Notification

×

Iklan

Iklan

Jejak Langkah Anak Kampung: TNI Pertama Dari Teko Lulusan Pondok Pesantren Al-Chalil Tontong Suit

Jumat, 18 Juli 2025 | Juli 18, 2025 WIB Last Updated 2025-07-18T03:16:28Z

M. Taufikurrahman

SELAPARANGNEWS.COM - Di balik hamparan sawah yang hijau dan Desa kecil yang sunyi, Desa Teko menyimpan sebuah cerita inspiratif yang layak dijadikan teladan. Untuk pertama kalinya dalam sejarah Desa tersebut, lahir seorang anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI) dari keluarga peternak, petani sederhana. 


Sosok itu adalah M. Taufikurrahman, pemuda asli Teko yang juga merupakan lulusan Pondok Pesantren Diniyah Jami Al-Cholil Tontong Suit. Kisah hidupnya adalah gambaran nyata tentang perjuangan, ketekunan, dan kekuatan mimpi seorang anak kampung. 

Sebutan sehari-hari di kampung adalah Opik. Opik ini anak bungsu dari pasangan peternak dan petani sederhana yakni Bapak Mahrun dan Ibu Selama. Sejak kecil terbiasa membantu orang tua di sawah, memikul hasil panen, dan merasakan beratnya hidup di Desa. 

Namun di balik itu, ia juga dikenal sebagai santri yang Tekun di Pondok Pesantren Diniyah Jami Al-Cholil Tontong Suit. Selama bertahun-tahun, Opik belajar Al-Quran, kitab kuning, serta disiplin ilmu agama lainnya.

Namun, Opik memiliki cita-cita besar: ingin mengabdi kepada negara, membawa nama baik orang tuanya, dan membuktikan bahwa anak kampung dan santri juga bisa berkontribusi di garis depan pertahanan negara. 

Dengan tekad kuat, ia mengikuti seleksi TNI. Bukan jalan yang mudah, karena persaingan ketat dan keterbatasan fasilitas latihan. Berbekal doa dari orang tua dan bimbingan dari guru-gurunya di pesantren, Opik akhirnya LULUS dan resmi menjadi anggota TNI AD.

Kisahnya menjadi inspirasi tersendiri bagi warga Desa Teko. Anak-anak muda yang sebelumnya hanya bercita-cita menjadi petani dan peternak mulai berani bermimpi lebih. 

Kehadiran opik sebagai TNI AD pertama di Desa bukan hanya sekadar kebanggaan, tapi juga bukti nyata bahwa latar belakang keluarga bukan penghalang untuk meraih cita-cita tinggi. Ini adalah bukti nyata bahwa pesantren bisa melahirkan kader-kader bangsa yang bukan hanya alim, tetapi juga tangguh. Semoga semakin banyak santri mengikuti jejaknya si opik.

Opik tidak pernah melupakan asal-usul pendidikannya, yang pernah belajar di Pondok Pesantren Diniyah Jami Al-Cholil Tontong Suit, bertemu dengan para guru, menyapa adik-adik kelasnya, dan memberikan motivasi serta menjadi pelatih ekstrakurikuler Pramuka secara intens. 

Opik pernah berpesan kepada santri bahwa: "Saya berdiri di sini bukan karena hebat saya, tapi karena Allah mengizinkan. Doa orang tua, para guru, dan kerja keras serta istiqomah adalah kunci. Jangan pernah malu menjadi anak peternak, jangan pernah malu menjadi santri. Semua itu adalah kehormatan."

Jejak langkah Opik adalah cerita tentang mimpi yang menjadi kenyataan. Dari lumpur sawah ke barisan prajurit TNI AD. Sebuah kisah yang membuktikan bahwa dengan keyakinan, doa, dan kerja keras, tidak ada yang mustahil. 

Kini tercatat sebagai sejarah bagi Desa Teko dan Pondok Pesantren Diniyah Jami Al-Cholil Tontong Suit. Menjadi simbol bahwa dari Desa kecil, dari tangan yang dulu memegang sabit dan kitab, bisa lahir seorang prajurit yang membela negara dengan iman dan ilmu. (SN) 
×
Berita Terbaru Update