Notification

×

Iklan

Iklan

Pesantren Luhur Baitul Hikmah Malang Kembali Terbitkan Buku di Ulang Tahun ke 11

Friday, December 16, 2022 | December 16, 2022 WIB Last Updated 2022-12-15T18:38:28Z

Kiai Ach. Dhofir Zuhry, Pengasuh Pesantren Luhur Baitul Hikmah Malang bersama sejumlah Santri menunjukkan buku yang diterbitkan di ulang tahun Pesantren yang ke 11

SELAPARANGNEWS.COM - Pesantren Luhur Baitul Hikmah Kepanjen, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur kembali menerbitkan sejumlah buku sebagai Kado Ulang Tahun Pesantren yang ke 11.

Peringatan "hilang tahun" kali ini digelar ketika Piala Dunia Qatar 2002 memasuki fase knock-out, ketika kawasan metropolitan Helsinki di semenanjung Utara Eropa dan negara-negara dekat laut Baltik menyambut berakhirnya musim gugur, ketika di jantung kota-kota besar menyelenggarakan pameran buku kelas dunia, seperti Frankfurt Book Fair, London Book Fair, Gothenburg Book Fair, Abu Dhabi International Book Fair, Hay-on-Wye, dan Cape Town Book Fair.

Difan sebagai Lurah Pondok terpilih mengatakan, peringatan "hilang tahun" (Demikian istilah yang digunakan para santri -red) tersebut mulanya akan dihelat beberapa bulan lalu. Namun karena satu dan lain hal acara tersebut diundur hingga Desember 2022 ini. 

Menerbitkan buku, kata Difan, adalah tradisi yang harus terus dirawat dalam setiap perayaan hilang tahun di Pesantren Luhur Baitul Hikmah. "Kalau tidak ada buku, tak perlu hilang tahun," tegas Difan. Jum'at, (16/12/2022).


Sepekan sebelum acara puncak pada 10 Desember 2022 lalu, ujarnya, buku-buku karya para santri yang diterbitkan itu telah dibedah satu persatu oleh para ahli. 

Adapun karya-karya yang dibedah dalam perayaan ini, sambungnya, ialah kumpulan cerpen Pelukis Cermin: Refleksi dan Pencarian Makna Hidup, Hadistsuna: Panduan Belajar Ilmu Hadits, Meditasi Falsafi, dan terjemahan Falsafatuna. 

"Yang terakhir ini sebagai koreksi atas dua terjemahan Falsafatuna Karya Syaikh Baqir Sadr terbitan Mizan dan Rausyan Fikr," imbuhnya sembari mengatakan bahwa Peringatan hilang tahun kali ini bertema "Bhinneka Tunggal Do'a. 

Di acara puncak pada hari Sabtu lalu, lanjut Difan, dirangkai dengan penampilan video perjalanan Pesantren Luhur Baitul Hikmah dan Sekolah Tinggi Filsafat (STF) Al-Farabi hasil garapan Luhurian Research and Media. 

Rangkaian acara ulang tahun pesantren ini juga diramaikan dengan ngobrol literasi dan penerbitan buku bersama editor senior dan marketing Elex Media Komputindo, Kompas Gramedia Paulus Eko Nugroho dan Budiyana. 

"Hal itu untuk semakin memperkaya wawasan para santri dalam meningkatkan mutu karya-karya berikutnya," ucap Difan. 

Selain itu, sambungnya, peringatan Hilang Tahun ke 11 juga diramaikan dengan berbagai kegiatan lain, seperti lantunan bait-bait solawat dari santri TPQ Pesantren, serah terima jabatan dari lurah Pesantren yang lama ke yang baru, pesan dan kesan dari alumni dan dewan asatidz, serta reuni alumni dan ramah-tamah. 

"Sebenarnya hilang tahun tidaklah terlalu penting, sebab yang jauh lebih penting adalah peran dan sumbangsih pesantren bagi keindonesiaan dan keislaman melalui para alumninya," tandasnya. 

"Dari pesantren kecil di Malang Selatan ini, di tengah hiruk-pikuk Piala Dunia Qatar 2022, di tengah gelegak pembangunan Indonesia, di tengah mundurnya literasi dan minat baca kebanyakan milenial, kita patut bersyukur masih ada generasi muda yang memilih jalan sunyi, menghasrati pengetahuan dan kebijaksanaan," pungkasnya.

Sementara itu, Pengasuh Pesantren Luhur Baitul Hikmah Malang Kiai Ach. Dhofir Zuhry memberikan saran agar memilih Pesantren sebagai teman mendidik anak. 

Apa sebab? Pasalnya menurut Kiai Muda yang akrab disapa Gus Dhofir tersebut, dari dulu hingga kini, para santrilah yang membangun sekaligus menjaga agama dan negara,

"Kalau punya anak cerdas dimondokkan saja, sebab dari dulu hingga kini, para santrilah yang membangun sekaligus menjaga agama dan negara, jangan pesantren cuma dititipi anak-anak buangan yang tidak diterima belajar di sekolah-sekolah favorit, ini salah," tegasnya. 


Salah satu Alumni Pesantren yang merupakan santri pertama sekaligus orang yang turut membersamai pengasuh Pondok dalam perjalanan berdirinya Pesantren Luhur Baitul Hikmah dan STF Al-Farabi Yatimul Ainun menyarankan supaya menulis rekam jejak dan perjalanan pesantren dalam membentuk tradisi ilmiah di Kabupaten Malang. 

Menurutnya, Pesantren Luhur Baitul Hikmah adalah miniatur Indonesia, karena latar belakang santri yang berasal dari berbagai tempat.

"Pondok ini juga unik karena mempelajari filsafat dan pemikiran," tukas Yatimul Ainun seraya berkata bahwa Ikatan antar alumni dan santri, sudah saatnya dibangun demi pembangunan dan pengembangan pesantren di masa yang akan datang. (SN) 
×
Berita Terbaru Update