Notification

×

Iklan

Iklan

IKA PMII NTB Motor Penggerak Pembangunan Daerah

Rabu, 09 Juli 2025 | Juli 09, 2025 WIB Last Updated 2025-07-09T04:40:15Z

Penulis: Jayadi | Ketua PC PMII Kota Mataram 2007 - 2008

OPINI - Pembangunan daerah merupakan fondasi penting bagi kemajuan bangsa secara menyeluruh. Dalam proses ini, peran berbagai elemen masyarakat sangat krusial, termasuk organisasi kemasyarakatan dan alumni seperti Ikatan Alumni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (IKA PMII). Sebagai wadah para alumni kader PMII yang tersebar di berbagai bidang strategis, IKA PMII memiliki potensi besar menjadi motor penggerak pembangunan daerah.


Di tengah dinamika sosial-politik dan tantangan pembangunan yang dihadapi Nusa Tenggara Barat, kehadiran IKA PMII (Ikatan Alumni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia) menjadi angin segar yang membawa semangat perubahan, inspirasi, dan keteladanan. Organisasi ini bukan hanya sekadar wadah reuni para alumni, melainkan harus menjelma menjadi kekuatan moral dan intelektual yang turut memberi warna dalam pembangunan daerah.


Sebagai organisasi alumni, IKA PMII NTB diisii oleh figur-figur yang memiliki pengalaman dalam dunia birokrasi, politik, akademisi, hingga dunia usaha. Mereka adalah individu yang pernah ditempa dalam kawah candradimuka PMII-organisasi mahasiswa yang mengusung nilai-nilai keislaman, kebangsaan, dan kemanusiaan.


Alumni PMII saat ini banyak yang menduduki posisi penting di pemerintahan, legislatif, akademisi, BUMN, dunia usaha, hingga lembaga swadaya masyarakat. Keberadaan mereka di berbagai level memungkinkan IKA PMII menjadi jembatan antara kebijakan pusat dan kebutuhan riil masyarakat di daerah. Melalui jaringan yang kuat dan solid, IKA PMII dapat mendorong sinergi lintas sektor untuk mengakselerasi pembangunan daerah.


Keberadaan para alumni ini di berbagai lini kehidupan membuat IKA PMII memiliki posisi strategis sebagai agen perubahan. Mereka hadir tidak hanya untuk mengisi ruang-ruang struktural, tapi juga menjadi teladan dalam etika, integritas, dan komitmen sosial. Di era yang sering disebut sebagai krisis keteladanan, IKA PMII NTB hendaknya hadir menawarkan wajah kepemimpinan yang bersih, inklusif, dan berorientasi pada kepentingan rakyat. Alumni PMII dikenal memiliki basis nilai yang kuat: tasamuh (toleransi), tawassuth (moderat), tawazun (seimbang), dan i’tidal (adil). 


Nilai-nilai inilah yang menjadi kompas moral dalam setiap langkah mereka. IKA PMII memiliki nilai dasar yang berakar dari ajaran Islam rahmatan lil ‘alamin, demokrasi, dan nasionalisme. Hal ini menjadikan IKA PMII bukan hanya organisasi alumni biasa, tetapi juga agen perubahan yang konsisten memperjuangkan keadilan sosial. IKA PMII dapat mendorong lahirnya kebijakan daerah yang berpihak pada masyarakat bawah, inklusif, serta berorientasi pada kesejahteraan.


Di tengah polarisasi dan kegaduhan politik, sosok-sosok dari IKA PMII harus tampil sebagai jembatan dialog dan rekonsiliasi. Mereka tidak hanya pandai berwacana, tetapi juga mampu menunjukkan sikap bijak dan solutif di tengah perbedaan. Dengan basis intelektual dan pengalaman lapangan, IKA PMII dapat menjadi think tank lokal yang menawarkan solusi inovatif atas berbagai persoalan pembangunan daerah. Kolaborasi dengan universitas, lembaga riset, dan sektor swasta dapat difasilitasi oleh IKA PMII untuk menciptakan ekosistem pembangunan yang dinamis dan berkelanjutan.


IKA PMII bukan hanya menjaga warisan pemikiran dan gerakan mahasiswa Islam, tapi juga merancang masa depan yang lebih baik bagi NTB. Dengan terus mendorong regenerasi, kaderisasi, dan kolaborasi lintas sektor, organisasi ini memainkan peran penting dalam menciptakan ekosistem pembangunan yang berkelanjutan. 


