Notification

×

Iklan

Iklan

Rakerwil - I Lakpesdam PWNU NTB Soroti Penguatan Branding, Isu HAM dan Perubahan Iklim

Senin, 08 Desember 2025 | Desember 08, 2025 WIB Last Updated 2025-12-08T05:33:51Z

Penyusunan Rencana Strategis dan Rakerwil - I Lakpesdam PWNU NTB bersama sejumlah lembaga dan banom NU di Lesehan Ujung Landasan Gerung Lombok Barat

SELAPARANGNEWS.COM - Rangkaian masukan strategis mengemuka dalam kegiatan Penyusunan Rencana Strategis dan Rakerwil - I Lakpesdam PWNU NTB bersama sejumlah lembaga dan banom NU, pada Sabtu, (06/12/2025), di Lesehan Ujung Landasan Gerung, Kabupaten Lombok Barat. 


Pertemuan tersebut menyoroti pentingnya penguatan program, harmonisasi agenda lembaga, serta penegasan arah gerakan advokasi dan kajian berbasis Aswaja.

Dalam sesi pemaparan, H. Burhanudin menyoroti keberhasilan beberapa kelompok keagamaan dalam melakukan labeling dan branding program. 

Menurutnya, strategi komunikasi kelompok tersebut cukup efektif sehingga mampu menarik perhatian publik luas dan mendistribusikan agenda politik-ideologis mereka ke ruang-ruang yang selama ini jarang tersentuh. 

Ia juga menilai kelompok-kelompok tersebut memiliki jaringan eksklusif yang tertata dan pemerataan akses serta pemenuhan kekuatan SDM yang jarang ditemukan pada organisasi arus utama, termasuk NU.

Selain itu, Burhanudin menekankan bahwa isu perubahan iklim harus menjadi fokus Lakpesdam, terutama sektor kehutanan, pertanian, kelautan, dan pengelolaan sampah. 

Ia menambahkan bahwa kajian agama, khususnya berbasis Aswaja, masih minim hadir dalam diskursus perubahan iklim. 

“Program-program Lakpesdam harus lebih terukur dan realistis,” ujarnya.



Sementara itu Suhaimi, A’wan PWNU NTB menegaskan pentingnya menentukan siapa yang enak disapa oleh Lakpesdam. 

Sebagai bagian dari strategi labeling, lanjutnya, advokasi dan kajian merupakan inti identitas Lakpesdam, di mana fokus besar juga perlu diarahkan pada isu Hak Asasi Manusia (HAM) di NTB.

“Lakpesdam harus menyiarkan Aswaja ke dunia sekaligus menjelaskan perkembangan dunia kepada warga NU,” ungkapnya. 

Ia menyebut syiar Aswaja bisa dilakukan melalui advokasi internal maupun eksternal. Selain itu, kerja sama lintas lembaga diperlukan untuk memperluas jangkauan bantuan dan program. 

Menurutnya, setiap isu harus memiliki “rumah” dan penanggung jawab yang konsisten mengawal.

Dari unsur LP Ma’arif NU, disampaikan bahwa Renstra Lakpesdam penting dijadikan rujukan bagi seluruh lembaga dan banom PWNU NTB. Namun demikian, perlu diskusi lanjutan agar setiap lembaga dapat menyesuaikan programnya tanpa saling tumpang tindih.

Adapun dari PW Pergunu NTB, ditekankan bahwa NU membutuhkan data kuantitatif untuk memperkuat temuan kualitatif yang selama ini dikembangkan lembaga-lembaga di internal NU. Salah satu persoalan yang menonjol adalah belum meratanya distribusi kader muda ke berbagai lini strategis. 

Pergunu juga merekomendasikan pengembangan isu-isu “lompatan berpikir” yang lebih progresif dan terukur.

Di akhir pertemuan, seluruh peserta menegaskan bahwa keterhubungan antara lembaga dan banom NU harus menjadi fokus penguatan organisasi ke depan. 

Berbagai kritik, saran, dan rekomendasi yang disampaikan akan menjadi bahan tindak lanjut Lakpesdam untuk penyusunan program yang lebih selaras, komprehensif, dan responsif terhadap isu-isu sosial terkini. (SN) 
×
Berita Terbaru Update