Notification

×

Iklan

Iklan

Dewan Lotim Sidak Ke Puskesmas Sikur, Bidan dan Dokter Saling Lempar Kesalahan

Tuesday, November 24, 2020 | November 24, 2020 WIB Last Updated 2021-04-01T15:34:23Z

Foto: ketika Sidak DPRD Lotim ke Pukskesmas Sikur yang langsung dihadiri oleh seluruh jajaran pengurus Puskesmas Sikur di Aula Puskesmas Sikur yang berlokasi di Desa Sikur Selatan, Kecamatan Sikur, Kabupaten Lombok Timur

Lombok Timur, Selaparangnews.com – Akibat dari kesalahan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang dijalankan oleh Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Sikur, dalam menangani pasien Herni Suriyani (36) yang beberapa waktu yang lalu melahirkan dalam ambulance ketika dalam perjalanan dengan tidak didampingi oleh Bidan. Melihat hal itu, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Lombok Timur melakukan Inspeksi Mendadak (Sidak) ke Puskesmas Sikur, Kecamatan Sikur, Lombok Timur. Yang dimana pada proses Sidak tersebut antara Bidan dan Dokter saling melempar kesalaham antar satu dengan lainnya.

Bidan yang menangani pasien Herni yaitu Ni Putu Erawati mengatakan jika yang menyebabkan kejadian fatal tersebut ialah, karena Tim Gugus Covid-19 (TGC) Kecamatan Sikur yang terlambat merespon cepat hasil analisa dari Bidan.

Menurutnya, Bidan di Puskesmas Sikur sudah melayani pasien dengan sebaik-baiknya. Bahkan, tidak pernah membeda-bedakan pasien. Dirinya mengaku pada waktu itu, memang kekurangan Alat Pelindung Diri (APD) di Puskemas Sikur.

Kendati dengan APD seadanya berupa masker saja, namun kata Putu itu tidak menjadikan alasan untuk tidak melakukan pelayanan kepada pasien termasuk pasien Herni, yang pada waktu itu sudah ditanganinya dengan semaksimal mungkin.

Kenyataannya setelah diketahui bahwa Herni dikatakan reaktif, ia harus memberikannya rujukan pada waktu itu. Dan menurutnya, yang menjadi inti persoalan pada waktu perujukan itu yakni  harus menyertakan hasil rapid test, yang mengharuskannya menunda perujukan pasien. "Gara-gara rapid test, itu yang menjadi masalah," imbuhnya.

Disisi lain, dokter Faried Wajdy yang menjadi dokter pada saat itu di Puskesmas Sikur sekaligus ketua TGC Sikur, memberikan jawaban bahwa TGC bukan terlambat merespon dari hasil analisa bidan pada waktu itu.

Akan tetapi, dirinya mengatakan dari pihak Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Raden Soedjono Selong memang mempunyai proses dan prosedur yang lumayan panjang, ketika hasil rapid test menunjukkan hasil reaktif.

Ia membantah bahwa keterlambatan itu disebabkan dari tim TGC yang lalai, namun menurutnya tim TGC bertindak jika pihak RSUD sudah merespon ketersediaan ruang isolasi untuk pasien.

"Kami tunggu dulu dari respon RSUD, barulah kami bisa bertindak lebih lanjut lagi. Makanya kami tunda dulu kemarin, karena memang belum ada respon mengenai ruang tempat isolasi pasien," sebutnya.

Menurutnya tim TGC sudah siap dari awal untuk mengawal pasien, namun karena pihak RSUD juga terlambat merespon terkait dengan ketersediaan ruang isolasi.

Menjawab saling lempar kesalahan antara Bidan dan Dokter tersebut, Rohyatul Aini selaku Kepala Seksi Kesehatan Keluarga Dinas Kesehatan Lombok Timur memberikan penjelasan bahwa, khusus untuk rujukan ibu hamil memang tidak boleh dipersulit.

"Kalau pasiennya itu ibu hamil, terlebih lagi sudah mau melahirkan, itu memang tidak boleh dipersulit," ucapnya.

Namun, lanjutnya, disebabakan karena pasien Herni itu hasilnya reaktif ketika di rapid test. Maka harus dilayani sesuai dengan standar prosedur Covid-19 yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Pusat maupun Daerah.

Dalam hal ini, ia menuturkan bahwa tidak ada yang perlu disalahkan pada kejadian tersebut. Pasalanya, perlu diketahui oleh Bidan ataupun Dokter, jika pasien dalam keadaan darurat maka harus dilayani dengan cepat dan tepat, dengan tidak mengulur-ulur waktu.

Adapun pada Sidak tersebut, turut dihadiri oleh Wakil Ketua Komisi II DPRD Lotim Muliadi Fadil Tohir, Anggota Komisi II H. M. Holidi, Anggota Komisi II Safrudin, Anggota Komisi IV M. Yusri, Kepala Puskesmas Musdikin, S.Kep Ns., Ketua LPSM "Sikur Berkah" Muhammad Fauzan, Anggota LSM LIRA Kartanom, dan Pihak keluarga dari pasien Herni yakni Yana.

Dari pihak Puskesmas Sikur sendiri, Musdikin, S.Kep, Ns selaku Kepala Puskesmas melihat kejadian tersebut meminta maaf kepada pihak keluarga dari pasien Herni, karena mengakui bahwa itu adalah keteledoran Tenaga Kesehatannya. Sebab, menurutnya itu merupakan di luar kendalinya sebagai pucuk pimpinan.

Muliadi pada kesempatan tersebut, menyampaikan jika kejadian pasien Herni bukan hanya selesai dengan permintaan maaf dari pihak Puskesmas Sikur. Hal itu disebabkan, karena kejadian itu menyangkut nyawa manusia yang harus diatensi akar permasalahannya ke depan, agar dapat memberikan solusi.

Lebih lajut lagi, dengan adanya kejadian tersebut, kata ketua DPC PBB Lotim ini kejadian Herni merupakan gambaran kecil dari pelayanan sebagian besar Puskesmas yang ada di Lotim. Ke depan, dengan kejadian tersebut ia akan melakukan rapat khusus untuk membahas terkait dengan pelayanan Puskesmas di Lotim.

"Karena kejadian ini merupakan gambaran kecil dari Puskesmas yang ada di Lotim, maka ke depan kami akan rapatkan hal ini," tandasnya.

Di tempat yang sama, Komisi IV DPRD Lotim Yusri menyesalkan kejadian yang menimpa Herni yang notabenenya sebagai warganya juga. Menurutnya itu bukan merupakan keteledoran tak disengaja, namun lebih cenderung kepada keteledoran yang disengaja dan disadari oleh Nakes di Puskesmas Sikur.

"Bidan kok tidak mendampingi pasien ibu yang hamil, ini kita bukan bicara mengenai SOP lagi, tapi juga berbicara mengenai Hak Asasi Manusia (HAM)," tegasnya. (fgr)

×
Berita Terbaru Update