![]() |
Penulis: Choy | Pengurus IKA PMII yang dulu sering numpang tidur di Sekretariat PMII |
OPINI - Alumni itu diadakan karena keberadaannya sudah tidak diharapkan berada di tempat itu lagi. Misalnya alumni pelajar atau mahasiswa, kan tidak mungkin terus berada disitu. Disebut alumni karena dia (seseorang) sudah selesai mengikuti serangkaian proses, baik di lembaga pendidikan ataupun organisasi tertentu. Intinya, Pendidikan, pembentukan karakter, mental dan dogmatik sistematis.
Bedakan dengan purna, mantan, atau bekas. Jadi kalau tentara atau polisi menyebut diri purna. Pegawai pemerintah menyebut diri pensiunan. Pekerja eks pekerja migran sering disebut purna migran. So, alumni bukan tentu kelompok elit.
Struktur organisasi alumni sendiri masih kelihatan organik dan teknis. Katakan alumni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (IKA PMII), susunan pengurus organisasinya masih meniru struktur organisasi kadernya.
Terkesan “centil” kadang “sangar.” Ketua dengan deretan wakil ketua, sekretaris dengan deretan wakil sekretaris dan seterusnya. Bidang pun masih meniru bidang-bidang kelompok pergerakan.
Mestinya karena alumni, ya harusnya untuk mengurusi dirinya. Katakan memperkuat alumni yang pemborong, alumni pemikir, alumni Perempuan, bahkan alumni pension.
Bidang urusannya semestinya menurut profesi atau ruang alumni itu berada. Tidak lagi geografis dan strukturalis. Hal yang hampir sama terjadi juga di alumni Himpunan mahasiswa Islam, perserikatan Mahasiswa Muhammadiyah dan lain-lain.
Itu mungkin agar semangat terawat.
Jika alumni kita umpamakan seperti pemain bola, janganlah dia hanya seperti orang gendut yang lari-lari dilapangan, atau tidak seperti seorang ceking yang dipermainkan bola yang dia mainkan.
Ikatan alumni harus mampu membuat anggotanya percaya diri. Tidak munafik, alumni butuh jabatan, dan posisi strategis lainnya.
Alumni berniat baik mengorganisir guru, dosen, pegawai negeri, P3K, petugas agama. Belum lagi kelompok professional lain seperti konsultan, pengacara, politisi, hingga diplomat. MEngorganisir apanya? Bisa hobinya atau humanisnya. Karena untuk empowering lain, alumni (jika bekerja) sudah terikat dalam kelompok profesi.
IKA atau Kumpulan alumni apapun kewajiban sebenarnya adalah bagaimana anggotanya tidak terlantar, taunya ada yang urus atau ada yang perhatikan. Anggota alumni harus disokong hidup bermakna dilingkungannya, misalnya menjadi juru kebaikan, katalisator perubahan sikap mental dan sebagainya.
Tentu panen dari itu juga harus dikemas, misalnya jika mungkin dapat jadi legislator, delegator dan refresentator kebaikan hidup lainnya. Yang penting lagi, ikatan alumni juga bukan agen penyalur tenaga kerja, tapi tidak merintangi jalan untuk itu. [ ]