Notification

×

Iklan

Iklan

Dilantik, IKA PMII Lotim Siap Bantu Pemerintah Membangun Daerah

Monday, April 5, 2021 | April 05, 2021 WIB Last Updated 2021-04-05T12:34:41Z

 

Foto: Prosesi Pelantikan Pengurus Cabang Ikatan Alumni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Kabupaten Lombok Timur

Lombok Timur, Selaparangnews.com - Pengurus Cabang (PC) Ikatan Alumni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (IKA PMII) Kabupaten Lombok Timur resmi dilantik pada Senin, 5 April 2021, di  Alamat Garden, Desa Pringgajurang, Kecamatan Montong Gading, Lombok Timur.


Acara pelantikan itu dihadiri langsung oleh Bupati Lombok Timur, H.M. Sukiman Azmy, Ketua PW (Pengurus Wilayah) IKA PMII NTB, Lalu, Aksor Anshori, Camat Montong Gading, Sejumlah Kepala Desa, Para Alumni serta para Kader PMII  Lombok Timur.


Dalam sambutannya, Ketua Cabang IKA PMII Lotim, Muhlis Hasim menegaskan bahwa IKA PMII bukanlah partai politik, maka tentu tidak akan menjadi oposisi bagi pemerintah, melainkan akan menjadi mitra kritis dan startegis yang akan selalu hadir membantu pemerintah dalam membangun daerah.


Apalagi, sambungnya, SDM (Sumber Daya Manusia) yang ada dalam tubuh IKA PMII juga cukup banyak dan beragam, berasal dari berbagai latar belakang pendidikan dan keahlian yang tersebar dalam berbagai bidang kehidupan.


Hal itu, kata Muhlis, akan menjadi potensi yang sangat besar dalam membantu setiap pembagunan yang direncanakan oleh pemerintah daerah.


"InsyaAllah IKA PMII tidak akan menjadi oposisi, dan akan setia membantu pemerintah membangun daerah, karena IKA PMII bukan partai politik," tegasnya. Senin, 05/03/2021.


Tak hanya itu, Muhlis juga membeberkan ajaran dan doktrin yang dipegang oleh IKA PMII, baik dari sisi Keagamaan, ke-Indonesiaan dan Kemanusiaan yang menurutnya semua itu sudah clear sejak pertama kali dibaiat di organisasi tersebut.


Menurutnya, doktrin dan ajaran-ajaran yang telah ditanam di PMII, seperti nilai dasar pergerakan, akan selalu menjadi pijakan para kader, terutama para alumni dalam menjalani kehidupan sehari-hari di tengah masyarakat.


Karena itu, dengan tegas Muhlis Hasim mengatakan, PMII sudah clear berbicara soal hubungan Agama dan Negara, Pancasila  Undang-Undang Dasar 1945, NKRI dan Bineka Tunggal Ika. 

"Kami dengan tegas menolak segala bentuk tindakan terorisme, radikalisme, ekstrimisme, dan separatisme," tegasnya.


Di dalam PMII, lanjutnya, ada sebuah paradigma yang disebut dengan Pardigma Kritis Transformatif (PKT) di mana output dari ajaran itu ialah melakukan suatu kajian yang  kritis dan mendalam terhadap sesuatu dan mencoba mentransformasinya menjadi sesuatu yang positif.


Berbekal paradigma itulah, kata Muhlis, IKA PMII Lombok Timur hendak menawarkan sebuah Pardigma yang berbeda dalam membangun Pariwisata di Lombok Timur yakni paradigma pembangunan pariwisata berbasis Desa dan kearifan lokal. 


Pasalnya, kata dia, jika melihat corak pengembangan pariwisata di Kabupaten lain seperti Kabupaten Lombok Tengah, Lombok Utara dan Lombok Barat  yang memang lebih dahulu mengembangkan konsep wisata berbasis Desa di Pulau Lombok, semuanya masih  bersifat modern.


Dengan konsep seperti itu, lanjutnya, masyarakat menjadi terkesan dipaksa untuk menyesuaikan diri dengan para wisatawan yang datang dari luar, dengan cara memberikan pelayanan berdasarkan kebiasaan atau budaya wisatawan tersebut, bukan berdasarkan apa yang ada di desa itu. Sehingga, tidak sedikit juga masyarakat yang ikut-ikutan dengan budaya luar tersebut.


"Karena itulah, menurut kami perlu ada cara pandang yang berbeda dalam mengembangkan pariwisata di Lombok Timur, yakni Pariwisata Berbasis Desa dan Kearifan Lokal" pungkasnya.


Senada dengan itu, Ketua Pengurus Wilayah IKA PMII Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), Lalu Aksor Anshori menjelaskan bagaimana kiprah dan persebaran kader-kader PMII dalam kehidupan, baik di dalam maupun di luar pemerintahan, mulai dari tingkat dusun, hingga nasional dan internasional.


Bahkan, kata pria yang akrab disapa Mik Aksor itu, Bupati Lombok Timur, H.M. Sukiman Azmy, ruhnya adalah nilai-nilai yang diajarkan dalam PMII, karena sebelumnya, saat membuka acara Kongres PMII ke XX untuk Zona Lima, yang meliputi wilayah Jatim, Bali dan Nusa Tenggara, di Kediaman Wakil Bupati, H. Rumaksi, Sj. SH, di Desa Bagik Papan, Kecamatan Pringgabaya, Bupati Sukiman sangat fasih menjelaskan doktrin mendasar yang ada dalam PMII yang diajarkan saat Masa Penerimaan Anggota Baru (Mapaba).


"Nantilah beliau sendiri yang menjelaskan itu," ujarnya.


Sementara itu, Bupati Lombok Timur, H.M. Sukiman Azmy yang hadir dan memberi sambutan menyambut hangat tawaran dari IKA PMII tersebut, bahkan Bupati Sukiman menawarkan untuk membuat MoU dengan IKA PMII Lombok Timur supaya niat baik itu idak hanya berhenti di sana.


Bupati meminta supaya apa yang disampaikan itu tidak hanya teori belaka, melainkan harus direalisasikan dalam kehidupan nyata. "Mari kita buktikan, belajar sudah selesai kita, tinggal mempraktikkan," ucapnya seraya berkata para alumni sudah dididik, dikader, dibina, dan digembleng dalam organisasi, tinggal menjabarkannymenjabarkan, mempraktekkan dan mengaplikasikannya dalam kehidupan.


Dan terkait apakah Bupati Sukiman termasuk kader PMII atau bukan, dia mengaku ikut Mapaba di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sunan Ampel, Surabaya. "Saya Mapaba tahun 1976," jelasnya.


Bupati juga sempat mempertanyakan warna bendera yang dipakai IKA PMII di acara itu, katanya bendera itu tidak sama dengan bendera PMII dulu saat ikut Mapaba di Surabaya. "Mohon maaf pak Ketua Provinsi, saya melihat lambang ini tidak sama dengan waktu saya ikut Mapaba dulu," ucapnya seraya berkata bahwa dulunya lambang tersebut hanya punya empat macam warna yakni putih, kuning, biru tua dan biru muda.


"Itu yang saya ketahui, sekarang ada merahnya, sejak kapan ini pak Ketua ada merahnya?" tanya Bupati. (yns)

×
Berita Terbaru Update