Notification

×

Iklan

Iklan

Evakuasi Pendaki WNA Asal Brasil di Rinjani Terkendala Medan Ekstrem, Opsi Helikopter Dipertimbangkan

Senin, 23 Juni 2025 | Juni 23, 2025 WIB Last Updated 2025-06-23T11:50:45Z

Proses Evakuasi Pendaki WNA perempuan asal Brazil yang jatuh di Rinjani

SELAPARANGNEWS.COM - Proses evakuasi terhadap pendaki warga negara asing (WNA) asal Brasil berinisial JDSP (27) yang terjatuh di tebing sekitar Cemara Nunggal, jalur menuju puncak Gunung Rinjani, masih terus dilakukan oleh Tim Gabungan.


Kepala Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR) Arman menjelaskan bahwa pada pukul 06.30 Wita, posisi korban berhasil terpantau menggunakan drone, dalam keadaan tersangkut di tebing batu pada kedalaman sekitar 500 meter. Secara visual, korban tidak menunjukkan gerakan.

"Dua personel rescue telah diturunkan untuk menjangkau lokasi dan mengecek kemungkinan pembuatan anchor kedua di kedalaman sekitar 350 meter. Namun, medan tebing yang memiliki dua overhang besar membuat pemasangan anchor tidak memungkinkan. Tim harus melakukan climbing manual untuk bisa mendekati korban," terang Arman.

Proses evakuasi ini menghadapi tantangan berat berupa medan yang ekstrem, tebing curam, serta kondisi cuaca yang tidak menentu. Kabut tebal mempersempit jarak pandang dan meningkatkan risiko kecelakaan. Dengan pertimbangan keselamatan, tim rescue ditarik sementara ke posisi aman.

Pada pukul 14.30 WITA, dilakukan rapat evaluasi secara daring (Zoom) yang melibatkan Gubernur NTB. Dalam arahannya, Gubernur mendorong percepatan evakuasi dan membuka opsi penggunaan helikopter, mengingat pentingnya 72 jam pertama atau “golden time” dalam operasi penyelamatan di alam bebas.

Kepala Kantor Basarnas Mataram menjelaskan bahwa secara teknis penggunaan helikopter memungkinkan, asalkan tersedia helikopter dengan spesifikasi hoist (pengangkat) untuk air lifting, serta cuaca memungkinkan. "Cuaca yang berubah sangat cepat menjadi faktor kritis apakah helikopter bisa dikerahkan," tegasnya.

Hingga berita ini ditulis, tim SAR masih bersiaga penuh dan berkomitmen untuk melanjutkan upaya terbaik dalam penyelamatan korban. "Keselamatan adalah prioritas. Kita harus menghormati alam dan tidak memaksakan manuver yang berisiko tinggi," ujar Arman.

Proses evakuasi JDSP menjadi perhatian luas dan menunjukkan betapa kompleksnya operasi penyelamatan di medan pegunungan tinggi seperti Rinjani. (Yns) 
×
Berita Terbaru Update