Notification

×

Iklan

Iklan

Muslihun, Korban Gempa 2018 Asal Sekarteja Minta Perhatian Pemkab Lotim

Friday, January 15, 2021 | January 15, 2021 WIB Last Updated 2021-03-30T07:23:32Z

Foto: Muslihun dan potret mengenai kondisi rumahnya

Lombok Timur, Selaparangnews.com – Salah satu warga Lingkungan Pancor Sanggeng, RT 13, Kelurahan Sekarteja, Kecamatan Selong, Kabupaten Lombok Timur bernama Muslihun meminta perhatian dari Pemerintah Kabupaten Lombok Timur.

Pasalnya, semenjak diterjang gempa pada tahun 2018 lalu, rumah reot miliknya belum juga tersentuh bantuan perbaikan. Dan hingga saat ini, rumah yang nyaris roboh itu tetap ditinggali bersama istri, 3 anak dan 1 anak saudaranya.

Saat ditemui pada Jum’at, 15 Januari 2021 oleh sejumlah awak media di rumahnya, Muslihun mengaku pernah berkali-kali didata oleh pemerintah kelurahan setempat untuk diusulkan mendapatkan bantuan perbaikan rumah dari pemerintah. Namun hingga saat ini, sambungnya, bantuan itu tak kunjung ada.

“Kalau difoto sudah sering, bahkan jauh sebelum gempa itu ada informasinya kalau kita akan dibantu, tapi hanya dijanjikan begitu saja,” ujarnya menggunakan bahasa setempat. Jum'at, 15/01/2021.

Bedasarkan keterangan yang Ia dengar Babinsa Kelurahan Sekarteja, dirinya sebenarnya dapat bantuan RTG (Rumah Tahan Gempa). Namun, lanjutnya, namanya dialihkan oleh Kepala Lingkungan sehingga  dia tidak dapat bantuan tersebut.

Dan berdasarkan pengamatan Wartawan media ini,  dari depan bagian luar rumah Muslihun memang terlihat utuh, hanya mengalami kerusakan di depan dan juga pada papan penyangga genteng. 

Akan tetapi, di bagian dalam rumahnya sangat memprihatinkan, pagar yang ada pada langit-langit rumahnya sudah berjatuhan, tedapat beberapa retakan juga pada tembok dan pada atap gentengnya terdapat kebocoran di sana-sini.

Karena itulah, kata Muslihun, apabila turun hujan, terutama di malam hari, maka semua keluarga tidak bisa beristirahat dengan tenang, lantaran ada kebocoran di mana-mana. 

“Ya kalau hujan, maka kita semua duduk di sini, selain karena bocor juga kita khawatir atapnya jatuh,” keluhnya.

Buruh tani serabutan ini mengaku tidak bisa berbuat banyak untuk memperbaiki sendiri rumahnya itu, mengingat penghasilannya sebagai buruh tani serabutan yang tidak seberapa dan tidak menentu.  Apalagi dengan kondisi penglihatan yang kurang baik.

“Dulu saya pelihara ternak orang, tapi setelah penglihatan saya terganggu akhirnya saya kembalikan ke pemiliknya,” kata Muslihun.

Saat dicek di Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lotim sebagai eksekutor dari pogram RTG itu, ternyata nama Muslihun memang tidak terdata di sana, sebagaimana disampaikan oleh Lalu. Satriawan, Koordinator Wilayah (Korwil) RTG Lotim.

Lalu Satiawan melanjutkan, pihaknya tidak bisa berbuat apa-apa jika tidak masuk di dalam pendataan, karena itu bukan domain mereka. “Tupoksi kita itu sebagai pelaksana pembangunan Rehab-Rekon,” ujarnya.

Sementara itu, Lurah Sekarteja, Zulkipli saat dikonfirmasi via Whatsapp mengaku sedang mengkoordinasikan masalah itu dengan kepala wilayah setempat.

Dan terkait informasi yang didengar Muslihun dari Babinsa bahwa namanya digeser oleh Kepala Lingkungan juga diakui bahwa dirinya  mendapatkan informasi yang sama dari Babinsa.

Setelah melakukan Komunikasi dengan Babinsa, lanjutnya, ternyata Muslihun diketahui  tidak masuk dalam data gempa 2018. Akan tetapi, kata Zulkipli, Muslihun sudah diusulkan untuk mendapatkan program RTLH (Rumah Tidak Layak Huni) tahun 2021.

“Saya sudah koordinasikan dengan Babinsa dan sudah saya kirimkan foto-fotonya untuk menjadi prioritas RTLH tahun 2021,” pungkasnya. (yns)

×
Berita Terbaru Update