Notification

×

Iklan

Iklan

Respon Kasus Jrx SID, Musisi Lotim: Karya Kami Media Menyampaikan Keresahan

Monday, August 24, 2020 | August 24, 2020 WIB Last Updated 2021-04-13T09:42:57Z
Foto: Helmy Prastowo Budi (Founder Pepadu Badjang), Saat Manggung Disalah Satu Konser

Lombok Timur, Selaparangnews.com - Kasus yang menimpa Jrx drummer band Superman Is Dead (SID), belakangan ini menjadi buah bibir dikalangan pegiat musik atau musisi. Karena menimbulkan pro dan kontra, tak terkecuali musisi yang berasal dari Lombok Timur. "Pada akhirnya, musik adalah media kami untuk menyampaikan keresahan," terang Helmy Prastowo Budi, Founder Pepadu Badjang saat dikonfirmasi melalui jaringan WhatsApp. Minggu, 23/8/2020

Ia menganggap, musisi dan aktivis tidak bisa dipisahkan. Sebab, musisi juga bagian dari pekerja. Sehingga melalui pekerjaan itulah, pegiat musik nantinya akan mengungkapkan keluh kesah yang ia rasakan.

Rekan-rekan Helmy di Lombok Timur sendiri, banyak dari mereka yang giat menyuarakan kritik-kritik sosial melalui bait lirik. Untuk itulah, Pepadu Badjang yang ia dirikan bersama rekannya juga menjadi wadah aktivis dalam konteks berani mengajak untuk selalu berkarya.

"Beberapa lagu kami juga sebagai sentilan, agar teman-teman yang mempunyai potensi bermusik tidak takut untuk berkarya," tandas Helmy.

Pria yang terkenal dengan sapaan Helmy Pepadu Padjang ini juga melontarkan, bahwasanya merupakan suatu kewajaran jika pegiat musik yang sekaligus menjadi aktivis sosial. "Itu sangat wajar," ujarnya.

Hanya terkadang, menurut Helmy ada sebagian musisi yang secara vulgar menyampaikan kritiknya. Dan sebagian lagi, ada musisi yang mengkritik masih sesuai garis koridornya.

Menaggapi kasus Jrx SID, ia mengulas jika Jrx mendapat perkara, karena dianggap banyak pengikutnya (follower). Ia menyebut, musisi Lotim juga banyak yang berkecimpung menjadi aktivis lingkungan.

"Contoh saja seperti Yuspianal Imtihan, vokalis Armonica yang konsen ngomongin tentang lingkungan dalam karyanya," sebut Helmy.

Dalam kacamata Helmy, selama lirik-lirik yang dihasilkan dari karya musisi tersebut tidak mengandung unsur pelanggaran pasal, maka itu merupakan keniscayaan. "Saya rasa itu sah-sah saja," katanya.

Tetapi yang paling berbahaya menurutnya, jika ada oknum yang sengaja mencari perkara dalam bait lirik atau karya yang dihasilkan dari seorang musisi. "Jangan sampai kebebasan berpendapat, nantinya dikungkung," tegas Helmy dalam hal ini.

Terpisah, Fandi Oktariza salah satu Outsider Lombok Timur menuturkan kasus yang menimpa Jrx SID terlalu cepat divonis. Itulah yang menyebabkan, timbulnya pro dan kontra.

"Kalau dalam pantauan saya di media masa, itu memang yang dikritik lembaga bukan perorangan," kilas Fandi saat ditemui di rumahnya.

Fans SID Lombok Timur, baik itu Outsiders maupun Ladyrose saat ini memang diakui oleh Fandi tidak pernah berkumpul lagi. Akan tetapi, ia meyakini jika fans SID diseluruh Lotim masih mempunyai jaringan yang kuat sampai dengan saat ini.

"Walapun kami hanya kumpul disaat ada konser SID, tapi itu tidak menyurutkan kami untuk tetap mendukung karya-karya SID," kata Fandi. (SN-06)

×
Berita Terbaru Update