Notification

×

Iklan

Iklan

Warganet Soroti Penanganan Kasus Beras SPHP Oplosan di Lombok Timur: Ratusan Ton Kok Tersangka Cuma Satu Orang!

Selasa, 23 Desember 2025 | Desember 23, 2025 WIB Last Updated 2025-12-23T11:01:33Z

Tangkapan Layar Komentar Netizen terkait Kasus Beras SPHP Oplosan di Lombok Timur

SELAPARANGNEWS.COM - Penanganan kasus dugaan beras SPHP oplosan di Kabupaten Lombok Timur terus menuai sorotan publik. Warganet mempertanyakan logika penetapan tersangka yang hingga kini baru menyasar satu orang, yakni pemilik gudang, padahal jumlah beras yang disita mencapai ratusan ton.

Sorotan tajam itu terlihat dari kolom komentar netizen pada tayangan video pemberitaan di halaman Facebook Selaparangnews yang diupload pada Jum'at, 19 Desember 2025. Video tersebut telah dibagikan sebanyak 232 kali, mendapat 81. 332 tayangan, 503 suka dan 103 komentar. 

Dalam video tersebut dengan tegas Kapolres Lombok Timur AKBP. I Komang Sarjana mengatakan bahwa jumlah keseluruhan beras yang disita ialah 107 ton. 

Lewat kolom komentar, banyak netizen menilai bahwa pengoplosan dan peredaran beras dalam skala besar yang hanya melibatkan satu orang saja itu nyaris di luar nalar dan akal sehat manusia. 

Akun Facebook atas nama Paezi Selaw misalnya, Ia mempertanyakan keterlibatan pihak lain dalam rantai distribusi. “Kok cuma mitranya yang jadi tersangka, masak pihak dari Bulog baru sadar,” tulisnya.

Nada serupa disampaikan Alfi Zakki Alfarhani yang menilai pemilik gudang berpotensi menjadi pihak yang paling dirugikan. “Mitra jadi korban kambing hitam. Padahal yang produksi sampai jual kan Bulog sendiri. Mitra hanya disewa gudangnya sebagai penyimpanan saja,” komentarnya.

Sementara Hanudin Pak Amat, menyoroti ketatnya regulasi bagi pengecer kecil yang justru berbanding terbalik dengan dugaan praktik yang terjadi. “Wajib dia bermain sama orang dalam. Kita mau daftar jadi pengecer aja terlalu banyak regulasi, padahal kita bayar kas, ternyata kebanyakan dipermainkan seperti ini,” tulisnya.

Keraguan publik juga disampaikan Bedur Rahman yang menilai mustahil kejahatan dengan skala besar dilakukan seorang diri. “Gak mungkin satu orang. Kalau berkilo-kilo mungkin bisa satu orang, tapi ini berton-ton, masak sendiri,” katanya.

Netizen lain dengan akun bernama Rus Mar, secara singkat mendesak pengembangan kasus. “Telusuri juga kroni-kroninya, gak mungkin sendirian tuh,” tulisnya.

Komentar bernada kritis juga datang dari Haris Harapan yang mempertanyakan keadilan penegakan hukum. “Kok bisa satu tersangka, apakah karena rakyat kecil yang dimaksud? Sementara petingginya gak ada kabar, gak mungkin dia bermain sendiri,” tulisnya.

Senada dengan itu, Hairul Rasid menyebut masih banyak pihak yang patut diperiksa. “Masih banyak oknumnya itu, kok bisa satu aja yang ditangkap,” ujarnya.

Desakan agar penegakan hukum tidak tebang pilih dan pandang bulu disampaikan oleh akun atas nama Lalu Herman. “Jangan pandang bulu terhadap oknum Bulog yang terlibat dan jangan ada dusta di antara polisi,” tulisnya.

Hal yang sama juga disuarakan Baiq Diana yang meminta kasus ini tidak berhenti di satu titik. “Usut tuntas, gak mungkin satu orang, pasti ada yang terlibat lagi. Jangan sampai kasusnya sampai di sini, terutama di Bulognya sendiri,” tulisnya.

Sementara Sajwan Kamal menilai kemitraan tidak mungkin terjadi tanpa keterlibatan oknum tertentu. “Tidak mungkin bisa bermain sendirian, pasti ada oknum Bulog yang ikut main. Kalau tidak, mana mungkin jadi mitra Bulog,” komentarnya.

Deretan komentar tersebut mencerminkan kuatnya desakan publik agar aparat penegak hukum mengusut kasus dugaan beras SPHP oplosan secara transparan dan menyeluruh agar pengembangan kasus dapat membuka secara terang benderang pihak-pihak yang terlibat, sehingga kepercayaan publik terhadap penegakan hukum tetap terjaga. (Yns) 

×
Berita Terbaru Update