Foto: Muh. Fauzan, Sekertaris Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Lombok Timur |
Lombok Timur,
Selaparangnews.com – Indeks
toleransi antar dan inter umat beragama di Kabupaten Lombok Timur dinilai cukup
baik oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Lombok
Timur.
Sebagaimana disampaikan Sekertaris Bappeda,
Muh. Fauzan, penilaian itu didasarkan pada hasil kajian yang dilakukan Bappeda
bersama sejumlah peneliti dari Lembaga Nusa Tenggara Institut.
"Berdasarkan kajian kita di Lombok
Timur secara umum indeks toleransi antar dan inter umat beragama cukup bagus
meskipun ada beberapa hal yang masih kurang" ungkapnya, Kamis, 01/09/2020.
Adapun poin yang masih kurang itu, lanjutnya
ialah aspek kerjasama Pemerintah Daerah dengan para pemeluk agama tersebut.
Pernyataan itu dibenarkan Sulaiman, Ketua Tim
peneliti Lembaga Nusa Tenggara Institut. Menurutnya, dari beberapa dimensi yang
dijadikan indikator dalam melakukan penilaian selama empat bulan itu, aspek
kerjasama merupakan yang paling rendah, padahal aspek itu merupakan yang paling
dekat dan kuat untuk mengukur indeks toleransi itu sendiri.
Sulaiman menjelaskan, ada lima dimensi yang
dijadikan indikator dalam penelitian itu, pertama ialah persepsi masyarakat
tentang toleransi, kedua aspek kerjasama pemerintah dengan masyarakat, ketiga
dan keempat ialah sikap masyarakat dan pemerintah terhadap toleransi itu
sendiri, dan yang terakhir ialah harapan masyarakat terhadap pemerintah terkait
dengan toleransi tersebut.
“Temuan kami di lapangan menunjukkan bahwa
masyarakat sangat berharap intervensi pemerintah dalam masalah toleransi ini”
susulnya.
Sulaiman menjelaskan, teknik penelitian
dilakukan secara kualitatif dan kuantitaif. untuk memperoleh data
lapangan, katanya, dia bersma timnya melakuakn survei menggunakan selebaran
yang berisi pertanyaan-pertanyaan (angket) yang disebar di sepuluh kecamatan
yang ada di Lotim.
“Sepuluh kecamatan itu kita klasterisasi
menjadi bagian Selatan, Tengah dan Utara” jelasnya.
Sepuluh Kecamatan yang dijadikan sampel itu,
sambungnya, dipilih berdasarkan kecamatan yang paling beragam, baik dari
segi agama maupun organisasi keagamaan dan kemasyarakatannya.
Data yang diperoleh itu kemudian diberikan
nilai untuk melihat bagaimana indeks toleransi di Lombok Timur. berdasarkan
itu, rata-rata indeks toleransi menunjukkan angka yang cukup tinggi, meskipun,
indeks toleransi dalam satu agama jauh lebih tinggi dengan toleransi antar
agama.
“Rata-rata di Lombok Timur Itu indeks
toleransinya cukup tinggi” ujar Sulaiman sembari menegaskan bahwa indek
toleransi internal umat satu agama jauh lebih tinggi dibanding toleransi antar
umat yang beda agama.
Kendati hasil kajiannya menunjukkan nilai
rata-rata yang bagus, akan tetapi, kata Sulaiaman, masih ada aspek yang belum
mencapai nilai sempurna. karena itulah potensi intoleransi bisa muncul kapan
saja.
“Tapi kita tahu, peristiwa-peristiwa
intoleransi yang mengemuka selama ini bersifat sesaat, tidak terjadi
terus-menerus” tegasnya.
Namun demikian, sambungnya, hasil kajian yang
dilakukan itu tetap peniting sebagai pengetahuan dasar pemerintah dalam
mengambil langkah dan kebijakan selanjutnya.
“Inilah pentingnya kajian semacam ini
dilakukan, dalam rangka mengantisipasi potensi-potensi itu” tutup Sulaiman
sambil mengatakan bahwa draf hasil kajiannya itu sudah diserahkan ke Bappeda
Lotim, sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil dan menentukan kebijakan.
(yns)