Notification

×

Iklan

Iklan

Perjuangan Guru Dipelosok Lombok Timur, Dari Door to Door Sampai Naik Turun Bukit Cari Sinyal

Monday, June 15, 2020 | June 15, 2020 WIB Last Updated 2021-04-01T19:25:58Z


Foto : Marwi salah satu guru di Mts. Yaqin 1 Kuwang Rundun sedang mengajar anak didiknya

Lombok Timur, Selaparangnews.com - Selama pandemi kegiatan belajar siswa dilakukan di rumah, untuk mencegah penyebaran Covid-19. Para siswa harus melakukan kegiatan belajar melalui sistem online dengan materi yang disiapkan oleh para gurunya.

Nampaknya, kegiatan belajar online itu hanya bisa diakses dengan baik oleh para siswa yang berada di wilayah perkotaan dan memiliki fasilitas gawai (gadget) serta jaringan internet yang memadai. Sementara para siswa yang berada di pelosok, sekolah online dirasa ribet dan terkendala minimnya akses internet bahkan ada yang tidak punya gadget akibat keterbatasan ekonomi orang tua.

Kondisi tersebut membuat para guru di pelosok Lombok Timur harus bekerja ekstra demi memberi materi pelajaran untuk para siswanya. Mereka bahkan dengan penuh semangat rela mendatangi setiap siswa yang tidak memiliki fasilitas agar tetap bisa belajar dan mengikuti ujian. Seperti yang di rasakan Marwi salah satu guru di Mts. Yaqin 1 Kuwang Rundun Desa Kuwang Rundun Kecamatan Jerowaru, Senin, (15/06/20).

Marwi sangat menyayangkan proses belajar mengajar yang dilakukan di rumah sangatlah tidak efektif sekali.

Dia menuturkan kepada wartawan selaparangnews " Kondisi di pelosok Desa dengan di Kota-kota besar sangatlah jauh berbeda, jika di Kota akses internet mudah di jangkau maka itu jauh berbeda dengan kami yang ada di pelosok Desa. Sebab di Daerah Selatan ini banyak tempat yg belum bisa dijangkau internet jadi siswa sulit kita berikan pelajaran", tuturnya
Selain itu dia juga menyampaikan "bahwa beberapa dari orang tua siswa tak mampu membeli hp android, sehingga itu menjadi kendala belajar online ", tambahnya

Marwi berharap "Semoga dunia pendidikan lebih diperhatikan lagi terutama di wilayah pelosok guna mengantisipasi proses belajar mengajar pasca Covid-19 nantinya ", harapnya

Hal serupa juga di rasakan oleh Zainal Abidin selaku Ketua Yayasan Pendidikan Thariqul Ibad Temayang, Desa Batu Nampar Selatan, Kecamatan Jerowaru.

Zainal menyampaikan bahwa sulitnya akses internet di pelosok-pelosok menjadi satu kendala dalam proses belajar-mengajar pada peserta didik di tengah Covvid-19 ini.

"Kami di wilayah pelosok harus di pojok-pojok tertentu untuk mencari sinyal bahkan lebih parahnya peserta didik harus naik ke bukit-bukit yang agak cukup terjal untuk bisa mengakses internet”, katanya

Melihat kondisi yang tidak sama dengan di kota-kota besar kami pun menginisiasi harus door to door namun selalu mematuhi protokol kesehatan. Seperti memakai masker dan menjaga jarak.

"Saya berharap pemerintah bisa lebih memperhatikan pendidikan di wilayah terpencil selain itu ia juga berharap semoga pandemi bisa segera berlalu, sehingga para siswa bisa belajar lagi di sekolah dan berinteraksi lagi dengan teman dan guru sehingga pembelajaran lebih maksimal," harap Zainal. (SN-07)

×
Berita Terbaru Update