Foto : Marwi salah satu guru di Mts. Yaqin 1 Kuwang Rundun sedang mengajar anak didiknya |
Lombok Timur,
Selaparangnews.com - Selama pandemi kegiatan belajar siswa dilakukan di rumah, untuk
mencegah penyebaran Covid-19. Para siswa harus melakukan kegiatan belajar
melalui sistem online dengan materi yang disiapkan oleh para gurunya.
Nampaknya,
kegiatan belajar online itu hanya bisa diakses dengan baik oleh para siswa yang
berada di wilayah perkotaan dan memiliki fasilitas gawai (gadget) serta jaringan
internet yang memadai. Sementara para siswa yang berada di pelosok, sekolah
online dirasa ribet dan terkendala minimnya akses internet bahkan ada yang
tidak punya gadget akibat keterbatasan ekonomi orang tua.
Kondisi
tersebut membuat para guru di pelosok Lombok Timur harus bekerja ekstra demi
memberi materi pelajaran untuk para siswanya. Mereka bahkan dengan penuh
semangat rela mendatangi setiap siswa yang tidak memiliki fasilitas agar tetap
bisa belajar dan mengikuti ujian. Seperti yang di rasakan Marwi salah satu guru
di Mts. Yaqin 1 Kuwang Rundun Desa Kuwang Rundun Kecamatan Jerowaru, Senin, (15/06/20).
Marwi
sangat menyayangkan proses belajar mengajar yang dilakukan di rumah sangatlah
tidak efektif sekali.
Dia
menuturkan kepada wartawan selaparangnews " Kondisi di pelosok Desa dengan
di Kota-kota besar sangatlah jauh berbeda, jika di Kota akses internet mudah di
jangkau maka itu jauh berbeda dengan kami yang ada di pelosok Desa. Sebab di
Daerah Selatan ini banyak tempat yg belum bisa dijangkau internet jadi siswa
sulit kita berikan pelajaran", tuturnya
Selain
itu dia juga menyampaikan "bahwa beberapa dari orang tua siswa tak mampu
membeli hp android, sehingga itu menjadi kendala belajar online ", tambahnya
Marwi
berharap "Semoga dunia pendidikan lebih diperhatikan lagi terutama di
wilayah pelosok guna mengantisipasi proses belajar mengajar pasca Covid-19
nantinya ", harapnya
Hal
serupa juga di rasakan oleh Zainal Abidin selaku Ketua Yayasan Pendidikan
Thariqul Ibad Temayang, Desa Batu Nampar Selatan, Kecamatan Jerowaru.
Zainal
menyampaikan bahwa sulitnya akses internet di pelosok-pelosok menjadi satu
kendala dalam proses belajar-mengajar pada peserta didik di tengah Covvid-19
ini.
"Kami
di wilayah pelosok harus di pojok-pojok tertentu untuk mencari sinyal bahkan
lebih parahnya peserta didik harus naik ke bukit-bukit yang agak cukup terjal untuk
bisa mengakses internet”, katanya
Melihat
kondisi yang tidak sama dengan di kota-kota besar kami pun menginisiasi harus door to door namun selalu mematuhi protokol
kesehatan. Seperti memakai masker dan menjaga jarak.
"Saya
berharap pemerintah bisa lebih memperhatikan pendidikan di wilayah terpencil
selain itu ia juga berharap semoga pandemi bisa segera berlalu, sehingga para
siswa bisa belajar lagi di sekolah dan berinteraksi lagi dengan teman dan guru
sehingga pembelajaran lebih maksimal," harap Zainal. (SN-07)