Notification

×

Iklan

Iklan

Launching Program Echo Green, Pemkab Lombok Timur Ikut Ambil Bagian

Friday, October 16, 2020 | October 16, 2020 WIB Last Updated 2021-04-01T16:58:47Z

Foto: H. M. Juaini Taofik, Sekretaris Daerah Lombok Timur saat memberikan sambutan pada acara launching program Echo Green secara virtual

Jakarta, Selaparangnews.com - Launching program Echo Green yang dilaksanakan pada hari ini (16/10) secara virtual melalui Zoom Meeting memberikan angin segar bagi petani muda dan perempuan di Indonesia, terlebih khusus lagi di wilayah Kabupaten Lombok Timur Nusa Tenggara Barat.

Program Echo Green tersebut didanai oleh Uni Eropa yang merupakan proyek konsorsium dengan Yayasan Penabulu sebagai Koordinator Konsorsium Sistem Hutan Kerakyatan (KpSHK), serta ICCO Cooperation dan Konsili LSM Indonesia sebagai anggota konsorsium.

"Kami di Kabupaten Lombok Timur sangat mengapresiasi program Echo Green ini, karena di Daerah kami sektor pertanian juga menjadi salah satu prioritas pengembangan ke depannya," ujar H. M. Juaini Taofik, Sekretaris Daerah Kabupaten Lombok Timur saat memberikan sambutan secara virtual. Jum'at, 16/10/2020.

Taofik melanjutkan, Sektor pertanian memang masih menjadi prioritas di Lombok Timur yang berdampak langsung baik ke tingkat Nasional, Daerah, ataupun Desa. Adapun sektor pertanian di Lotim menyumbangkan 28% dari total Produk Domsetik Regional Bruto.

Di Lombok Timur sendiri, sambungnya, wilayah Kecamatan yang menjadi garapan program itu nantinya berada di Kecamatan Sembalun, Kecamatan Suela dan Kecamatan Sambelia. Karena wilayah tersebut menjadi salah satu penghasil pertanian terbesar di Kabupaten Lombok Timur.

Karena itulah menurut Taofik, perempuan dan generasi muda di Desa memang harus dimanfaatkan dengan semaksimal mungkin agar meningkatkan nilai tumbuh pada sektor pertanian. Tentunya hal itu dapat diwujudkan jika kapasitas atau kualitas dari petani ditingkatkan.

Ke depannya, kata Taofik, Pemerintah Kabupaten Lombok Timur akan mengupayakan langkah untuk bersinergi dengan seluruh stakeholder dan elemen masyarakat yang terlibat dalam  program Echo Green tersebut.

“Sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Lotim tahun 2018 sampai dengan 2023, pada misi ketiga yakni mengembangkan perekonomian yang bertumpu pada potensi lokal di bidang pertanian, kelautan, pariwisata dan kehutanan” paparnya.

Pada prinsipnya, susul Taofik, program apapun bentuknya selalu membutuhkan tim kerjasama yang baik dengan seluruh elemen masyarakat. Oleh sebab itulah, ia mengajak masyarakat Lombok Timur untuk bergotong royong membangun bersama apapun bentuk program yang baik yang dikembangkan pemerintah, tak terkecuali program Echo Green itu.

"Alone we can do so little, together we can do so much (sendirian kita bisa berbuat sedikit, bersama-sama kita bisa berbuat banyak)," pesan Taofik.

Pada kesempatan tersebut, juga ikut dihadiri oleh Direktur Eksekutif Penabulu Konsorsium Echo Green Eko Komara, yang pada sambutannya menjelaskan bahwa Echo Green merupakan program pendorong ekonomi yang hijau pada sektor perekonomi yang berkelanjutan.

"Ini sebagai wujud nyata untuk menumbuhkan inovasi pertanian oleh kelompok muda dan perempuan," sebutnya.

Dalam pandangannya, Eko menyebut partisipasi pemuda dan perempuan harus dioptimalkan untuk membantu ketahanan pangan. Terlebih lagi, tujuan dari Echo Green yakni salah satunya untuk memberantas kemiskinan secara permanen.

Sementara itu, dari Kementerian Desa dan Transmigrasi RI sangat mendukung program dari Echo Green. Sebab, hal itu salah satu yang menjadi instrumen ketahanan pangan melalui gerakan pemuda.

"Kemendes menjadi bagian yang mensupport gerakan peningkatan peran pemuda dan perempuan pada sistem pertanian berkelanjutan yang ada di Desa," tandas Sammy Leroy Uguy, Direktur Pendayagunaan Sumber Daya Alam dan Teknologi Tepat Guna Kementerian Desa dan Transmigrasi.

Pemuda dan perempuan kata Sammy pada program ini harus ikut serta bertanggungjawab untuk kegiatan pertanian global. Nantinya pada setiap penguatan ketahanan pangan, pembangunan Desa, dan pengolahan masa panen dibutuhkan inovasi yang kreatif dari pemuda.

"Yang tentunya peran tersebut nantinya melalui keputusan desa yang didalamnya harus ikut serta juga pemuda dan perempuan," tuturnya.

Di lain tempat, Direktur Pangan dan Pertanian Deputi Kemaritiman dan Sumber Daya Alam Kementerian Perencanaan dan Pembangunan Nasional RI Anang Noegroho Setyo, memberikan apresiasi yang tinggi kepada penggagas program Echo Green.

"Program ini harus memberikan dampak dan solusi karena para petani kita semkain menua," ucapnya

Hal itu ia utarakan karena melihat kondisi dibeberapa wilayah Indonesia saat ini yang pada sektor pertanian mulai sedikit mengalami pergeseran tren. Untuk itulah, program Echo Green ia harapkan bisa memberikan solusi sistem yang jitu untuk ketahanan pangan.

"Ketahanan pangan kita saat ini membutuhkan sistem yang baik, dan semoga program ini juga menjadi salah satu solusi nantinya," Harap Anang. (fgr)

×
Berita Terbaru Update