Notification

×

Iklan

Iklan

Pedagang di Lingkungan YPH PPD NW Pancor Dihimbau Ikuti Prokes

Friday, July 31, 2020 | July 31, 2020 WIB Last Updated 2021-04-15T10:54:47Z
Foto: Tampak lapak sebagian pedagang yang masih tutup

Lombok Timur, Selaparanews.com - Pedagang yang berada di area Yayasan Pendidikan Hamzanwadi Pondok Pesantren Darunnahdlatain Nahdlatul Wathan (YPH PPD NW) Pancor diminta untuk mentaati Protokol Kesehatan (Prokes) jika ingin membuka lagi lapaknya, "sejak adaptasi kebiasaan baru, kami sudah menganjurkan pedagang," terang Dukha Yunitasari, S.H. selaku bendahara umum YPH PPD NW Pancor. Jum'at, (31/07/2020).

Dia menjelaskan jika Prokes yang di maksud ialah dengan mentaati anjuran pemerintah seperti menggunakan masker, membuat tempat cuci tangan di masing-masing blok pedagang, menyediakan sabun atau handsanitizer, dan jaga jarak jika ada pembeli yang datang.

Adanya isu rencana pembukaan pedagang di lingkungan yayasan diawal tahun 2021, dibantah oleh wanita yang akrab disapa Bu Dukha tersebut, "tidak ada seperti itu," katanya sambil senyum.

Kebijakan yang diambil yayasan pada bulan maret lalu, dengan menutup seluruh aktivitas berkerumunan yang menyertakan masa banyak seperti berdagang, sekolah, kuliah, dan kegiatan pengajian. Dinilai sudah tepat untuk mencegah penularan Covid-19 di lingkungan yayasan.

Bentuk keringanan yayasan terhadap pedagang sudah diberikan dari bulan maret, yakni dengan tidak membebankan iuran bulanan yang selama ini di keluarkan oleh masing-masing pedagang, "kami tidak bebankan iuran bulanan lagi sejak maret," ucap Dukhqa.

Mengenai kapan pembukaan kembali aktivitas yayasan juga belum ia tahu pasti, karena dari yayasan sendiri tetap mengikuti aturan dari pemerintah pusat.

Terpisah, Ibu Sri sebagai salah satu pedagang dilingkungan yayasan menuturkan, jika benar ia dan rekan pedagang lainnya diminta untuk tutup sejak bulan maret kemarin.

Dengan kondisi seperti itu, saat ini dia hanya mengandalkan pendapatan suaminya yang hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya. "yang penting bisa makan," ungkapnya.

Kredit usaha yang ia jalani juga saat ini rata-rata diberikan akses kemudahan dibeberapa lembaga mikro keuangan, dengan cara relaksasi penangguhan pembayaran cicilan.

Wanita yang tenar disapa Biq Sri ini, membenarkan adanya informasi yang ia peroleh antar sesama pedagang tentang pembukaan kembali lapak dagangannya di tahun depan, "iya, katanya akan dibuka tahun 2021," tandasnya.

Selain itu, mewakili pedagang lainnya dia juga menerangkan jika selama musim pandemi ini, para pedagang di yayasan hanya diberikan kemudahan dengan tidak adanya iuran bulanan sebesar 250 ribu. Menurutnya itu hal wajar ketika pedagang tidak beroperasi lagi.

Meskipun begitu, para pedagang tetap berkeinginan agar yayasan seharusnya memberikan bentuk kepedulian lainnya seperti memberikan pesangon, baik dalam bentuk materi ataupun non-materi. Karena diakui, jika peran pedagang terhadap yayasan selama ini bukan hanya sekedar mencari keuntungan. Tapi dilain hal juga ikut berkontribusi ketika penghuni yayasan melaksanakan acara besar.

"Misalkan walapun hanya sirup, yang penting ada bentuk kepeduliannya kepada kami," harap Sri. (SN-06)
×
Berita Terbaru Update