Notification

×

Iklan

Iklan

Gandeng Disnaker, LP2GM Lotim Gencar Rekrut Pekerja ke Jepang

Wednesday, July 15, 2020 | July 15, 2020 WIB Last Updated 2021-04-01T19:13:43Z
Foto; Royany Sensei, Direktur LP2GM Lotim Saat Ditemui di Kantor Desa Sikur

Lombok Timur, Selaparangnews.com - Lembaga Pengembangan Pelatihan Generasi Muda (LP2GM) Lombok Timur saat ini sedang giat melaksanakan program pencarian peserta Pekerja Migran Indonesia (PMI) bekerjasama dengan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Lotim untuk bekerja ke Jepang sesuai dengan regulasi yang telah diatur dalam Kementerian Tenaga Kerja Indonesia.

Lembaga yang bergerak dalam bidang Program Pelatihan Tenaga Kerja ke Jepang ini tentu berbeda dengan Perusahaan Penempatan Pekerja Migran Indonesia (P3MI).

"Jelas kami berbeda dengan P3MI/PJTKI, karena kalau kita di LP2GM ini langsung mempunyai MoU dengan Kemnaker. Melalui BP2MI nantinya prosedur pemberangkatan peserta sesuai dengan regulasi yang ada," jelas Royany Sensei selaku Direktur LP2GM Lotim saat di kantor Desa Sikur. Rabu, (15/07/2020)

Adapun kriteria persyaratan yang harus dipenuhi oleh peserta agar bisa masuk pelatihan di LP2GM ini harus umurnya 18 tahun sampai dengan 35 tahun baik menikah ataupun belum menikah. Dengan melengkapi berkas seperti, KTP, KK, Ijazah minimal SMA, Keterangan Sehat, Akta Kelahiran, SKCK dan lainnya.

"Dalam merekrut peserta kita sangat selektif, jadi tidak sembarangan harus sesuai dengan standar dan prosedur dari pemerintah," tegasnya.

Selain itu juga, Ia memaparkan jika untuk saat ini pihaknya telah bekerjasama dengan baik mulai dari Disnaker Kabupaten sampai dengan tingkat Disnaker Pusat.

"Kami telah melakukan kerjasama juga dengan Disnaker yang ada di Kabupaten sampai dengan yang ada di pusat," lanjutnya.

Mengenai biaya pelatihan sendiri, Ia mengungkapkan bahwa untuk biaya selama pelatihan nantinya peserta akan dipungut sebesar 10 juta sampai dengan peserta benar-benar telah memenuhi syarat agar bisa bekerja di Jepang.

"Biaya pelatihan pendidikan itu 10 juta sampai dengan peserta benar-benar bisa setelah keluar dari LP2GM ini,"ungkapnya.

Hal yang menjadi penekanan disini menurutnya terakit dengan biaya awal yang sering diminta sebagai jaminan. Ia pun menjelaskan bahwa dari prosedur LP2GM sendiri tidak meminta pembiayaan visa duluan atau sejenis jaminan lainnya, akan tetapi jaminannya itu kontrak kerja dan surat rekomendasi sebelum terbitnya visa dari peserta tersebut, tuturnya.

Masalah gaji juga sangat dipertimbangkan dalam hal ini, mengingat tujuan utama dari peserta biasanya ingin meningkatkan pendapatannya jika ingin bekerja ke luar negeri.

"Gaji peserta yang sudah berangkat nanti ke Jepang tidak dipotong, hanya saja orang tua mereka nantinya yang akan membayar sisa dari transaksi yang telah peserta tinggalkan saat pelatihan", sambungnya.

Mengenai bidang atau jurusan yang ada di LP2GM itu ada dua yakni bidang industri yang meliputi konstruksi bangunan, otomotif dan permesinan, perhotelan, restauran, pertanian, pengepakan makanan dan lainnya. Dan yang kedua yakni bidang perawatan yang khusus agar peserta bisa mengetahui lebih dalam lagi tentang ilmu dan praktik dari dunia keperwatan yang ada di Jepang.

"Dengan asuransi 2,6 Milyar nantinya peserta akan bekerja di bidang industri dan perawat", kilasnya.

Detailnya, Ia menerangkan jika kedua bidang pelatihan tersebut mempunyai skema yang berbeda. Kalau bidang perawatan akan langsung belajar sambil bekerja, kalau yang bidang industri nanti akan dilatih dulu di Jakarta.

Untuk saat ini memang pihak LP2GM berusaha agar peserta bisa di training kemudian ditest di wilayah masing-masing sesuai dengan anjuran Peraturan Gubernur NTB No. 40 Tahun 2019.

"Saat ini sedang mempersiapkan agar tesnya bisa di sini saja, akan tetapi kuota kita juga belum mencukupi", lanjut Royany.

Rencananya sekarang agar bisa memenuhi kuota atau kapasitas minimal yang diberikan oleh BP2MI, ia dan rekan kerja yang lainnya berusaha bekerjasama dengan Desa untuk pemenuhan kuota tersebut.

"Kita rencanakan sekarang ini satu Desa yang ada di Lotim itu bisa merekrut 22 orang,"pintanya.

Kepala bidang PPTK Disnakertrans Lotim Moh. Hirsan, S.AP. sendiri mengakui bahwa benar ada kerjasama dengan pihak LP2GM khususnya dalam program yang telah diterbitkan dari BP2MI yakni G to G ke Jepang.

"Memang benar saat ini kita menjalin kerjasama dengan LP2GM Lotim sesuai dengan program dari BP2MI,"ujarnya.

Adapun nantinya kerjasama tersebut diharapkan olehnya agar bisa menekan angka PMI yang berangkat melalui non-prosedural (ilegal) khususnya di Lotim ini.

"Nantinya kita harapkan program ini bisa meminimalisir angka PMI yang ilegal khususnya di wilayah Lotim ini", himbaunya. (SN-06)
×
Berita Terbaru Update