Notification

×

Iklan

Iklan

Aksi Dugem Pendaki di Savana Propok, Disayangkan Banyak Pihak

Tuesday, August 4, 2020 | August 04, 2020 WIB Last Updated 2021-04-15T10:39:36Z
Foto: Screenshot dari video amatir salah satu pendaki Bukit Savana Propok (2/8) diupload oleh akun youtube bernama ngeno ngene

Lombok Timur, Selaparangnews.com – Beredarnya video para pendaki di Bukti Savana Propok, Kecamatan Wanasaba, Lombok Timur yang melakukan aksi joget bersama membuat jagat dunia maya heboh. “Itu terjadi pada malam minggu (1/8) sekitar jam 21:00 WITA,” terang Chandra Susanto selaku pengelola Bukti Savana Propok melalui jaringan telpon. Selasa, (04/08/2020)

Banyaknya komentar-komentar netizen yang bernada mengujat dan mencaci maki para pendaki yang melakukan dugem pada malam tersebut sangat di sayangkan oleh pihak pengelola. Chandra menjelaskan, hal seperti itu tidak sepatutnya dilakukan di bukit, “Petugas kami dua orang sudah menegur, tapi tidak diindahkan,” jelasnya.

Parahnya, pendaki yang melakukan aksi dugem tersebut sudah diingatkan oleh petugas setempat, namun mendapat perlawanan oleh salah seorang pendaki.

Adapun jumlah standar orang yang melakukan pendakian ke Bukti Savana Propok maksimal sebanyak 150 orang. Tragisnya, pada malam minggu tersebut hampir 500 orang lebih yang melakukan pendakian.

“Kita kewalahan karena jumlah pendaki yang membeludak pada hari itu,” ungkap Chandra. Selain itu, dipintu registrasi yang resmi saat itu banyak pendaki yang menerobos masuk dan pihak pengelola juga tidak bisa berbuat lebih banyak karena jumlah petugas tidak sebanding dengan para pendaki yang membeludak ingin masuk.

Dari pihak pengelola sendiri tetap mengingatkan pendaki sebelum naik ke bukit agar tetap mentaati peraturan yang ada, “kami sudah breafing pendaki sebelum naik,” tandas Chandra.

Terkait beredarnya informasi penutupan sementara pendakian ke Bukti Savana Propok, ia menerangkan jika penutupan tersebut hanya inisiatif pengelola dan pihak Balai TNGR untuk memperingati pendaki agar tidak mengulang perbuatan yang sama. “Ini bukan penutupan resmi, hanya sebagai warning kepada pendaki agar tidak seperti itu lagi,” jelasnya

Terpisah, salah satu pendaki yang ikut juga pada malam minggu tersebut menungkapkan kekesalannya. “Kita mau menikmati alam, kok mereka malah buat gaduh,” sindir Satrizal Azmi.

Menurut Azmi, perbuatan yang dilakukan oleh mayoritas pendaki pada malam tersebut sangat tidak dibenarkan, sehingga pendaki yang murni menikmati suasana alam, merasa tidak nyaman lagi di bukit. “Kalau bisa jangan meloloskan pendaki yang bawa sound sistem ke atas bukit,” sarannya.

Dikonfirmasi via seluler, M. Rosadi Johari, S.Pd selaku Pecinta Alam Lombok Timur juga sangat menyayangkan sikap para pendaki tersebut, “Itu sudah melanggar etika ketika kita naik bukit,” tuturnya.

Namun ia juga tidak sependapat jika pihak pengelola hanya menyalahkan satu orang saja, karena menurut informasi yang ia dapat dari salah seorang perempuan inisial (IP) yang potonya viral di Medsos, saat itu rata-rata pendaki laki-laki yang berjoget. “lalu kenapa harus mendeskriminasi perempuan (IP),” terangnya.

Dalam hal ini, mantan ketua cabang Oasistala Lotim ini juga tidak menyalahkan posisi perempuan yang viral dengan inisial (IP) tersebut. Akan tetapi lebih dalam lagi, seharusnya netizen harus bijak dalam mengolah informasi sehingga pihak yang dituduh tidak merasa terdzolimi.

“Jangan mengkambing hitamkan pengunjung, tapi pengelola juga harus bisa memperketat regulasi sehingga tidak terjadi hal demikian lagi nantinya,” ringkas Rosadi. (SN-06)
×
Berita Terbaru Update