![]() |
| Penandatanganan Kesepakatan antara Institut Elkatarie dengan Majelis Adat Sasak dalam penguatan nilai budaya lokal dalam dunia pendidikan |
SELAPARANGNEWS.COM - Institut Elkatarie bersama Majelis Adat Sasak (MAS) menandatangani Naskah Kesepahaman Bersama atau Memorandum of Understanding (MoU) tentang implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi di Masyarakat. Sabtu (20/12/2025).
Penandatanganan ini menjadi momentum strategis dalam memperkuat kolaborasi antara dunia akademik dan lembaga adat berbasis kearifan lokal Sasak.
Kesepahaman tersebut menegaskan bahwa komitmen bersama dalam membangun kohesivitas antara akademik dan adat, khususnya dalam penguatan pendidikan, pelestarian budaya, serta pembangunan berbasis nilai-nilai Adat Sasak.
Pengurus Majelis Adat Sasak, Agus Marta, yang memandu prosesi penandatanganan kerja sama, menyampaikan bahwa kolaborasi ini dilandasi kesadaran akan pentingnya ilmu pengetahuan yang berakar pada kearifan lokal.
“Pengembangan ilmu pengetahuan, pendidikan, dan pengabdian kepada masyarakat akan menjadi lebih bermakna apabila berakar pada nilai-nilai kearifan lokal yang hidup, tumbuh, dan berkembang di tengah masyarakat Sasak,” ujarnya.
Melalui MoU ini, Institut Elkatarie dan Majelis Adat Sasak bersepakat memperkuat peran pendidikan tinggi sebagai pusat pengembangan keilmuan yang responsif terhadap budaya, adat, dan identitas lokal.
Di sisi lain, Majelis Adat Sasak memperoleh ruang kolaboratif untuk mentransformasikan nilai-nilai kultural, filosofi hidup, serta pranata adat dan sosial Sasak ke dalam ranah akademik, penelitian, dan pembelajaran generasi muda.
Sementara itu, Nur Kholis Sumadi, selaku inisiator panitia, menyebut penandatanganan MoU ini sebagai langkah awal kolaborasi strategis antara Institut Elkatarie dan Majelis Adat Sasak dalam pemajuan kebudayaan.
“Kerja sama ini menjadi momentum penting untuk memperkuat sinergi dalam pemajuan kebudayaan berbasis kearifan lokal,” katanya.
Sementara itu, Rektor Intitute Elkatarie, Dr. Asbullah Muslim menegaskan bahwa Institute Elkatarie memiliki komitmen terhadap pelestarian dan pemajuan budaya lokal.
“Masyarakat Sasak memiliki adat istiadat dan budaya dengan nilai serta filosofi yang tinggi. Kebiasaan yang hidup dan tumbuh di masyarakat memiliki peranan penting dalam memahami dinamika sosial dan alam,” jelasnya.
Prof. Galang Asmara selaku Pemucuk Adat Majelis Adat Sasak mengapresiasi kegiatan tersebut. Ia menilai dunia pendidikan memiliki peran strategis dalam pemajuan kebudayaan.
“Penandatanganan MoU ini diharapkan dapat ditindaklanjuti dengan kontrak kerja yang lebih operasional dan taktis,” tegasnya.
Secara filosofis, kerja sama ini berpijak pada prinsip harmoni antara ilmu, budaya, dan masyarakat. Dalam tradisi Sasak, nilai tersebut tercermin melalui semangat kebersamaan, keseimbangan, serta penghormatan terhadap warisan leluhur.
Melalui kolaborasi ini, pendidikan dipandang tidak terpisah dari budaya, melainkan sebagai sarana untuk merawat, mengembangkan, dan mentransformasikan nilai-nilai adat agar tetap relevan dengan dinamika zaman.
Adat Sasak pun diposisikan sebagai sumber pengetahuan lokal yang dapat dikaji, didokumentasikan, dan dikembangkan secara ilmiah dalam dunia akademik. (SN)
