Samota merupakan sebuah film semi dokumenter yang
menceritakan potensi, kekayaan, eksotisme dan keindahan wilayah segitiga emas
di Pulau Sumbawa yang dikenal dengan sebutan Samota (Teluk Saleh, Pulau Moyo
dan Gunung Tambora).
Kegiatan nonton bareng yang dirangkai dengan diskusi film
ini, dilaksanakan dalam rangka perayaan HUT Provinsi Nusa Tenggara Barat ke-62
dengan tema, Dari NTB Untuk Indonesia, yang dilaksanakan di Aula Universitas
Nahdlatul Ulama (UNU) NTB pada Jum'at, 18 Desember 2020.
Hadir sebagai narasumber pada acara tersebut di antaranya
ialah Dr. Saleh Ending akademisi UIN Mataram dan Adi Pranajaya selaku sutradara
film Samota, dipandu Muhammad Jayadi Ketua Lakpesdam NU NTB.
Ketua Tanfizdiyah PWNU NTB, Prof. Dr. TGH. Masnun Thahir
dalam sambutannya, mengajak para peserta untuk terus bangga dan cinta kepada NTB
yang menginjak usia ke-62.
“Kebanggaan dan kecintaan kita kepada NTB mari kita
tunjukkan dengan karya dan kreatifitas, salah satunya melalui film, seperti
yang dilakukan oleh Adi Pranajaya” ajaknya. Jum'at,18/12/2020.
Sementara sutradara film Samota, Adi Pranajaya dalam
pemaparannya menjelaskan kebanggaannya dalam membuat film Samota tersebut.
Sebagai putra asal Sumbawa, dia merasa bangga karena dapat
memperkenalkan NTB dengan segala potensi dan keindahannya kepada dunia melalui
film.
Dia berharap dengan ulasan yang tersaji dalam film Samota
itu, dapat mendatangkan ketertarikan dan minat orang luar untuk berinvestasi
dan berkunjung ke NTB.
Dr. Saleh Ending yang juga hadir sebagai pemateri dalam acara
tersebut mengungkapkan kekagumannya terhadap film Samota.
Menurutnya, film Samota telah memberitahukan kepada kita
bahwa NTB memiliki kekayaan alam yang sangat luar biasa.
"Film ini dapat dijadikan sebagai media mendakwahkan
NTB kepada dunia luar, dengan suguhan eksotisme, keindahan, keramahan,
kemahsyuran budaya dan berbagai potensi pertanian, perkebunan, perternakan,
kelautan dan pariwisata, yang membuat orang tertarik untuk datang dan
berinvestasi di NTB," paparnya.
Kegiatan Nobar dan Diskusi film Samota itu merekomendasikan
setidaknya tiga hal. Pertama ialah mendorong pemerintah Provinsi NTB memiliki
konsep dan grand desain pengembangan kawasan Samota sebagai kawasan strategis dan
unggulan.
Dengan menyiapkan tim kerja yang kuat dan profesional,
anggaran yang cukup, infrastruktur yang askses dan dukungan promosi dan
sosialisasi yang interkoneksi online maupun offline.
Kedua, Nahdlatul Ulama meminta kepada pemerintah dalam
ikhtiar pengembangan Samota, senantiasa memperhatikan kelestarian lingkungan,
menjaga kearifan dan nilai-nilai lokal, tidak melakukan modifikasi, eksploitasi
dan industrialisasi berlebihan untuk kepentingan investasi dan pariwisata yang
dapat mengancam ekosistem alam dan manusia di kawasan Samota.
Dan yang ketiga ialah, Nahdlatul Ulama dengan perangkat yang
ada akan hadir dan mendukung setiap upaya yang mendatangkan manfaat dan
kemaslahatan serta tetap kritis pada kegiatan yang mendatangkan mudharat yang
lebih besar bagi Nusa Tenggara Barat, khususnya bagi masyarakat yang ada
dikawasan Samota. (SN-Red)