Notification

×

Iklan

Iklan

Tuding Wartawan Tidak Beretika dan Beradab, FWMO Lotim Minta SB Segera Minta Maaf

Tuesday, May 4, 2021 | May 04, 2021 WIB Last Updated 2021-05-04T13:01:14Z

Foto: Potongan komentar SB di Grup WhatsApp Dakwah Polres Lotim yang sudah tersebar luas di Media Sosial


 

Lombok Timur, Selaparangnews.com - Belum reda soal dugaan pemukulan Wartawan oleh Oknum anggota Satpol PP dan Tuan Guru Ikut Amankan Demo, kini Lombok Timur lagi dihebohkan dengan statemen salah satu oknum Tokoh Agama  di sebuah Grup Whatsapp yang menuding Wartawan adalah orang yang tidak beretika dan beradab.


Dalam komentarnya di Group Dakwah Polres Lotim itu, SB  menuding bahwa mencuatnya pemberitaan di Media Massa terkait keterlibatan Tuan Guru untuk mengamankan Aksi Demo pada Senin, 3 Mei 2021 kemarin di depan Kantor Bupati Lombok Timur yang kemudian berujung pada munculnya petisi yang mengutuk hal itu dan menyalahkan Kapolres Lombok Timur sebagai biang keladinya dikarenakan ulah Wartawan.


"Perlu kita antisipasi, gerakan akan menyusul berikutnya, ini sudah pengalihan isu, bukannya Pemda yang mau didemo, ini yang direncanakan pak Kapolres. Tapi tenang Pak Kapolres, kami hadir di belakang plungguh, membela plungguh, inilah wartawan kalau tidak punya etika dan adab, Kok Kapolres kami yang dipojokin sekarang, sementara para Tuan Guru yang hadir murni dari hati yang ikhlas," tulisnya. Selasa, 04/05/2021.


Menanggapi statemen serampangan yang sudah tersebar luas di Media Sosial itu,  Forum Wartawan Media Online (FWMO) Lombok Timur meminta kepada oknum yang diketahui berinisial SB itu untuk segera meminta maaf atas kalimat yang ditulis dalam  WhatsApp Group (WAG) Dakwah Polres Lotim.


"Kami minta kepada oknum Tuan Guru itu untuk segera minta maaf," tegas Ketua FWMO Lotim, Syamsurrijal dalam keterangan persnya. 


Rizal mengatakan seharusnya oknum Tuan Guru tidak pantas mengatakan seperti itu, apalagi tempatnya di Group WhatsApp yang dibuat Polres Lotim. Ia mempertanyakan atas dasar apa oknum tersebut mengatakan seperti itu, apakah tahu tidak tugasnya wartawan.


Oknum tersebut, tegas Rizal, harus segera mengklarifikasi pernyataannya dan meminta maaf. Kalau tidak, lanjutnya, pihaknya akan membawa masalah itu ke jalur hukum dengan terlebih dahulu akan melayangkan somasi kepada yang bersangkutan.


"Kami berikan deadline waktu 3x24 jam untuk meminta maaf karena kalau tidak kami akan tempuh jalur hukum," tandasnya. 


Lebih lanjut wartawan senior Lotim itu mengatakan, seharusnya sebagai orang yang berilmu oknum Tuan Guru tidak membuat tulisan yang akan membuat gaduh seperti tulisan di Group Dakwah Polres Lotim yang mengatakan wartawan tidak memiliki etika dan adab.


Apa yang ditulis Wartawan, lanjutnya, tentunya berdasarkan apa yang dilihat, ditemukan di lapangan dan hasil wawancara dari narasumber berita.


"Kalau oknum Tuan Guru itu tidak mengerti tugas wartawan maka jangan membuat kalimat atau tulisan yang memunculkan polemik," pintanya seraya mengatakan bahwa dia sudah mencoba untuk menghubungi yang bersangkutan melalui telepon selulernya akan tapi tidak diangkat.‎


Hal yang sama dikatakan Ketua Dewan Pembina FWMO Lotim, Dimyati yang  sangat menyayangkan kalimat dalam tulisan yang dibuat oknum Tuan Guru di group WhatsApp Dakwah Polres Lotim.


"Kami sayangkan seorang Tuan Guru mengatakan seperti itu, maka kami minta segera meminta maaf dan mengklarifikasi apa yang ditulis tersebut," tegas Dimyati.


Mantan Ketua PWI Lotim ini mengatakan seharusnya sebagai tokoh agama oknum Tuan Guru menyampaikan yang baik-baik, dengan tidak menyinggung orang lain yang berujung akan menjadi masalah ke depannya.


"Bijaklah menggunakan medsos kalau tidak ingin bermasalah," tandasnya seraya mempertanyakan dari mana Ia bisa menilai wartawan itu tidak beretika dan beradab,karena wartawan bekerja sesuai UU No.40 Tahun 1999 tentang pokok pers.


Sementara SB sendiri saat dikonfirmasi terpisah melalui WhatsApp mengatakan bahwa dirinya minta maaf jika hal itu dipermasalahkan.


"Saya minta maaf saudara bila itu dipermasalahkan," balasnya singkat sembari menambahkan bahwa Ia berkata begitu karena sedikit geli membaca berita mengatakan para Tuan Guru dijemur. 


Wartawan Media ini mencoba menghubunginya kembali untuk mendapatkan penjelasan lebih lengkap, tapi katanya sedang ada kegiatan sehingga tidak bisa memberikan tanggapan. "Mohon maaf sedang ada acara," pungkasnya. (SN)

×
Berita Terbaru Update