Notification

×

Iklan

Iklan

Harga Cabe Merosot, Petani Mengeluh

Thursday, June 25, 2020 | June 25, 2020 WIB Last Updated 2021-04-29T18:48:53Z

Foto: Dani seorang petani asal peneda yang memetik tanaman cabainya

Lombok Timur, Selaparangnews.com - Dampak Covid-19 dalam 3 bulan terakhir dirasakan oleh semua kalangan, tak terkecuali para petani, salah satunya petani cabe, dimana harga cabe dalam 3 bulan terahir cenderung turun, bahkan tidak pernah naik sedikitpun.

Penurunan harga cabe ini sangat terasa bagi petani di Lombok Timur, Dani, seorang petani cabe menuturkan jika penurunan harga ini cukup membuat Ia kewalahan karena berimbas ke pendapatannya.

"penurunan harga cabe ini cukup membuat saya kewalahan karena kebutuhan kita kan banyak, sementara pendapatan kita sedikit, seperti saat ini”, tuturnya, saat ditemui media ini. Kamis, (25/06/20)

Iapun menambahkan bahwa harga cabe sebelum covid itu lumayan berkisar pada Rp 45 Ribu sampai Rp 50 Ribu perkilo, namun kini harganya hanya Rp 8 Ribu sampai Rp. 10 Ribu. 
"sebelum adanya virus Corona ini saya menjual cabe dengan harga 45 ribu sampai 50 ribu perkilo.tapi saat ini harganya berkisar Rp 8 ribu sampai Rp 10 ribu perkilo".

Dengan kondisi itu, Dani pun enggan merawat cabenya, dalam waktu dekat Ia akan merusaknya lalu mengganti dengan tembaku, karena dianggap percuma, mengingat biaya perawatan cukup banyak sementara harganya sangat rendah.

Tak hanya Dani yang merasakan dampak merosotnya harga cabe tersebut, ditemui terpisah, H.Arika juga menyampaikan hal yang sama, biaya perawatan yang cukup tinggi dengan harga jual yang rendah, hanya saja cara Dani dan H. Arika menyikapi hal tersebut berbeda, H. Arika membiarkan pohon cabenya, dia tidak akan merusaknya, namun menunggu pohon-pohon cabe itu mati sendiri lalu diganti dengan tanaman yang lain.

"Saya tidak mau merusaknya walaupun harga jualnya murah, tapi saya juga tidak akan mengurus dan merawatnya ", tutupnya. (CR.SN-04)
×
Berita Terbaru Update