke kediamannya. Selasa, 15/9/2020.

Yusri heran, seharusnya jika memang tidak ada air yang datang, pelanggan tidak perlu membayarkan kewajibannya. Karena hak dari pelanggan tersebut, juga tidak pernah dipenuhi oleh PDAM Lotim.

Bahkan lebih mirisnya lagi, Yusri mengungkapkan jika rata-rata tetangganya juga mengalami hal yang sama. Dimana menjelang dini hari dan sore hari, masyarakat sekitar akan mengantri ke satu-satunya sumur air yang berada di Gubuk Timuk tersebut.

Itulah yang membuat pelanggaan PDAM Lotim yang rata-rata berada di Gubuk Timuk tersebut memodifikasi kilometer air miliknya.

"Kilometer air itu terpaksa kami buka, agar air yang datang sewaktu-waktu bisa langsung mengalir," sebut Yusri.

Sementara itu, saat dikonfirmasi ke kantor Unit Pelayanan Teknis (UPT) PDAM Sakra, Lalu Muhammad Jauhari selaku Kepala Cabang mengakui jika pelayanan PDAM untuk wilayah Sakra, lebih khusus lagi di Desa Kabar belum maksimal.

"Kami akui memang pelayanan kami di Desa Kabar itu, belum maksimal," kata Jauhari.

Iapun menjelaskan jika dirinya bersama dengan petugas lainnya di UPT PDAM Sakra, sudah mengambil solusi dengan cara mengubah jalur air. Tetapi, itu tidak membuat perubahan yang signifikan.

Terkait pelanggan yang tidak mendapatkan air selama satu bulan, dirinya tidak menafikan hal tersebut.

"Benar adanya bahwa yang satu bulan itu memang terkadang tidak ada air yang datang," lanjut Jauhari.

Hal tersebut disebabkan karena kondisi geografi salah satu Dusun di Desa Kabar yang letaknya di perbukitan.

Lebih lanjut lagi terkait dengan masalah pembayaran, Jauhari menjelaskan jika pembayaran tersebut tetap diberlakukan kepada pelanggan walapun terkadang tidak ada air yang datang ke pelanggan. Itu merupakan langkah dari UPT PDAM Sakra, agar pelanggan tidak keluar nantinya. Sehingga pelanggan dan perusahaan bisa terikat dengan hal itu.

"Rekening itu tetap terbit dengan nominal pembayaran yang minimal, tidak mungkin juga jika tak ada air, pembayaran tetap tinggi," kata Jauhari.

Jauhari mengingatkan, jangan sampai nantinya ketika debit air bertambah dan pelanggan sudah keluar. Maka akan besar lagi biaya yang keluar untuk masuk sebagai pelanggan.

Selain itu, Jauhari tidak menyembunyikan sesuatu apapun. Hal itu diungkapkannya karena memang kuota kebutuhan air untuk pelanggan PDAM Sakra memang kurang.

"Omong kosong siapapun yang bilang kalau disini kebutuhan air terpenuhi, karena memang kuota kebutuhan air itu kurang disini," tegas Jauhari.

Ia mengatakan kalau terpenuhi kuota yang 72 ribu kubik air bagi pelanggan PDAM Sakra itu, maka dirinya meyakini tidak akan ada pelanggan yang kekuarangan air.

Sebagai tambahan informasi jika pelanggan UPT PDAM Sakra saat ini berjumlah 2.424. Jika melihat standar nasional, maka akan di dapati 144 liter air kebutuhan dari satu orang.

Yang wajarnya, satu KK identik dengan lima orang penghuni dan 1 KK tersebut membutuhkan 31,6 kubik air. Jadi total yang dibutuhkan oleh seluruh pelanggan PDAM wilayah Sakra sebanyak 72 ribu kubik air. (SN-06).

×
Berita Terbaru Update