Notification

×

Iklan

Iklan

Penanganan Kasus Kekerasan Terhadap Anak Harus Mengakar dan Ilmiah

Wednesday, May 5, 2021 | May 05, 2021 WIB Last Updated 2021-05-05T14:34:59Z

Foto: Wakil Gubernur NTB Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalillah, saat menerima audiensi Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Provinsi NTB di Aula Pendopo di Aula Pendopo Wagub. 

 

Mataram, Selaparangnews.com - Tingginya kasus kekerasan pada anak menjadi atensi serius Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Karena itu, Wakil Gubernur NTB Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalillah mengatakan, untuk menuntaskan kasus kekerasan terhadap anak, maka penanganannya harus langsung menuju ke akar masalah.


Selain itu, kata Wagub, sosialisasi terkait upaya penyelesaian permasalahan kekerasan pada anak itu juga perlu dilakukan secara massif, di samping terus  berupaya menemukan akar permasalahanya secara ilmiah.


“Saya ingin kita menyelesaikan masalah dengan secara ilmiah, jangan hanya covernya saja yang heboh, tetapi akar masalahnya juga harus  diperhatikan sebaik mungkin, bisa langsung ditinjau kepada Desa tempat kasus tersebut berasal,” tutur Umi Rohmi saat menerima audiensi Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Provinsi NTB yang berlangsung di Aula Pendopo. Rabu, 05/05/2021.


Umi Rohmi juga menuturkan bahwa edukasi yang paling efektif di masyarakat dapat dilakukan melalui posyandu, khutbah masjid dan sekolah yang dapat dikemas semenarik mungkin.


“Buat edukasi yang menarik, sehingga itu akan membuat efektif. Kalua misalnya tentang perlindungan anak yang ditayangkan sebuah video bagaimana cara memperlakukan anak dengan baik,” jelasnya.


Sementara itu,  Ketua Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Provinsi NTB, Sahan, S.H., mengungkapkan bahwa pihaknya akan terus bersinergi dengan pemerintah dalam menanggulangi kekerasan pada anak. Diantaranya adalah dengan membentuk berbagai program-program seperti Peraturan Desa tentang Pencegahan Pernikahan Anak di Kabupaten Lombok Utara (KLU).


Selain itu, juga dibentuk Forum Anak bersama dengan Lembaga Perlindungan Desa yang bertujuan untuk memberikan ruang pada anak untuk saling membaur dalam interaksi yang positif. Seperti pada tahun 2019 dibangun pondok ceria sebagai pemulihan psikis jiwa anak- anak yang didirikan pada 20 titik.


“Penguatan kapasitas anak dan keluarga dimana pada masing-masing dusun terus berjalan, di sana ada posyandu keluarga, kemudian kami berdayakan dengan adanya khutbah jumat, dimana LPA menyiapkan 24 judul khutbah jumat tentang kekerasan anak,” jelas Sahnan. (SN)

×
Berita Terbaru Update