Notification

×

Iklan

Iklan

Ponpes Thohir Yasin Lendang Nangka Launching Ritel Modern & Kartu Edu Smart Santri

Thursday, November 11, 2021 | November 11, 2021 WIB Last Updated 2021-11-10T17:00:58Z

Mudir 'Am Ponpes Thohir Yasin, Almukarram TGH. Ismail Thohir menunjukkan kartu Edu Smart Amanah Santri yang baru diluncurkan

 

Lombok Timur, Selaparangnews.com - Pondok Pesantren Thohir Yasin Lendang Nangka, Kecamatan Masbagik, Kabupaten Lombok Timur, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) tak henti-hentinya membuat terobosan baru dalam rangka memberikan fasilitas dan kemudahan bagi santri.


Pada Rabu, 10 November 2021, dihadiri oleh belasan pejabat Pemerintahan, baik yang ada di Provinsi maupun Kabupaten, Ponpes Thohir Yasin secara resmi melaunching Ritel Modern bernama Thohir Yasin Mart dan Kartu Edu Smart Amanah Santri.


Ahmad Patoni, M. Pd. selaku Direktur Thohir Yasin Mart menjelaskan bahwa pendirian Thohir Yasin Mart itu berangkat dari amanah Mudir 'Am Ponpes Thohir Yasin, yakni Almukarram TGH. Ismail Thohir yang menunjuknya bersama pengurus lain untuk mengelola Koperasi.


Akan tetapi, kata dia, setelah melakukan beberapa kajian, ternyata Lembaga sosial seperti Ponpes tidak bisa membuat Koperasi, melainkan harus berbentuk kolektif. Karena itulah, kata pria yang akrab disapa Ustadz Patoni, hal itu tidak bisa diwujudkan.


Namun demikian, lanjutnya, karena memang cita-cita Almukarram TGH. Ismail Thohir ingin mendirikan satu buah ritel modern di pondok, maka dengan kerja keras dan keikhlasan para pengurus, serta do'a pimpinan Ponpes hal itu bisa terwujud saat ini.


"Jika banyak yang menolak kehadiran Ritel modern, seperti indomaret dan alfamart di Lombok Timur, justru di Thohir Yasin ini Santri didorong untuk mendirikan, maka terbentuklah Thohir Yasin Mart," ucapnya. Rabu, 10/11/2021.


Dalam hemat Ustadz Patoni, pendirian Thohir Yasin Mart tersebut cukup mudah dilakukan di Ponpes Thohir Yasin, di mana hal itu sangat kontras dengan upaya pendirian Ritel modern seperti BUMDes Mart atau Ritel modern secara umum oleh pemerintah.


Menurutnya, intinya sebenarnya ada pada kebijakan pimpinan. Di Thohir Yasin, lanjut dia, Pimpinan memberikan kepercayaan penuh kepada pengelola. "Hal itu jarang sekali terjadi ada pimpinan menerima kewenangan  penuh kepada pengelola," jelasnya.


Selain masalah kepercayaan, yang kerap kali jadi penghalang dalam membangun usaha Ritel modern ataupun usaha-usaha lainnya ialah soal modal. Ia sendiri mengakui bahwa pada awalnya pesimis akan mampu mendirikan Thohir Yasin Mart tersebut, mengingat minimnya modal. Akan tetapi, setelah diyakinkan oleh Almukarram untuk memulainya, maka Ia percaya bahwa Tuhan tidak akan tinggal diam.


"Almukarram itu mendidik kami, jangan pernah tanya ada atau tidak ada uangnya, kerjakan saja dulu, kalau kamu ikhlas InsyaAllah Allah akan memberikan jalan untuk perjuangan kita," kata Ustadz Patoni mengulang nasehat TGH. Ismail Thohir tersebut.


Sementara mengenai Kartu Smart Amanah Santri yang juga dilaunching pada kesempatan tersebut. Ahmad Patoni menjelaskan bahwa hal itu juga berangkat dari keresahan Almukarram TGH. Ismail Thohir terhadap para Santri yang kerap kehilangan uang.


"Saya masih ingat betul kata-kata beliau waktu itu, bagaimana solusinya," ujarnya.


Pada awalnya, kata dia, solusi untuk itu ialah dengan menggunakan kupon karena saat itu jumlah Santri masih sedikit. Akan tetapi, melihat pertumbuhan jumat Santri yang begitu tinggi, maka metode itu tidak lagi bisa digunakan, bahkan akan menjadi masalah baru di pondok.


Melihat hal itu, akhirnya Ia dan para pengurus pondok kembali memeras otak mencari solusi untuk mengatasi persoalan tersebut.


Dan alhasil, kata Ustadz Patoni, pada tahun 2017 lalu muncul sebuah gagasan untuk membuat sebuah Smart Card yang bersifat integratif, di mana di dalamnya terdapat absensi sekaligus menjadi E-Wallet (Dompet Elektronik -red) bagi para Santri.


Menindaklanjuti hal itu, pihaknya kemudian berkeliling ke lembaga-lembaga perbankan yang ada di Lombok Timur untuk menyampaikan gagasan tersebut. 


Dan dari sekian lembaga perbankan yang sempat ditemui, kata Ustadz Patoni, hanya Bank NTB Syari'ah Cabang Selong yang serius menindaklanjutinya.


"Dari sekian lembaga perbankan itu, alhamdulillah hanya Bank NTB syari'ah yang ada di cabang Selong yang menindaklanjutinya," kata dia.


Menurutnya, kemungkinan hal itu terjadi karena dianggap mengada-ngada lantaran meminta Kartu ATM yang bisa dipakai berbelanja dijadikan satu dengan kartu Santri, sehingga keuangan Santri bisa dikontrol dan dipantau oleh walinya melalui aplikasi. 


"Nanti akan kelihatan semua dari aplikasi di HP untuk apa saja uang yang ditransfer ke kartu tersebut," jelasnya.


Sesi Pemotongan Pita Thohir Yasin Mart


Sementara itu, Kepala Bank NTB Syari'ah yang diwakili General Manager Divisi Dana dan Jasa, Lalu Purnawan mengaku bersyukur dan berbangga telah diajak bekerjasama oleh Ponpes Thohir Yasin dalam program Kartu Edu Smart bagi para Santri.


Sebenarnya, kata dia, kerja sama Ponpes Thohir Yasin dengan Bank NTB syari'ah sudah terjalin cukup lama serta tidak hanya dalam program Kartu Edu Smart itu saja, melainkan juga dalam Program-program lainnya. 



Ia menjelaskan bahwa terobosan yang dibuat ini, tidak lain ialah semata-mata untuk membantu lembaga dalam memberikan pelayanan yang lebih baik, efisien dan efektif di tengah perkembangan pesat teknologi.


Selain itu, kata Lalu Purnawan, Kartu Edu Smart Santri ini juga dibuat untuk menguatkan reputasi Ponpes sebagai lembaga pendidikan keagamaan yang mengusung jargon Smart School berbasis teknologi yang memudahkan pihak pondok maupun wali Santri untuk melakukan monitoring secara transparan.


Hal ini juga, lanjutnya, sesuai dan bahkan telah mendukung program pemerintah yang mendorong transaksi non tunai (Cashless -red) yang bersifat ekslusif dan terbuka.


"Itulah sebagian dari banyaknya manfaat yang bisa didapatkan dari kartu Edu Smart ini," pungkasnya. (Yns)

×
Berita Terbaru Update