Notification

×

Iklan

Iklan

Makna Filosofis Ritual Bubur Putiq Bagi Warga Songak

Tuesday, August 9, 2022 | August 09, 2022 WIB Last Updated 2022-08-08T17:48:15Z

Ritual Bubur Putiq di Masjid Tua Songak, Kecamatan Sakra, Kabupaten Lombok Timur

Lombok Timur  Selaparangnews.com - Warga Songak, Kecamatan Sakra, Kabupaten Lombok Timur menggelar Ritual Bubur Putiq, pada Senin, 08 Agustus 2022.


Ritual ini biasanya dilaksanakan antara tanggal 1 hingga 10 Muharram dalam kabisat penanggalan Islam. Tradisi ini masih bisa dijumpai hingga sekarang. Salah satunya di Desa Songak. 


Sebagimana dituturkan Rof'il Khaerudin, Wakil Ketua Lembaga Adat Darmajagat Songak bahwa dalam ajaran agama Islam, sepuluh hari bulan Muharam memiliki banyak keutamaan di antaranya berpuasa dan menyantuni anak yatim.


"Dari pandangan budaya, ritual ini dimaknai sebagai pengingat proses penciptaan manusia," terang Rof'il, saat memberikan penjelasan mengenai ritus tersebut di Masigit Bengan (Masjid Lama -red).


Ritual semacam itu masih banyak dijumpai di Lombok. Meskipun secara lahiriah menggunakan pakaian dengan ciri khas sasak, tapi oleh masyarakat Lombok nilai tradisi itu mempedomani tuntunan ajaran Islam, seperti Nash Al-quran dan juga dari kisah perjalanan para Nabi.


Bagi warga Songak, terangnya, ritual ini  berdasarkan firman Allah dalam Al quran, surat At Thariq yang memrintahkan manusia untuk merenungi asal muasalnya yang tercipta dari setetes air mani. 


Bahkan dalam ayat itu, kata dia, disebutkan bahwa manusia diingatkan oleh sang Pencipta bahwa Ia tercipta dari air yang hina dina.


Sementara berdasarkan sejarah para nabi, lanjut Rof'il, bisa dilihat dalam beberapa kisah para nabi, pertama kisah Nabi Adam Alaihis Salam yang bertobat dari dosa-dosanya kemudian Allah mengampuninya. Kedua, disaat  Kapal Nabi Nuh  berlabuh di bukit Zuhdi dengan selamat, setelah dunia dilanda banjir yang menghanyutkan dan membinasakan. 


"Seusai berlayar, Nabi Nuh AS beserta umatnya kehabisan bekal. Mereka menemukan makanan berupa umbi-umbian dan biji-bijian, Akan terapi, jumlah makanan tersebut tak mencukupi, lantaran banyak umat yang selamat pada saat itu. Oleh karena itu, Nabi membuat bubur agar semua bisa menikmatinya," jelasnya sembari mengatakan bahwa makanan yang disuguhkan dalam ritual bubur Putiq juga dicampur dengan biji-bijian. 


Ketiga, sambungnya, selamatnya Nabi Ibrahim Alaihis Salam dari siksa Namrud, berupa api yang membakar. Keempat, Nabi Yusuf Alaihis Salam dibebaskan dari penjara Mesir karena terkena fitnah. Dan yang kelima ialah  Nabi Yunus Alaihis Salam yang selamat, keluar dari perut ikan hiu. 


Dasar lainnya yakni yang Keenam, Nabi Ayyub Alaihis Salam disembuhkan Allah dari penyakitnya. Ketujuh, Nabi Musa Alaihis Salam dan umatnya kaum Bani Israil, selamat dari pengejaran Fir’aun di Laut Merah. 


"Kala itu bersama umatnya yang berjumlah sekitar lima ratus ribu orang selamat memasuki gurun Sinai untuk kembali ke tanah leluhur mereka. Dan tanggal 10 Muharram, Nabi Muhammad membelah bulan,"


"Dasar lainnya dari kisah Nabi Nuh saat menyelamatkan umatnya dengan membuat kapal. Benda itu dibuat lantaran azab Allah akan turun berupa banjir yang sangat besar," paparnya sembari menjelaskan bahwa dari perspektif ilmu kesehatan, jenis seperti umbi-umbian dan biji-bijian ini memiliki kandungan yang dari situlah air mani ada.


Ia menjelaskan, jika dulu semua bahannya terbuat dari umbi-umbian dan biji-bijian. Namun saat ini, lantaran keduanya sudah menipis maka kedua jenis bahan itu hanya menjadi syarat dan dicampur dengan tepung beras.


"Dari situlah pondasi awalnya, bahan dasar tepung beras dicampur dengan umbi-umbian dan biji-bijian," ucapnya


Pria yang karib Rof'il menjelaskan, pandangan lain dalam perspektif budaya, Muharam diibaratkan titik awal kelahiran Nabi Muhammad. Dalam bulan itu, Nabi masih dalam bentuk air mani yang terpancarkan ke dalam rahim.

 

Kemudian, bulan dua dalam kalender Islam yakni Safar. Di bulan ini nantinya akan dilaksanakan ritual Bubur Beaq, yang berarti telah menjadi darah. Lalu di bulan Rabi'ul Awal atau yang dikenal dengan Maulid. Di bulan ini lazim diketahui sebagai bulan kelahiran Nabi.


"Jadi dasarnya itu, agar kita ingat dari mana kita lahir. Kita lahir itu dari air mani yang dalam ayat Alquran disebut air hina," ucapnya.


Ia pun membeberkan alasan kenapa memperingati proses penciptaan. Ini agar manusia tak sombong dan menjadi "tuhan" baru di bumi. (SN)

×
Berita Terbaru Update