Notification

×

Iklan

Iklan

Vaksinasi Terus Dikebut, Cahaya di Ujung Terowongan Pandemi Kian Terlihat di Lombok Timur

Wednesday, December 8, 2021 | December 08, 2021 WIB Last Updated 2021-12-09T00:18:20Z

Sekretaris Daerah Kabupaten Lombok Timur, Drs. H.M. Juaini Taofik menjadi salah satu penerima vaksin dosis pertama  saat dilakukan Program  Vaksinasi perdana di Kabupaten Lombok Timur pada 1 Februari 2021 di Pendopo Bupati. (Doc. Selaparangnews.com) 

 

Lombok Timur, Selaparangnews.com - Barangkali tidak terlalu berlebihan jika mengandaikan Cahaya di ujung Terowongan pandemi Covid-19 ini adalah Vaksin, mengingat obat untuk menyembuhkan infeksi virus ini belum ditemukan sampai sekarang.


Ada banyak kabar gembira yang kita dengar dari vaksin tersebut, seperti kondisi tubuh yang terasa lebih fit dan bugar, nafsu makan meningkat, hingga hilangnya keluhan-keluhan penyakit yang diderita sebelumnya.


Meski obat virus Corona belum ditemukan, tetapi injeksi dari Vaksin itu telah terbukti mampu meningkatkan imunitas tubuh manusia. Sehingga, secara alamiah sebenarnya tubuh kita telah menghasilkan obat dengan sendirinya.


Karena memang, kinerja dari vaksin pada dasarnya bukan sebagai obat untuk menyembuhkan penyakit, melainkan sebagai vitamin untuk meningkatkan daya tahan tubuh dari penyakit yang ditimbulkan oleh virus. 


Karena itu, upaya untuk meningkatkan jangkauan vaksinasi bagi masyarakat terus digalakkan dan tetap menjadi prioritas Pemerintah Kabupaten Lombok Timur, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) hingga saat ini, sebagaiman diterangkan Kepala Dinas Kesehatan Lombok Timur, Dr. H. Pathurrahman belum lama ini.


Meskipun Vaksinasi Dosis I di Lombok Timur telah melebihi batas target yang ditetapkan yakni sudah mencapai angka 75,43 persen per hari Selasa, 7 Desember 2021 kemarin.


Namun, kata Pathurrahman, Pemkab Lotim tak berpuas diri dengan pencapaian itu sebelum dampak dari serangan pandemi dapat teratasi, seperti roda ekonomi bisa berjalan dengan baik, pendidikan dapat dilaksanakan sebagai mestinya dan kerja-kerja yang selama ini terkendala oleh pandemi Covid-19 bisa segera diwujudkan.


"Itu sebenarnya yang menjadi harapan besar kita kenapa vaksinasi ini terus dikebut," ungkapnya. Rabu, 08/12/2021.


Sembari terus menambah pencapaian vaksinasi dosis I, lanjutnya, pemerintah juga semakin gencar melakukan vaksinasi dosis II yang saat ini masih di angka 43,69 persen dari 1,3 juta jiwa yang ada.


Pola-pola yang diterapkan pada proses Vaksinasi dosis I, dengan cara melibatkan semua stakeholder yang ada di berbagai tingkatan pemerintahan dan masyarakat akan tetap dipertahankan oleh pemerintah, bahkan kalau bisa ditingkatkan untuk mencapai target 70 persen hingga akhir Desember tahun ini, termasuk gerakan tenaga kesehatan dari rumah ke rumah warga juga akan tetap digalakkan di Lombok Timur. 


Semua itu, kata Pathurrrahman, tiada lain untuk mengejar pencapaian 70 persen vaksinasi untuk dosis II yang ditargetkan tuntas seiring dengan berakhirnya tahun 2021 ini. 


"Kita targetkan sampai Desember dosis II sudah mencapai 70 persen, supaya di tahun 2022 perekonomian masyarakat kita bisa lebih baik dari sebelumnya," ungkap Pathurrahman.


Tentu bukan hanya Pemerintah yang berharap demikian. Pelaku usaha dan masyarakat secara umum juga amat berharap bisa segera keluar dari jeratan dampak pandemi yang nyaris melumpuhkan semua lini kehidupan.


Di sektor ekonomi misalnya, hal itu sangat dirasakan oleh para pengusaha kecil dan menengah. Akibat daya beli masyarakat yang terus melemah berdampak pada penurunan pendapatan bagi para pelaku usaha. Hal itu secara fasih dipaparkan Suhirpan, salah satu pedagang cilok keliling asal Desa Kerumut, Kecamatan Pringgabaya.


Saat ditemui di tempat Ia biasa mangkal, lelaki kelahiran 80-an ini seperti menemukan momennya untuk menumpahkan seluruh keluh yang disimpan dalam hatinya terkait kondisi ekonomi saat ini.


Dan meskipun hanya tamatan SMP,  Ia dengan begitu retorik menjelaskan bagaimana sistem ekonomi dunia berputar. Teori supply and demand dijelaskannya secara gamblang.


"Coba pikir, bagaimana dagangan kita bisa laku kalau perputaran uang dan daya beli masyarakat berkurang," ucapnya lugas.


