Notification

×

Iklan

Iklan

Nenek Yin, Janda Tua Yang Hidup Sebatang Kara Butuh Uluran Tangan

Thursday, May 20, 2021 | May 20, 2021 WIB Last Updated 2021-05-20T15:40:48Z

Foto: Nenek Yin saat ditemui di rumahnya

Dompu, Selaparangnews.com - Miris nian nasib seorang Nenek renta di Dusun Karang Juli, Desa Kadindi, Kecamatan Pekat, Kabupaten Dompu, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) ini.


Wanita Lanjut Usia yang diketahui bernama Yin (70) tersebut harus menanggung beban hidup yang cukup berat sendirian, lantaran menjadi seorang Janda tanpa Anak dan suami.


Ia tinggal sebatang kara di sebuah gubuk kumuh yang nyaris rubuh. Bila musim hujan tiba percikan air akan masuk melalui celah-celah atapnya yang berlubang di sana-sini.


Kendati demikian, Ia memilih tetap tinggal di gubuknya itu karena tidak ada tempat lain yang bisa Ia tinggali. Halaman rumahnya yang tak terlalu luas dimanfaatkan untuk menanam beberapa pohon pisang.


"Dari hasil menjual pisang inilah saya bertahan hidup," ujar Nenek Yin, saat didatangi Lembaga Kesejahteraan Sosial Tambora, di gubuknya. Kamis, 20/05/2021.


Selain dibebani oleh kebutuhan hidup sehari-hari, Ia juga harus menahan rasa sakit yang sudah 4 bulan lantaran kedua kakinya mengalami pembengkakan.


Nampak kedua kakinya ya sudah membesar dan kotor itu dibaluti kain, kemungkinan karena sudah terinfeksi karena terlihat dikerumuni sejumlah lalat. Katanya, penyakit yang dideritanya itu berawal dari patokan ular.


Saat ditemui di rumahnya itu, Nenek Yin  terlihat sedang memasak nasi dengan cara merangkak tanpa kompor gas. Yang tak kalah memilukan, Ia biasanya makan nasi Putih dicampur garam saja, kecuali jika ada tetangga dermawan yang mengantarkannya sedikit lauk.


Rumah Nenek Yin hanya terdiri dari 3 ruangan beralaskan tanah. Ruang depan sebagi tempat memasak, ruang tengah dengan rak roboh terbuat dari kayu, ruang tidur berbalut kasur dan selembar karpet yang diterima dari salah seorang tetangganya.

Sebelum sakit seperti ini,  Ia mengaku menjadi tukang pembuat kasur untuk dijual. Hidupnya mandiri meskipun hidup tanpa siapa-siapa.


Namun dengan kondisi seperti sekarang ini, Ia hampir putus asa menjalani hidup dengan keterbatasan bergerak dan pendengaran yang mulai berkurang, tak ada harapan lain selain dari hasil menjual buah pisang yang ditanam di halaman rumahnya.


Ketua LKS Tambora, Boy Irawan yang mendatangi Nenek Yin waktu itu berharap agar penyakit yang dideritanya segera sembuh agar bisa beraktivitas dengan lancar meski di usianya yang sudah cukup tua.


Ia juga meminta supaya semua elemen bergerak bersama untuk membantu Nenek Yin yang memang layak untuk diperhatikan.


"Besar harapan saya agar pemerintah Provinsi maupun Kabupaten untuk lebih memprioritaskan masyarakat yang seperti ini, jika banyak lansia tidak dapat bantuan terkendala identitas maka saya pikir mereka yang memiliki indentitas seharusnya akan dengan mudah mendapatkan bansos. Agar keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia benar-benar terealisasi di negeri ini," tutupnya. (SN)

×
Berita Terbaru Update