Notification

×

Iklan

Iklan

Orang-orang 'Arif Billah dan Tujuannya Yang Mulia

Wednesday, March 10, 2021 | March 10, 2021 WIB Last Updated 2021-03-09T18:46:48Z

Oleh: Ustadz Achmad Yani*

(مطلب العارفين من الله تعالى الصدق فى العبودية والقيام بحق  الربوبية)

Yang dituju oleh orang-orang 'Arif (dalam kesungguhannya bergantung kepada Allah SWT) adalah benar dalam memberikan pelayanan dan menunaikan hak ketuhanan. 

Hikmah 89 Kitab Al Hikam


Apa yang dituju oleh orang-orang 'Arif adalah tujuan yang paling luhur dari pada tujuan-tujuan yang lain, baik ia sebagai seorang hamba, orang yang zuhud dan orang yang alim.


Sebab, orang 'Arif termasuk orang-orang yang serius dalam Ubudiyyah, yaitu keharusan bertata krama dan beretika dalam penghambaannya serta menunaikan hak Allah SWT di dalam ubudiyyah yang ia tunaikan, seperti bersyukur terhadap apa yang telah dianugerahkan, bersabar dengan cobaan, melawan orang yang memusuhi Allah SWT dan menolong orang yang memperjuangkanNya.


Selanjutnya ialah tidak memonopoli dan mengatur apa yang ada di sisi Allah SWT serta senantiasa - dalam setiap kondisi - merasa diawasi olehNya dan berdiri di hadapan pintuNya dalam keadaan mengenakan pakaian ketundukan serta kerendahan hati, membentangkan tangan kefakiran, memegang erat-teguh tali harapan, mengenakan selendang rasa takut dan berbagai macam sifat serta akhlak 'Ubudiyyah lainnya.


Oleh karenanya, orang yang telah bersungguh-sungguh menunaikan (nilai-nilai 'ubudiyyah), berarti ia telah menyempurnakan penuh janjinya kepada Allah SWT.


Sedangkan dalam menunaikan hak ketuhanan adalah melakukan ketaatan secara zhahir, setiap saat batinnya merasa diawasi oleh Allah SWT. serta senantiasa hadir bersama-Nya.


Sederhananya, mereka ('Arif billah) tidaklah tertuju kecuali pada dua hal ini (الصدق فى العبودية والقيام بحق  الربوبية) tanpa memperhatikan kepentingan dan keegoisan pribadinya.


Tidak termasuk orang 'Arif Ia yang tidak ingin berpisah dengan kepentingan dan tujuan-tujuan yang diinginkan secara pribadi.  Dengan demikian, tujuan yang lebih agung adalah apa yang dituju oleh mereka.


Menurut beliau yang mulia, maha guru Abi Madyan, semoga barakah beliau mengalir kepada kita, jauh sekali perbedaan antara orang yang cita-citanya sekedar bidadari berikut istana, dengan orang yang harapannya untuk tersingkap tirai-tirai (rahasia-rahasia ilahi) serta selalu hadir dengan Tuhannya.


Dari sekian penjabaran syekh al-Syarqawi mengenai hikmah ini, perihal orang yang memiliki tujuan, tentu saja mengharuskan suatu tindakan untuk dicapai dan diperoleh olehnya, baik yang memberikan faedah ataupun hal-hal yang dapat menghindarkannya pada kekhawatiran.


Golongan 'Arifin, para ulama asketik juga yang tekun beribadah, dan golongan orang-orang bodoh yang sering lalai adalah klasifikasi syekh Ali Baras al-Kindi secara umum untuk menggambarkan Hikmah syekh ibn 'Athaillah ini.


Mengenai orang-orang bodoh, beliau justru agak sinis, menyebutnya sebagai orang yang tidak dapat membedakan cahaya dan kegelapan, sebab apa yang dituju hanya hal-hal yang bermanfaat di dunia serta dorongan-dorongan untuk memenuhi kebutuhan jasmani saja.


Beralih ke mereka yang ahli ibadah dan orang-orang yang zuhud. Apa yang dituju mereka? Tak lain menghindari perhatian manusia - supya tidak Riya' - yang dapat merusak pahala dan apa-apa yang menyebabkan disiksa suatu saat.


Tentu saja tujuan seperti ini sungguh-sungguh terpuji dan mulia dimiliki oleh mereka yang cerdas. Beramal hanya karena Allah supaya mendapatkan kemuliaan di sisiNya serta terhindar dari segala dosa-dosa.


Selanjutnya al-'Arifun, mereka adalah orang yang tidak fokus terhadap kepentingan-kepentingan pribadi dan balasan apa yang akan diterima diakhirat nanti.


Menjadi seorang hamba yang sebenar-benarnya, diciptakan hanya untuk melayani Allah SWT., patuh terhadap apa yang diperintah, berupaya dengan segenap cinta dan kemuliaan yang sempurna.


*Lurah Pondok Pesantren Luhur Baitul Hikmah Kepanjen, Kabupaten Malang. 

×
Berita Terbaru Update