Notification

×

Iklan

Iklan

Proyek Swakelola di Dikbud NTB Bisa Dilanjutkan Tahun Berikutnya Jika Belum Selesai Tahun Ini

Saturday, December 31, 2022 | December 31, 2022 WIB Last Updated 2022-12-31T10:14:49Z

 

Rapat koordinasi Dikbud NTB bersama para stakeholder terkait mengenai DAK Fisik Dikbud NTB 2022

SELAPARANGNEWS.COM - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) menggelar rapat koordinasi dengan berbagai pihak terkait Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik Dikbud NTB tahun 2022 bersama Inspektorat, BPKAD, Biro PBJ, Biro AP dan Kejaksaan Tinggi NTB pada Kamis lalu, 29 Desember 2022 di Kantor Dikbud NTB. 


Merujuk pada BAB III Pasal 3 Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor 189/PMK.05/2022 Tentang Pelaksanaan Anggaran Dalam Rangka Penyelesaian Pekerjaan yang Tidak Terselesaikan Sampai dengan Akhir Tahun 2022 dapat dilanjutkan pada Tahun 2023.  

Hal yang sama juga ditegaskan dalam Pasal 56 Peraturan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Nomor. 8 Tahun 2018 yang disempurnakan lagi pada Peraturan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa No. 3 Tahun 2021 Tentang Swakelola. 

Dalam rapat tersebut sejumlah bidang melaporkan progress fisik masing-masing yang rata rata sudah di atas 85 persen. 

Bidang SMK misalnya mencatat 50 persen bangunan fisik SMK telah selesai Tahun 2022, dan 50 persen lagi molor ke Tahun 2023 tapi tinggal 15 persen pekerjaan saja. 

Demikian halnya dengan Bidang SMA dan PK memperkirakan maksimal selesai 50 hari ke depan. 

Kabid SMK Dikbud NTB Khairul Ikhwan menjelaskan sebab keterlambatannya, yaitu karena beberapa faktor di antaranya adat pelaksanaan fisik dimulai ketika musim hujan yang memang tahun ini intensitas hujan lebih tinggi

Bahkan, kata dia, PPK menerima laporan bahwa total hujan keseluruhan tercatat sampai 15 hari kerja. 

Ikhwan juga menambahkan Swakelola tipe 1 adalah sistem partisipasi, sehingga pekerja lokal belum berpengalaman pada bangunan yang kompleks dan rumit sehingga mempengaruhi kecepatan dan kehati-hatian. 

Ia mencontohkannya dengan pembangunan Bengkel SMK yang menggunakan Konstruksi Baja WF dan Bangunan Bertingkat yang memerlukan waktu.  

" Swakelola tipe 1 ini sangat tergantung dari ketersedian suplay bahan dari Toko sehingga beberapa material yang sesuai spesifikasi waktu itu langka di NTB, misalnya bahan konstruksi atap bengkel SMK yang menggunakan Pipa HItam 3 Inch Tebal 3,2 mm ternyata harus nunggu dari Surabaya sampai 2 minggu tidak bisa kerja," ungkap Ikhwan. 

Ikhwan juga mengatakan Sistem Swakelola tipe 1 adalah sistem yang baru pertama kali diterapkan di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTB sehingga seluruh penyiapan perangkat administrasi, rapat rapat antar OPD dan pola aliran berkas dan pembayaran dari sekolah sampai menjadi SP2D yang di keluarkan BPKAD menjadi pembahasan yang alot waktu itu agar akuntabel dan transparan.

"Sistem yang baru ternyata berimbas kepada pola kerja pelaksanaan yang memerlukan kehati hatian tinggi sehingga semua pihak menjadi belajar, teliti, berusaha memberikan layanan yang terbuka dan akibatnya menjadi lebih lambat," ujarnya.

Terlepas dari berbagai kendala yang di hadapi, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTB telah cukup puas dengan output yang sudah selesai. Ruang Kelas Baru yang terbangun sangat bagus dengan kualitas yang jauh lebih baik dengan pola sistem sebelumnya.

Hal ini karena semua pihak ikut mengawasi secara berjenjang dan pembayarannya pun dilakukan secara berjenjang. Ruang Kelas Baru misalnya dapat terbangun dengan konstruksi C8.1 yang dulunya C 7.5. Kusen yang dulunya kayu kini sudah pakai aluminium, plafon yang dulunya kalsiboard kini pakai Plafon PVC. 

Sampai lantai pun sudah ada sekolah yang menggunakan granit. Bengkel praktek SMK pun tampak lebih tinggi dan kokoh dengan konstruksi bajanya agar sirkulasi udara saat praktek lebih baik. 

Dinas DIkbud NTB mempersilahkan pemerhati DAK untuk ikut turut mengawasi, datang ke sekolah melihat sendiri bangunan yang terbangun dan membandingkan bangunan yang terbangun dengan pola pembangunan sebelumnya. (SN) 
×
Berita Terbaru Update