Pasalnya, kata pria yang akrab disapa Ipan ini, segmen pembeli (konsumen -red) yang Ia bidik adalah masyarakat yang ada di Desa-Desa, di mana mayoritas kepala keluarganya berprofesi sebagai Pekerja Migran Indonesia (PMI) dan buruh tani.


Alhasil, kata dia, ketika kiriman dari luar negeri terhambat, dan aktivitas di luar rumah dibatasi, maka otomatis belanja anak istri pun berkurang. "Dapur kurang ngepullah," ketusnya.


Biasanya Hirpan meraup omzet ratusan hingga jutaan rupiah dalam sehari. Namun, akibat nilai beli masyarakat yang kian melemah akibat pandemi, maka syukur-syukur Ia dapat Rp 200 - 500 ribu per harinya.


"Itupun lelah kita keliling baru dapat segitu, beda dengan dulu, cukup sekali kita keliling dagangan kita langsung habis," keluhnya.


Namun, wajah sumringah Suhirpan seketika menyingsing tatkala mendengar kabar bahwa aktivitas masyarakat bakal dilonggarkan jika vaksinasi covid-19 telah mencapai 70 persen dari jumlah penduduk yang ada. Karenanya, Ia amat berharap, dengan kelonggaran itu, roda ekonomi dan daya beli masyarakat bisa meningkat.


"Mudah-mudahan lah pandemi ini cepat teratasi," harapnya.


Di sektor lain seperti pariwisata juga tak kalah remuk diterjang badai pandemi covid ini. Di awal-awal munculnya virus ini di Lombok Timur, banyak pelaku usaha wisata yang merumahkan karyawannya, bahkan tak sedikit juga yang banting harga hingga gulung tikar akibat sepinya pengunjung.


Hampir dua tahun lamanya sektor wisata di Lombok Timur mati suri akibat himpitan pandemi. Hingga kemudian bisa bernafas lega untuk bangkit kembali pasca terbentuknya Herd Immunity (kekebalan kelompok -red). Kini, pelaku usaha wisata mulai berbenah dan bersiap menyambut tahun 2022 sebagai momen kebangkitan pariwisata.


Sekretaris Daerah Kabupaten  Lombok Timur, H.M. Juaini Taofik sebelumnya menjelaskan bahwa cukup aman rasanya bagi para wisatawan mancanegara untuk datang ke Lombok Timur saat angka vaksinasi mencapai 70 persen.


Intinya, kata dia, di wilayah level I seperti Lombok Timur itu semua aktivitas boleh dilakukan, dalam arti tidak ada lagi pembatasan seperti sebelum-sebelumnya. Namun demikian, tukasnya Sekda, harus tetap mengedepankan protokol kesehatan.


"Kata kuncinya di sana," kata Sekda waktu itu usai menggelar konferensi pers terkait pencapaian 70 persen vaksinasi di Lombok Timur.


Bahkan baru-baru ini, dalam rapat persiapan penyelenggaraan sepeda jalan raya yang akan digelar di Sembalun dan Sambelia, Sekda meminta supaya momen itu dimanfaatkan untuk mensosialisasikan semua potensi yang ada di Lombok Timur, mengingat peserta di ajang yang cukup bergengsi itu berasal dari berbagai daerah di Indonesia.


Kabar gembira itu tentu disambut baik oleh para pelaku usaha wisata, salah satunya adalah pengelola destinasi Wisata di Desa Tetebatu.


Ketua Pokdarwis (Kelompok Sadar Wisata) Desa Tetebatu, Zainul mengaku senang dengan pencapaian 70 persen lebih angka vaksinasi di Lombok Timur. Karenanya, kata Zainul, pihaknya tidak menyia-nyiakan momentum itu untuk segera berbenah bangkit dari keterpurukan.


Menyambut hal itu, kata Zainul, pegiat wisata Desa Tetebatu tidak hanya mempercantik Desa dengan menggalakkan penanaman bunga di sepanjang jalan Desa Tetebatu, melainkan juga berhasil membangun beberapa spot wisata air terjun baru.


Dulu, kata Zainul, spot Wisata Air Terjun di Desa Tetebatu cuma tiga, yakni Air Terjun Sarang Walet, Air terjun Durian Indah dan Air Terjun Tibu Topat.


"Tambahannya itu ialah Air Terjun Lembah Rinjani, Air Terjun Tibu Bunter, dan Air Terjun Tuna Galak," sebutnya satu persatu.


Selain adanya tambahan spot air terjun, lanjut Zainul, juga ada spot lain yang dibuka di Desa Tetebatu bernama kolam alam, yang terletak tidak jauh dari lokasi Air Terjun Sarang Walet.


Berkaca pada pencapaian vaksinasi di Lombok Timur, dan juga di Desa Tetebatu baru sendiri yang sudah mencapai 90 persen, Ia optimis bahwa kejayaan Desa Tetebatu sebelum era pandemi bakal bangkit kembali.


Kalau dulu, kenang Zainul, jika sudah memasuki bulan April hingga September, Desa Tetebatu sudah dipenuhi oleh Wisman (Wisatawan Mancanegara) dari berbagai negara.


"Bahkan bisa dibilang jumlah pengunjung dari luar negeri atau turis-turis itu nyaris sama banyaknya dengan masyarakat setempat," pungkasnya. (Yns)

×
Berita Terbaru Update