Notification

×

Iklan

Iklan

Hati-Hati Dengan Resesi, Antara Jatuh Kembali Atau Bangkit Lagi

Wednesday, September 2, 2020 | September 02, 2020 WIB Last Updated 2021-04-01T18:07:48Z

Ilustrasi
Jakarta, Selaparangnews.com – Presiden Indonesia Ir. Joko Widodo peringatkan seluruh Kepala Daerah Provinsi, agar mencermati angka pertumbuhan ekonomi sampai dengan kuartal ketiga tahun ini.

“Kalau masih minus pada akhir kuartal ketiga, maka kita akan jatuh ke jurang resesi,” kata Presiden, pada acara rapat terbatas bersama Gubernur se-Indonesia melalui video conference di akun Sekretariat Presiden. Rabu, 2/9/2020.

Pada kuartal ketiga yaitu pada bulan Juli, Agustus, dan September, sehingga saat ini masih ada kesempatan untuk pemulihan pada bulan September.

Presiden memberikan informasi, pada kuartal pertama tahun 2020, Indonesia masih mengalami pertumbuhan ekonomi sebesar 2,97 persen, dibandingkan dengan Negara lain yang sudah minus. Tetapi pada kuartal kedua, minus sebesar 5,3 persen.

Menghadapai kondisi tersebut, Presiden menginstruksikan agar mempercepat belanja Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi. Memerintahkan kepada semua Kabupaten atau Kota agar mempercepat belanja barang, belanja modal, dan belanja Bantuan Sosial (Bansos). 

Sehingga berdampak pada pemulihan konsumsi masyarakat serta memulihkan perekonomian nasional.

Berdasarkan laporan (27/8), rata-rata angka nasional belanja APBD Provinsi masih pada angka 44 persen. Kemudian untuk belanja Kabupaten dan Kota mencapai 48,8 persen. “Hati-hati dengan angka-angka tersebut,” tegas Presiden.

Angka-angka dari realisasi belanja APBD Provinsi tersebut, harus diperhatikan dengan seksama oleh para Gubernur, sebagai bahan rujukan untuk tindakan pemulihan ekonomi nantinya.

“Tolong yang masih berada pada angka 15 atau 10 persen, atau bansos yang masih nol, betul-betul dilihat dengan benar,” sambungnya.

Sebagai tambahan informasi, pertumbuhan ekonomi di setiap Provinsi yang tertinggi adalah Papua dengan pertumbuhan sebesar 4,5 persen diikuti dengan Papua Barat sebesar 0,53 persen. “Yang positif yaitu Papua dan Papua Barat,” sebut Presiden.

Kontraksi yang paling besar yaitu Provinsi Bali yang minus 10,98 persen. Hal ini di karenakan sektor pariwisata yang menjadi andalan Bali sangat terdampak dengan adanya pandemi Covid-19. (SN-06)
×
Berita Terbaru Update