Notification

×

Iklan

Iklan

Kepsek SMKN 2 Selong Minta Disnaker Lotim Perhatikan Alumni SMK

Wednesday, November 25, 2020 | November 25, 2020 WIB Last Updated 2021-04-01T18:51:38Z

Foto: Hasbi Ahmad, Kepala Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 2 Selong

Lombok Timur, Selaparangnews.com - Kepala Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 2 Selong Hasbi Ahmad, meminta agar Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Lombok Timur lebih serius memperhatikan para alumni-alumni SMK terutama dalam hal prioritas untuk penempatan kerja.

Ia mengatakan hal demikian ketika SMK Negeri 2 Selong melakukan kegiatan Job Matching (lowongan kerja khusus untuk alumni SMK), yang notabenenya memang menjadi leading sektor dari Disnakertrans Lotim. Pasalnya, itu merupakan salah satu instrumen untuk mengurangi pengangguran peserta didik SMK setelah lulus.

"Memang kami akui, bahwa Job Matching ini merupakan leading sektor dari Disnakertrans Lotim," sindirnya. Rabu, 25/11/2020.

Dari segi kacamatannya, yang relevan untuk melakukan Job Matching seharusnya Pemerintah Daerah (Pemda) Lotim dalam hal ini Disnakertrans. Akan tetapi, sampai dengan saat ini dirinya belum melihat keseriusan dari Disnaker untuk melakukan Job Matching tersebut.

Walapun tahun ini Disnakertrans telah melakukan agenda Job Fair, namun menurut Hasbi itu tidak semasif dibandingan dengan pelaksanaan Job Matching dimasing-masing SMK. Mengingat, SMK merupakan tempat mengasah potensi Sumber Daya Manusia (SDM) yang siap pakai, ketika lulus dari dunia pembelajaran.

"Posisi yang strategis memang Job Matching ini harus dilakukan oleh Disnakertrans," ucapnya. Namun sampai dengan saat ini, dirinya sangat menyayangkan pihak Disnakertrans yang belum merespon program Job Matching.

"Sayangnya belum matching dengan Disnaker, kami sebetulnya menyentil Disnaker juga dalam hal ini," sambungnya.

Tak hanya itu, ia juga menyebut salah satu contoh program Bursa Kerja Khusus (BKK) yang dicanangkan dari dulu oleh Disnakertrans, akan tetapi belum terlihat realisasinya sampai dengan saat ini.

Selain itu, terakit dengan jebolan SMK yang siap untuk bekerja setelah lulus itu salah satu dilema yang akan dihadapinya ialah karena di Lotim sendiri belum mempunyai perusahaam besar. Jika dibandingan dengan perusahaan luar Daerah, menurutnya itu sangat jauh.

Karena kalau di luar Dareah, kata Hasbi alumni SMK sebagian besar langsung bekerja di perusahaan-perusahaan besar. Diakuinya, bahwa sebagian besar alumni SMK memang lebih memilih untuk tidak melanjutkan studinya. "Yang lulusan SMK cuman 20% yang melanjutkan," imbuhnya.

Dengan kondisi di Lotim yang kekurangan perusahaan besar, ia menawarkan solusi program yakni Produk Ekspo. Yang ketika muridnya mempunyai produk maka akan dijual ke masyarakat secara langsung.

Bahkan yang lebih kreatif, lanjutnya, pedagang kantin yang berada di sekolahnya juga djjaga oleh murdinya sendiri. Modal dari kantin tersebut nantinya diambil dari bank sekolah, yang kemudian itulah diputar supaya menghasilkan efek positif interprenurship bagi generasi muda lulusan SMK.

"Dengan sistem itu, nantinya perputaran dana hanya di internal sekolah. Bahkan pada saat siswa memegang HP juga bisa dimanfaatkan untuk menjual produk-produk sekolahnya," tuturnya. (fgr)

×
Berita Terbaru Update