IKA PMII bukan sekadar organisasi alumni, melainkan kekuatan sosial-politik yang memiliki daya dorong besar terhadap pembangunan daerah. Dengan mengedepankan nilai-nilai keislaman yang moderat, semangat kebangsaan, dan intelektualitas kader, IKA PMII berperan penting dalam mendorong transformasi sosial, ekonomi, dan budaya di Nusa Tenggara Barat. Sinergi yang berkelanjutan antara IKA PMII, pemerintah daerah, serta masyarakat menjadi kunci suksesnya pembangunan daerah yang berkeadilan dan berkelanjutan.


Kehadiran IKA PMII NTB adalah bukti bahwa alumni bukanlah masa lalu yang usang, melainkan masa depan yang berpengaruh. Mereka adalah wajah perubahan yang menginspirasi, sekaligus teladan yang patut ditiru.


Bukan Benalu dan Pesaing Baru


Ikatan Alumni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (IKA PMII) merupakan wadah berhimpunnya para alumni PMII dari berbagai generasi dan latar belakang. Dalam sejarahnya, IKA PMII dibentuk sebagai forum silaturahmi, pemersatu, dan pemberdaya alumni untuk tetap berkontribusi terhadap bangsa, umat, dan kaderisasi PMII. Namun demikian, penting untuk terus mengingatkan bahwa keberadaan IKA PMII tidak boleh menjelma menjadi benalu, apalagi pesaing baru bagi PMII itu sendiri.


PMII adalah organisasi kader. Ia hidup dan berkembang dari semangat perjuangan mahasiswa dalam merawat nilai-nilai Islam Ahlussunnah wal Jamaah, nasionalisme, serta komitmen terhadap demokrasi dan keadilan sosial. Dalam proses kaderisasi itu, mahasiswa diberikan ruang untuk tumbuh secara mandiri, kritis, dan progresif. 


IKA PMII hadir bukan untuk mengatur, apalagi mengendalikan dinamika kaderisasi di internal PMII. Peran alumni adalah sebagai pendukung dan pemberi ruang inspirasi, bukan pembuat kebijakan tandingan. Jika IKA PMII terlalu dominan atau terlibat terlalu jauh dalam urusan internal PMII, maka dikhawatirkan akan mematikan proses kemandirian kader. Ini akan menjadi beban, bukan berkah. Sebab itu, IKA PMII tidak boleh menjadi “benalu” yang menyedot energi organisasi kader demi kepentingan atau ego alumni.


Fenomena yang juga harus diwaspadai adalah menjamurnya kegiatan IKA PMII yang menyerupai kegiatan PMII aktif, dari pelatihan kader, diskusi ideologis, hingga aksi sosial-politik yang kadang tanpa koordinasi. Hal ini berpotensi menciptakan duplikasi peran dan bahkan menjadikan IKA PMII sebagai pesaing tak langsung bagi PMII itu sendiri.


Pesaing dalam konteks ini bukan hanya soal agenda, tapi juga otoritas dan legitimasi. Ketika IKA PMII membangun struktur yang kaku, membuat kebijakan yang seolah-olah mengikat kader aktif, atau menciptakan simbol dan jaringan yang menyimpang dari ruh PMII, maka secara tidak sadar IKA PMII telah menggeser posisi PMII sebagai organisasi utama.


Peran Ideal: Pendukung, Pelindung, dan Pembuka Akses


Maka peran ideal IKA PMII adalah menjadi pendukung bukan pengendali. Menjadi pelindung bukan penghalang. Menjadi pembuka akses bukan penutup peluang. IKA PMII seharusnya fokus pada kerja-kerja strategis jangka panjang, membangun jaringan alumni lintas sektor, membuka akses bagi kader untuk berkembang, serta menjadi motor penggerak dalam penguatan peran alumni PMII di berbagai bidang kehidupan.


IKA PMII harus menjadi sumber daya sosial-politik dan intelektual yang memperkuat peran kader aktif di medan juangnya. Alumni adalah jembatan, bukan tembok.


Semangat kaderisasi PMII harus dijaga kemurniannya. Intervensi yang terlalu jauh dari alumni akan merusak tatanan. IKA PMII harus bijak dalam mengambil posisi, cukup di belakang untuk mendorong, tapi tidak terlalu dekat untuk membayang-bayangi. Jangan menjadi benalu yang menyedot sumber daya, dan jangan pula menjadi pesaing yang mengambil panggung. Jadilah pembina yang menumbuhkan, bukan pelakon yang mengambil alih peran.


Akhirnya selamat dilantik pengurus IKA PMII NTB Masa Khidmad 2025-2030, jadilah batang dan akar yang kuat sebagai penjaga dan pelindung kader, bukan menjadi benalu dan parasit baru yang menghalangi tumbuh kembang kader PMII. [ ]

×
Berita Terbaru Update