Notification

×

Iklan

Iklan

Kisruh Pemotongan Bantuan KPM PKH di Desa Pohgading Timur, Ternyata Begini Ceritanya

Thursday, October 15, 2020 | October 15, 2020 WIB Last Updated 2021-04-01T17:01:06Z

Foto: Ilustrasi

Lombok Timur, Selaparangnews.com  –  Adanya informasi yang beredar di media sosial mengenai pengurangan jumlah bantuan  bagi Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Program Keluarga Harapan (PKH) yang ada di Desa Pohgading Timur, Kecamatan Pringgabaya dinyatakan berakhir  setelah KPM, Pendamping dan Ketua Kelompoknya bermusyawarah.

Awalnya, informasi mengenai hal itu terkuak setelah seorang pengguna facebook atas nama Sartika Saraswati mengunggahnya di akun facebook miliknya. Dalam unggahan itu dikatakan bahwa salah satu KPM PKH  yang ada di Desa Pohgading Timur mengaku bahwa uang  bantuan yang diterimanya tidak sesuai dengan angka yang tertulis di rekening koran buku tabungan KPM itu.

Terhadap  informasi itulah, wartawan media  ini melakukan penelusuran dan menemukan bahwa KPM yang dimaksud itu berinisial IJ, asal Desa Kerumut yang menikah di Desa Pohgading Timur.

Terkait dengan pengurangan itu, KPM tersebut membenarkannya. Namun itu berdasarkan struk pengambilan yang ia terima, bukan berdasarkan rekening koran buku tabungan sebagaimana diungkapkan dalam status facebook itu.  Dan yang memberikan uang bantuan itu juga bukan pendamping, melainkan ketua kelompoknya bernama H asal Desa Pohgading Timur yang dititip melalui anak tiri KPM tersebut bernama R.  

Di dalam struk itu, lanjut KPM tersebut, nominal yang tertera ialah Rp. 200. 000, hal itu juga disaksikan oleh tetangganya bernama Nur, namun KPM itu mengaku bahwa uang yang diterima  dari anak tirinya hanya sebanyak Rp. 130. 000. Padahal seharusnya sebanyak Rp. 195. 000 karena biasanya dikurangi Rp. 5000 untuk biaya administrsi di  agen Brilink.

Karena itulah Ia sempat bertanya kepada anak tirinya mengenai kekurangan itu. Akan tetapi,  kata dia, anak tirinya membantah. Dan supaya lebih jelas, mereka berdua pergi bertanya langsung kepada ketua kelompoknya tersebut.

Pada saat meminta penjelasandari ketua kelompoknya itulah, kata IJ dan R, ketua kelompoknya mengaku bahwa sisa uang yang tidak diberikan itu akan disimpankan sebagai tabungan bagi KPM, agar KPM tersebut tetap dapat bantuan.

“Katanya itu jadi tabungan saya agar tetap dapat” ujar IJ dan R menirukan ketua keompoknya itu  dengan menggunakan bahasa setempat. Selasa, 13/10/2020.

Sementara ketua kelompok tersebut saat dikonfirmasi ke rumahnya membantah hal itu. Bahkan dia berani bersumpah jika pernah memotong uang KPM tersebut. “ Tidak pernah, Rp. 200. 000 yang saya kasih dia, kecuali hanya Rp. 5000 untuk bayar administrsi di agen Brilink” ujarnya sembari mengatakan akan segera menemui KPM itu untuk klarifikasi.

Dia bahkan menduga bahwa anak tiri KPM itulah yang  mengambil sisa uang tersebut. Karena dialah yang sering mengambilkan ibu tirinya selama ini. Dia juga membantah pernah mengatakan bahwa sisa uang itu akan disimpan menjadi tabungan KPM. “saya tidak pernah berkata begitu” tegasnya.

Akan tetapi, ketika bertemu dengan KPM, pendamping dan  anak tiri KPM, ketua kelompok itu memberikan keterangan yang berbeda dan berbelit-belit. Bahkan dia mengaku hanya segitu yang . diterima dari Brilink “Kan hanya segitu yang kita terima” katanya saat ditanya kemana sisa uang itu.

Kendati demikian, ketua kelompok itu meminta maaf dan berjanji akan mengganti kekurangannya, itu, meskipun tetap membantah telah melakukan pemotongan.   

Sementara itu, pendamping PKH  Desa Pohgading Timur, Ferona Nasisiba saat dimitai keterangan mengatakan bahwa kemungkinan itu terjadi  dari dulu sebelum dirinya menjadi pendamping di sana.  Menurutnya, hal itu bisa saja merupakan tabungan yang tersimpan dari awal KPM itu dapat bantuan.

Terhadap adanya informasi yang diterima KPM bahwa dirinya sudah berhenti dapat PKH, Fero menegaskan bahwa KPM atas nama IJ itu masih dapat. Akan tetapi, yang dipersoalkan oleh IJ menurutnya  bukan bantuan PKH, melainkan dana Covid-19 sebanyak Rp. 200. 000 di mana yang diterima KPM hanyalah Rp. 130. 000. “ itu bukan bantuan PKH tapi Bantuan Covid-19” jelasnya.

Dia juga juga menegaskan bahwa dirinya tidak pernah meminta KPM untuk menabung uangnya, sebagaimana dikatakan dalam postingan di facebook itu. Selain itu, katanya, dia selalu menganjurkan KPM supaya memegang KKS nya sendiri.

“Saya tidak pernah memegang buku KPM, intinya dia ambil atau ndak, tanyakan sama beliau, yang penting saya tidak pernah memegang rekening” katanya.

Dia juga mengaku bahwa  setiap kali pencairan, KPM tidak mengambil uang melalui dia, melainkan meminta ketua kelompok untuk mengarahkan para KPM untuk mengambil di mana saja mereka mau. “Tetap saya dampingi” ujarnya saat ditanya apakah selalu mendampingi KPM saat melakukan pencairan bantuan.

Terpisah, Pendamping lain yang ada di Desa Pohgading Timur bernama Mutia Tahafari juga menyampaikan hal Senada dengan Ferona bahwa apa yang disampaikan dalam postingan itu bahwa pendamping memotong banuan KPM dan memintanya menabung itu tidak benar.

“Postingan itu tidak benar, itu tidak dikonfirmasi dulu baru diposting” tutupnya. (yns)

×
Berita Terbaru Update