Notification

×

Iklan

Iklan

Libatkan UKM Dalam Ngopi Bareng, Daeng Paelori: Praktik Baik Mencintai Produk Lokal

Sunday, September 6, 2020 | September 06, 2020 WIB Last Updated 2021-04-01T17:58:55Z
Foto: Deni GMM (Baju Putih), Daeng Paelori (Baju Hitam)
Lombok Timur, Selaparangnews.com - Tidak ada yang meragukan kualitas kopi di Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat. Pangsa pasar yang sudah sampai luar daerah, bahkan luar negeri cukup menjadi praktik baik bahwa Usaha Kecil Menengah (UKM) yang ada di Lotim tidak perlu diragukan.

Banyak anggapan miring, dibalik berkembangnya pelaku usaha kopi di Lombok Timur, tidak dibarengi dengan kebijakan daerah yang berpihak pada mereka,  hal itu dilihat karena belum ada aturan khusus yang mengakomodir produk lokal khususnya kopi, agar mendapat ruang yang sama dengan produk lain di retail modern ataupun di daerah, padahal Peraturan Daerah (Perda) mengenai perlindungan produk lokal itu sudah ada.

Daeng Paelori, Fasilitator kegiatan ngopi bareng, sekaligus Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Lotim mengatakan, inisiatif ini bemula dari curhatan dan keluhan teman-teman para pelaku usaha kopi di Lotim, produk mereka jarang terserap di toko maupun di daerah sendiri, sehingga dirinya mengajak semua anak muda yang bergerak dalam usaha kopi untuk terlibat dalam aksi nyata ngopi bareng.

“Pertama, adanya keluhan pelaku usaha, kemudian ada Perda tentang perlindungan produk lokal baik kopi ataupun makanan ringan, berangkat dari sana, saya tantang teman-teman untuk buat aksi nyata ngopi bareng, barangkali bisa menjadi praktik baik di daerah kita, minimal mengakomodir produk lokal khususnya kopi”. Katanya, di sela-sela membagikan kopi untuk warga yang lalu lalang, Minggu, 06/09/2020.

Owner Nusantara Coffee ini kembali menjelaskan bahwa karakter orang Lombok gemar ngopi, sehingga kopi ini penting untuk dikelola dengan baik “Alangkah baiknya jika ada regulasi yang mewajibkan pihak terkait mengakomodir produk kopi teman-teman yang ada saat ini” tandasnya.

Muhsir, Owner Kopi Sasak Liseng yang turut hadir dalam agenda ngopi bareng tersebut berharap, ada perhatian khusus dari Pemerintah Daerah Lotim untuk para pelaku usaha kopi, seperti memfasilitasi tempat untuk menampung produk kopi Lombok, memberikan pelatihan dan pembinaan mengenai pengolahan dan marketing. 

“Tidak Berharap banyak dari Pemda, tapi minimal kita dan teman-teman UKM diperhatikan, didampingi dan dibantu baik dari segi pengolahan maupun proses marketingnya agar produk kita laku di daerah sendiri apalagi bisa masuk di Retail Modern.” Katanya.

Tidak jauh beda dengan Muhsir, MS. Wathan selaku Owner Teh Kaskara (Teh Kulit Kopi), mengatakan.  Seyogyanya, pemerintah dalam acara tertentu menggunakan kopi lokal, sebab secara tidak langsung cara seperti itu merupakan kampanye mencintai produk lokal.

Ia melanjutkan, Mutiara Hitam tersebut, istilah dari Kopi, adalah pembangkit kesejahteraan petani, sepanjang pengetahuannya mengenai kopi, satu pohon kopi bisa menghidupkan 2 orang. “Kopi ini kan mutiara hitam yang sangat bagus, selain ia sebagai perlambang kesejahteraan petani, oksigen yang dikandung pada 1 pohon kopi, bisa menghidupi 2 orang” paparnya. 

Wathan menilai, salah satu kelemahan Pemerintah dalam dunia kopi ialah tidak adanya standar harga.
“Tidak semasif Bondowoso, saking perhatiannya pada pelaku usaha dan pecinta kopi, ia kita daulat sebagai Bapak Presiden Republik Kopi” katanya. 

Untuk diketahui, kegiatan ngopi bareng ini digagas oleh Asosiasi Pecinta Kopi Lombok Timur, dan agenda ngopi bareng tersebut digelar di Nusantara Coffee dan Resto Labuhan Haji. (SN-01)
×
Berita Terbaru Update