Notification

×

Iklan

Iklan

50 Pelaku Usaha Jasa dan Sarana Wisata Lotim Ikuti Pembinaan, Ini Harapan Kadispar

Wednesday, June 17, 2020 | June 17, 2020 WIB Last Updated 2021-04-29T18:56:16Z

Foto: Pembinaan pelaku usaha jasa dan sarana wisata Oleh dinas pariwisata Kabupaten Lombok Timur. Kanan. Kepala dinas pariwisata. Dr. H. Mugni. Kiri, Kepala Bidang Destinasi, Syamsul Hakim.


Lombok Timur, Selaparangnews.com - Sebanyak 50 orang Pelaku Usaha Jasa dan Sarana Wisata asal Lotim mengikuti pembinaan terkait mekanisme pengurusan izin usaha dalam sektor pariwisata yang digelar oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Lombok Timur pada Rabu, 17 Juni 2020 di Lesehan Arbi Rempung.

Kepala Bidang Destinasi Dinas Pariwisata, Syamsul Hakim mengatakan pembinaan kepada para pelaku usaha jasa dan sarana wisata merupakan program tahunan disoar Lotim yang dikhususkan bagi para pelaku yang baru bergelut dengan sektor usaha tersebut.

"Pembinaan seperti ini kita dilaksanakan setiap tahun melalui kegiatan bidang di mana anggarannya itu kita ambil dari DPA" ungkapnya. Rabu (17/06/2020) saat ditemui di sela-sela kegiatan.

Syamsul menambahkan bahwa para peserta yang hadir dalam kegiatan merupakan para pegiat usaha wisata kuliner seperti catering, restoran, Lesehan, rumah makan, dan lain sebagainya yang dengan diundang oleh dinas pariwisata untuk mengikuti pembinaan.

"Peserta ini kita ajak ini adalah pelaku usaha yang baru agar mereka tahu bagaimana prosedur usaha dan juga membuat perijinannya dan lain-lain" kata dia.Karena itulah, sambung samsul salah satu Narasumber yang dihadirkan dalam kegiatan itu ialah dari dinas perijinan.

Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Lotim, Dr. H. Mugni dalam sambutannya meminta seluruh peserta yang hadir untuk mencintai produk lokal dan menggunakan ikon-ikon daerah setempat dalam menjalankan aktifitas usaha dalam sektor wisata.

Menurutnya, pariwisata itu tidak hanya tentang spot keindahan alam, melainkan juga budaya dan kehidupan keagamaan. "Hal itu harus disadari  oleh pelaku wisata bahwa budaya itu adalah salah satu kita jual dalam kepariwisataan" tegasnya.

Oleh karena itu, tambah H. Mugni, tradisi masyarakat Lombok, khususnya Lombok Timur harus dikembangkan, dengan cara mengangkat ikon-ikon budaya itu dalam aktifitas usaha yang dilakukan pada sektor pariwisata.

Dia mencontohkannya dengan ember yang menjadi sarana kebersihan di masa Pandemi Covid-19. Kepada para peserta, H. Mugni menyarankan supaya ember diganti dengan gentong (Lombok:Bong) Karena bisa memberdayakan produk masyarakat lokal.

Salah satu peserta dalam kegiatan itu bernama Indra, Seorang pelaku usaha Lesehan dan Coffee Shop mengaku belum paham apa yang akan diajarkan dalam kegiatan itu. Dia menduga, itu berkaitan dengan standarisasi usaha jasa dan saran wisata.

"Saya belum tahu, karena diundang maka saya hadir" kata dia sembari mengatakan "mungkin ini berkaitan dengan standarisasi usaha jasa dan sarana wisata" tutupnya. (SN-05)
×
Berita Terbaru Update