Lombok Timur, Selaparangnews.com -
Guna meningkatkan kapasitas dan profesionalitas jurnalis dalam melakukan
tugasnya, Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Lombok Timur menggelar
Uji Kompetensi Wartawan (UKW) tingkat Wartawan Muda.
UKW tersebut dilaksanakan di Hotel
Grand Orry Desa Tete Batu Selatan, Kecamatan Sikur, Kabupaten Lombok Timur.
Dimulai dari tanggal 11 hingga tanggal 12 Desember 2020.
Ketua panitia UKW, Hasanah Efendi
menyebutkan bahwa UKW tersebut merupakan UKW perdana yang dilakukan di Lombok
Timur. Sementara di Nusa Tenggara Barat
(NTB), lanjutnya, kurang-lebih baru sekitar empat kali.
Pria yang akrab dipanggil Hasfen
itu menyebutkan bahwa UKW tersebut diikuti oleh 18 jurnalis yang dinilai sudah memenuhi kriteria
oleh panitia.
Menurutnya, UKW yang digelar itu
cukup menjadi surprise (mengejutkan -Red), lantaran pengujinya langsung dari
Dewan Pers, yakni Hendry Ch Bangun.
"Jarang-jarang lo ada yang
seperti ini," ucapnya saat memberi sambutan. Jum'at, 11/12/2020.
UKW yang dilaksanakan PWI Lombok
Timur itu dibuka oleh Wakil Bupati Lotim, H. Rumaksi, Sj. S.H. Dalam
sambutannya, Ia menyampaikan peran penting wartawan dalam kehidupan
sosial-politik.
Menurutnya, baik-baik buruknya
suatu Daerah sangat tergantung pada informasi yang disajikan wartawan ke
publik.
"Yang namanya wartawan ini,
baik buruknya suatu daerah tergantung pada wartawan," katanya.
Oleh karena itu, Dia menyambut baik
hajatan PWI tersebut untuk meningkatkan kompetensi wartawan yang ada di
Kabupaten Lombok Timur guna menghadapi perkembangan zaman yang makin pesat.
"Pak Dewan Pers, Ketua PWI
NTB, UKW ini merupakan kewajiban wartawan untuk meningkatkan
kompetensinya," sambungnya.
Dalam kesempatan yang sama, H.
Rumaksi memaparkan pandangannya terkait pertumbuhan profesi wartawan di Lombok
Timur.
Menurutnya, era sekarang dengan era
dahulu sangat jauh berbeda. Kalau dulu, lanjut orang nomor dua di Lotim itu,
untuk menjadi wartawan itu cukup sulit. Tapi sekarang, asalkan punya izin
Kemenkumham, maka orang sudah bisa mengaku diri sebagai wartawan. “Sekarang ini
saya gak tahu mana Wartawan dan mana LSM,” ketusnya.
Karena itulah, dengan adanya UKW
itu, Ia berharap supaya wartawan yang ada di Lotim betul-betul menjalankan
tugasnya secara professional dan berimbang berdasarkan kode etik jurnalistik
yang berlaku.
Kalau dulu, katanya lagi, selain sulit
jadi wartawan, juga butuh biaya yang besar untuk menerbitkan sebuah berita, terutama melalui media cetak dan radio. Tetapi sekarang, lanjutnya, sangat mudah dan
cepat untuk menjadi wartawan dan menerbitkan berita.
“Kalau saya turun dari sini, kalau media cetak mungkin besok baru terbit, tetapi media online ini, saya turun dari sini maka sudah tersebar kemana-mana beritanya,” katanya, sembari mengungkapkan bahwa hampir dua tahun ini Ia selalu membaca berita melalui media online. (yns)