Notification

×

Iklan

Iklan

Pembayaran Mangkrak, Jamban Guru Sekolah Satu Atap di Desa Puncak Jeringo Dibongkar Pemborong

Saturday, March 13, 2021 | March 13, 2021 WIB Last Updated 2021-04-01T18:32:19Z



Lombok Timur, Selaparangnews.com - Jamban Guru Sekolah Satu Atap (Satap) yang ada di Desa Puncak Jeringo, Kecamatan Suela dibongkar kembali oleh pemborongnya lantaran pembayaran proyek pembuatan jamban itu tidak dilunasi pihak sekolah.


"Pembangunan sudah selesai sekitar 4 bulan yang lalu, pada bulan September 2020, tapi kepala sekolah, dengan alasan yang tidak jelas belum menyelesaikan sisa pembayarannya," kata Sadam Husein   pemborong pembangunan Jamban Guru tersebut saat diwawancara pada Jum'at kemarin. Sabtu, 13/03/2021.


Sisa pembayaran yang belum dilunasi itu, lanjutnya, ialah sebanyak 40 persen atau setara dengan  Rp 40 juta dari jumlah anggaran sebesar  Rp. 100 juta, yang katanya bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) tahun 2020 lalu.


Dia mengaku sudah beberapa kali mendatangi rumah Kepala Sekolah dan Ketua pembangunan Jamban tersebut untuk dimintai melunasi sisa pembayarannya, tapi, kata dia, mereka saling lempar.


"Saya sudah beberapa kali datang ke rumahnya, namun Kepsek tersebut melempar persoalannya ke Ketua pembangunan, saya hubungi Ketua pembangunan, dilempar lagi ke Kepala Sekolah," tuturnya.


Dia merasa dipermainkan oleh dua orang tersebut. Dan karena kesal serta dirugikan, dia berinisiatif datang ke sekolah untuk membongkar beberapa bagian dari Jamban yang dibangun itu.


"Saya baru membongkar 8 lembar multiroof dan 2 daun pintu, dan nanti saya juga akan melakukan pembongkaran kembali sesuai sisa uang yang tidak dibayar tersebut jika pihak sekolah tidak melunasinya," kata Husein.


Sementara itu, Kepala Sekolah terkait, Lalu. Rusdipanji, saat dikonfirmasi di rumahnya tidak banyak memberikan keterangan, bahkan dia semacam menyimpan rahasia bahwa pemborong itu juga punya masalah dengan pembangunan jamban tersebut.


"Kita tidak mau memperpanjang masalah tersebut,  karena kalau diperpanjang dia pihak pemborong juga salah," ujarnya.


Meski berkali-kali ditanya alasan kenapa belum membayar sisa pembangunan jamban itu, namun dia tetap enggan memberikan jawaban.


Sementara ketua pembangunannya, Agus Sumbawadi saat dikonfirmasi via telpon dan Whattsapp tidak mengangkat dan membalasnya. Dan hingga berita ini diturunkan, dia belum memberikan respon apapun. (Izi)

×
Berita Terbaru Update