Notification

×

Iklan

Iklan

Anyaman Lontar, Mata Pencaharian Warga Lotim Yang Minim Perhatian

Saturday, July 18, 2020 | July 18, 2020 WIB Last Updated 2021-04-20T11:53:28Z
Foto :    Kegiatan Pengrajin Lontar Oleh Ibu-ibu Rumah Tangga  di Desa Santong Kecamatan Terara  


Lombok Timur, Selaparangnews.com - Lontar dalam nama ilmiah Borassus flabellifer Linn adalah salah satu jenis Palma atau Arecaceae yang banyak tumbuh terutama di daerah kering. Di Indonesia, lontar banyak ditemukan di wilayah Nusa Tenggara Timur, Jawa Timur dan Sulawesi Selatan.

Tumbuhan lontar ini disebut sebagai pohon dengan 800 kegunaan karena hampir semua hasilnya dapat digunakan. Salah satu Produk utama lontar adalah nira yang didapatkan dari sadapan bunga, yang bisa diminum langsung atau diolah jadi gula atau diberi ragi dalam waktu singkat menjadi tuak. Anggur putih lontar dapat diubah melalui penyulingan menjadi etanol. Produk samping lontar juga dapat dirubah menjadi bahan kerajinan, misalnya keranjang, sikat, ember, topi, dan kesetan.

Pemanfaatan dari lontar ini banyak digunakan oleh para ibu-ibu rumah tangga yang ada di Desa Santong Kecamatan Terara sebagai salah satu mata pencaharian. Lontar ini disulap menjadi beberapa benda berharga seperti topi koboi, jeraken untuk menaruh sirih dan sebagainya. Hasil dari karya kerajinan ini banyak digunakan untuk penahan panas, tempat menaruh sirih, tas serta sebagai oleh-oleh bagi wisatawan.

Bagi masyarakat yang ada di Desa Santong dan Suradadi, kerajinan lontar ini dimanfaatkan oleh sebagian ibu-ibu rumah tangga sebagai mata pencaharian utama.

Salah seorang pengerajin, Rauhun mengatakan dia sudah 12 tahun menganyam lontar. Lontar tersebut dibuat menjadi topi koboi aneka ukuran dan warna.

"Saya sudah 12 Tahun menekuni kerajinan ini dan alhamdulillah kerajinan ini sangat membantu perekonomian saya, " paparnya kepada awak media saat diwawancarai. Jum’at, 17/07/2020

Harga jual dari kerajinan ini dapat dijual secara bijian atau kelompok dimana masing-masing harga bergantung pada ukuran, kerumitan dan model produknya

‘’ Jika topi ukurannya besar dijual dengan harga 6.000 rupiah sedangkan untuk yang kecil dijual dengan harga 5.000 rupiah perbijinya, namun jika ingin membeli secara banyak maka dihitung 1 kudi (20 biji) sebesar 40.000 rupiah, ‘’tambahnya.

Untuk kebutuhan produk, lontar banyak dipasok dari Daerah Bima dan biasanya didatangkan 1 kali dalam sebulan dalam partai banyak.

"Disini kita sudah punya langganan sebagai pemasok bahan lontar, biasanya 1 bulan sekali lontar didatangkan dari daerah Bima, " lanjutnya.

Meskipun ini merupakan mata pencaharian utama, namun sejauh ini para pengrajin belum mendapatkan pembinaan dari para stakeholder seperti Pemerintah Desa dan pihak Bank. Alasan yang sering mereka dapatkan adalah belum mencukupi syarat untuk mendapatkan Kredit Bank.

"Kami belum dapat sentuhan apa-apa dari Pemdes dan Bank karena usaha kami menurut mereka masih kecil dan tidak mencakup banyak kelompok " tutupnya (SN.02)

×
Berita Terbaru Update