Notification

×

Iklan

Iklan

Prodi KPI IAIH Pancor Adakan Seminar Nasional Terkait Perlindungan Perempuan dan Anak di Lombok Timur

Thursday, November 17, 2022 | November 17, 2022 WIB Last Updated 2022-11-17T09:46:02Z

Seminar Nasional tentang Perlindungan Perempuan dan Anak di Lombok Timur oleh Prodi KPI Fakultas Dakwah dan Komunikasi IAIH NWDI Pancor

SELAPARANGNEWS.COM - Program Studi (Prodi) Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK) Institut Agama Islam Hamzanwadi (IAIH) Nahdlatul Wathan Diniyah Islamiyah (NWDI) Pancor menggelar Seminar Nasional terkait Perlindungan Perempuan dan Anak di Lombok Timur pada Kamis, (17/11/2022). 

Kegiatan yang berlangsung di Aula Kampus IAIH NWDI Pancor tersebut mengusung tema "Sinergi dan Kolaborasi Peran Untuk Komitmen Perlindungan Perempuan dan Anak di Lombok Timur" dengan menghadirkan Ketua DWP Lombok Timur Hj. Nurhidayati Taofik dan Pegiat Penyiar Yunda Andayani sebagai narasumber. 
  
Ketua Panitia Seminar Nasional M. Rizki Farabi menjelaskan bahwa kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak sangat marak terjadi di kalangan masyarakat umum. 

Bahkan, kata dia, jumlah kasus kekerasan yang terjadi belakangan ini, khususnya di Kabupaten Lombok Timur, kata dia, juga sangat tinggi, bahkan menduduki peringkat pertama di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). 

"Dari kasus yang terjadi saat ini, maka kami dari Prodi KPI FDK IAIH Pancor mengajak Pemerintah, OKP beserta semua elemen masyarakat untuk bersama-sama bersinergi dan berkolaborasi agar bisa mengurangi angka kekerasan terhadap perempuan dan anak yang ada di Lombok Timur," tuturnya dalam sambutannya.

Di tempat yang sama, Dekan FDK IAIH NWDI Pancor Dr. Ahmad Muzayyin berharap melalui kegiatan tersebut Prodi KPI FDK IAIH Pancor bisa berkontribusi dalam mensukseskan program pemerintah dan Prodi KPI FDK IAIH Pancor bisa membangun kerjasama seluas-luasnya dengan pemerintah maupun lembaga-lembaga lainnya.

"Setelah kegiatan ini berakhir diharapkan adanya tindak lanjut yang dilakukan oleh Prodi KPI FDK IAIH Pancor dalam mengurangi kekerasan terhadap perempuan dan anak bersama instansi atau lembaga terkai," harapnya.

Kaprodi KPI FDK IAIH NWDI Pancor Daeng Sani Ferdiansyah menambahkan, dengan adanya kegiatan tersebut para peserta Seminar Nasional diharapkan bisa memahami dan mengetahui cara mengatasi kekerasan terhadap perempuan dan anak guna mengurangi angka kekerasan yang terjadi di Lombok Timur.

"Tentunya melalui acara ini diharapkan tidak sampai sini saja. Namun adanya sinergi dan kolaborasi dari semua elemen masyarakat karena bukan hanya pemerintah yang bertanggung jawab. Tapi semua elemen masyarakat bertanggung jawab dalam mengatasi permasalahan kekerasan terhadap perempuan dan anak," jelasnya.

Ketua DWP Lombok Timur Hj. Nurhidayati Taofik selaku pemateri mengakui bahwa salah satu yang mendorong Prodi KPI FDK IAIH Pancor mengadakan kegiatan tersebut lantaran terpanggil dengan kondisi Lombok Timur.

Menurutnya, masyarakat pada umumnya dan Civitas Akademika IAIH NWDI Pancor terutama Prodi KPI FDK tidak ingin hal ini menjadi cambuk pencitraan Lombok Timur menjadi semakin rusak terkait kekerasan terhadap perempuan dan anak.

Ia juga mengakui bahwa kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak tidak hanya terjadi di Kabupaten Lombok Timur, melainkan terjadi secara nasional.

Karena itu, menurut Istri Sekretaris Daerah Kabupaten Lombok Timur ini, ada lima  poin yang menjadi program prioritas pemerintah pusat untuk mengatasi persoalan kekerasan perempuan dan anak di Indonesia. 

Yang pertama, jelasnya, ialah peningkatan pemberdayaan perempuan dalam kewirausahaan perspektif gender. 

Kemudian yang kedua adalah  peningkatan peran ibu dan keluarga dalam pendidikan anak. Ketiga, penurunan kekerasan terhadap perempuan dan anak. Keempat penurunan pekerjaan anak

"Dan yang terakhir, yakni poin yang kelima ialah melakukan pencegahan perkawinan anak," paparnya satu persatu. 

Pemateri lainnya Yunda Andayani selaku pegiat penyiar menjelaskan setidaknya empat stakeholder yang harus bersinergi dan berkolaborasi dalam mengentaskan persoalan kekerasan Perempuan dan Anak, yaitu Negara, KPID, Masyarakat dan Industri Penyiaran.

"Keempat stakeholder itu memiliki perannya masing-masing," kata Yunda Andayani. (Yns) 
 

×
Berita Terbaru Update