Notification

×

Iklan

Iklan

Bung Hatta: Buku Bangsa Indonesia Yang Tak Habis Dibaca

Sunday, August 14, 2022 | August 14, 2022 WIB Last Updated 2022-08-14T03:20:03Z

Mohammad Hatta

Lombok Timur, Selaparangnews.com - Barangkali tidak terlalu berlebihan mengibaratkan Bung Hatta karya besar bangsa Indonesia di mana kedalaman khazanahnya nyaris tak mungkin habis tuk diselami.


Telah banyak kajian dan buku yang lahir dari para intelektual dan cerdik pandai negeri ini terkait sepak terjang Bung Hatta. Salah satu Bapak Proklamator dan Founding Father Bangsa itu juga telah menginspirasi banyak orang melalui karya dan kisah hidupnya. 


Salah satu inspirasi itu dipaparkan Qori’ Bayyinaturrosyi, Direktur Wisata Pantai Sunrise Land Lombok yang kini mencoba mengembangkan wisata pantai berbasis literasi di Dusun Montong Meong, Desa Labuhan Haji, Lombok Timur. 


"Menurut saya, Bung Hatta adalah paket lengkap sebagai seorang negarawan yang jujur, lugu, cerdas, sederhana, dan daftar ini masih bisa kita buat lebih panjang," kata Qori saat diminta menjadi narasumber dalam acara webinar peluncuran buku karya lengkap Bung Hatta jilid 8 dan peresmian Wisata Literasi Sunrise Land Lombok pada Jum'at lalu secara online via Zoom. 


Founder Infinity Bookstore ini melanjutkan bahwa Bung Hatta merupakan pembaca dan penulis kelas berat, bahkan mungkin Bung Hatta adalah satu-satunya Wakil Presiden di Dunia yang menulis Buku Filsafat berjudul "Alam Pikir Yunani", padahal menurut sebagian orang filsafat merupakan disiplin ilmu yang cukup berat dan ketat. 


Selain itu, kata Qori, Bung Hatta benar-benar menunjukkan arti dari kedewasaan sebagai intelektual. Ia mencontohkannya dengan pandangan Bung Hatta yang mengkritik Marxisme, namun tak menganggap pemikiran 'kiri' tidak berguna sama sekali. 


"Kita tahu Ia (Bung Hatta -red) berkunjung ke Skandinavia, dan dari situ Ia memperoleh inspirasi perihal koperasi," jelasnya.


Hari ini, tandas Qori, semangat Bung Hatta itu bisa diejawantahkan dalam usaha-usaha masyarakat, milik kelompok, bukan individu, seperti yang tengah diupayakan di Sunrise Land Lombok. 


Usaha-usaha masyarakat seperti SLL, lanjutnya, memerlukan pojok literasi karena bisa mencerdaskan. Jadi, simpulnya, upaya semacam itu seperti sekali mendayung dua tiga pulau terlampaui. Orang-orang bisa berwisata, meningkatkan wawasan dengan membaca, dan membawa manfaat kepada SLL. 


"Sebagai contohnya, jika pengunjung literasinya meningkat, bahkan menginternalisasi pengetahuan yang mereka dapat dari membaca, maka SLL tidak perlu membuat plang atau memberikan pengumuman arti penting kebersihan di destinasi wisata," pungkasnya. (SN) 


×
Berita Terbaru Update