Mukmin Sasaka, Tokoh Muda Selatan |
Kata Mukmin, keberadaan pengembala dan ribuan kerbau di hutan Sekaroh akhir-akhir ini menyedihkan pasca pihak perusahaan tidak lagi memberikan kerbau masuk di wilayah hutan tersebut.
Bahkan, kata dia, kerbau tersebut sudah mulai mengalami sakit-sakitan serta ada juga yang sudah mati akibat kelaparan yang disebabkan oleh aktivitas pengembalaan dan menyabit rumput yang tidak lagi diberikan oleh pihak PT ESL.
"Saat ini pengembala kerbau di wilayah Sekaroh itu sudah memprihatinkan, tentu ini memancing reaksi dari berbagai pihak, terutama Aktivis dan LSM," ujarnya melalui keterangan tertulis yang diterima media ini. Minggu, 30/01/2021.
Mukmin menilai bahwa PT. ESL belum serius menggarap wilayah hutan Sekaroh. Karena itu menurutnya, mereka tidak berhak mengusir pengembala kerbau di wilayah hutan tersebut.
Pada dasarnya, kata Mukmin, kehadiran investor di sebuah wilayah atau daerah tiada lain ialah untuk mensejahterakan rakyat. Namun, lanjutnya, jika pada akhirnya kehadiran investor atau perusahaan itu ternyata malah merugikan dan menyengsarakan rakyat maka sebaiknya investor itu diusir saja.
Ia atas nama tokoh muda selatan meminta supaya PT. ESL untuk tidak melakukan pengusiran terhadap para pengembala.
"Mereka harusnya memberikan pengembala untuk menggembala dan menyabit rumput di wilayah itu," sambungnya.
Apalagi dalam hemat dia, selama hampir 10 tahun lebih PT ESL mendapatkan ijin untuk menggarap wilayah hutan Sekaroh namun tidak ada aktivitas pembangunan sampai sekarang.
"Keseriusan PT ESL ini sebagai investor juga harus dipertanyakan, masak sudah bertahun-tahun kegiatan yang dilaporkan hanya penanaman pohon saja," ketusnya. (SN)