Notification

×

Iklan

Iklan

Harga Gas Elpiji 3 kg di SPBU Lotim Normal Tapi Langka, Pengecer Mengeluh

Saturday, August 15, 2020 | August 15, 2020 WIB Last Updated 2021-04-13T10:04:01Z
Foto: Aizuddin ketika menunjukkan stok gas elpiji 3 kg di pangkalan SPBU Pancor

Lombok Timur, Selaparangnews.com - Tabung gas elpiji ukuran 3 kg di pangkalan yang ada di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Lombok Timur masih berharga normal yakni Rp 14.750 per
tabungnya. "Tapi sekarang langka, saat ini saja stok yang ada di kami masih kosong," akui Mahrip selaku Pengawas di SPBU Paok Motong saat ditemui oleh Selaparangnews.com di ruang kerjanya. Sabtu, (15/8/20).

Berdasarkan Surat Keputusan (SK) Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Nomor 541 - 68 Tahun 2013 bahwa Harga Eceran Tertinggi (HET) gas elpiji ukuran 3 kg Rp. 14.750.

Angka 14.750 itupun biasanya dipatok dengan memberikan harga kepada masyarakat 15 ribu persatu tabung. Sebab, yang 250 rupiah tersebut kadang untuk tambahan uang saku sopir pengantar gas.

Penyebab kelangkaan itupun masih belum ia ketahui, karena dari agen distributor untuk pangkalan SPBU mematok harga sebesar 13.500 persatu tabung gas.

Sedangkan untuk jadwal droping gas di SPBU Paok Motong sudah teratur setiap tiga kali dalam seminggu yakni pada hari selasa, kamis dan sabtu.

Itupun menurut keterangan Mahrip tidak menentu, terkadang pagi, siang, dan juga bisa malam hari ia menunggu datangnya gas 3 kg dari mitra agen.

"Setiap satu kali droping itu kami biasanya di berikan 100 tabung gas ukuran 3 kg," sebut Mahrip.

Dia juga menjelaskan jika pangkalan SPBU dan agen sudah sekapat dalam Memorandum of Understanding (MoU) terkait dengan jatah masing-masing pangkalan dan patokan harga yang diberikan oleh agen.

Terpisah, Aizuddin selaku Admin SPBU Pancor mengatakan hal yang sama. Gas elpiji ukuran 3 kg saat ini memang mengalami kelangkaan, tapi tidak mengganggu harga normalnya.

"Kami tidak berani menaikkan, karena gas 3 kg sudah disubsidi oleh pemerintah," terangnya.

Di SPBU Pancor sendiri berbeda dalam hal kuota droping gas elpiji ukuran 3 kg setiap minggunya walaupun jadwal harinya sama, sebanyak 130 tabung gas tiap satu kali droping dalam tenggak waktu tiga kali seminggu. 

Adapun dikonfirmasi terkait dengan penyebab kelangkaan, dirinya juga tidak mengetahui hal tersebut. Menurutnya, sirkulasi perubahan elpiji ukuran 3 kg sering terjadi saat musim hujan dan musim panen raya tembakau.

"Jika musim hujan biasa stoknya menumpuk, tapi saat musim panen tembakau biasanya sudah mulai rada-rada langka," terang Aizuddin.

Kendati demikian, melihat kesepakatan dari agen dan pangkalan, seharusnya tidak mungkin mengalami kenaikan harga atau kelangkaan. Karena semuanya sudah diatur secara sistematis melalui MoU.

"Di agen harganya normal, di pangkalan juga begitu, tapi kenapa kemudian di pengecer itu harganya malah naik," herannya.

Ia tidak menuduh siapapun yang bermain dalam hal ini, yang terpenting menurutnya ialah bagaimana peran dan fungsi semua pihak untuk menstabilkan harga gas elpiji 3 kg, mengingat itu merupakan salah satu kebutuhan dasar dalam rumah tangga.

Untuk mengantisipasi oknum yang tidak bertanggung jawab, dalam aturan pangkalan di SPBU sudah diatur jika masyarakat yang membeli hanya diberikan batas maksimal 2 tabung gas untuk ukuran 3 kg, Lebih dari itu tidak diperbolehkan.

Ditempat lain, salah satu kios pedagang yang berlokasi di Lendang Bedurik, Kelurahan Sekarteja, Kec. Selong  menuturkan dalam kurun 2 bulan terakhir memang gas elpiji ukuran 3 kg mengalami kelangkaan.

Dirinya membeberkan bahwa saat ini ia mendapatkan harga dari agen pihak kedua 18 ribu pertabungnnya. Wajar jika dirinya beserta pengecer lainnya memberikan harga kepada masyarakat dengan mematok 20 ribu persatu tabung gas ukuran 3 kg.

"Kita hanya dapat untung 2 ribu, bahkan di tempat lain kadang pengecer mematok harga sampai dengan 25 ribu persatu tabung gas itu," jelas pedagang tersebut. (SN-06)
×
Berita Terbaru Update