Notification

×

Iklan

Iklan

Inovatif! Mahasiswa KKN Tematik Unram Ciptakan Pupuk Cair Dari Limbah Rumah Tangga

Wednesday, August 4, 2021 | August 04, 2021 WIB Last Updated 2021-08-04T09:28:14Z


 

Lombok Barat, Selaparangnews.com - Limbah plastik merupakan masalah lingkungan yang butuh penanganan serius. Karena dampak negatif yang ditimbulkan terhadap lingkungan sangat berbahaya bagi ekosistem.


Setelah limbah plastik, masalah sampah terbesar umat manusia adalah gas yang dihasilkan dari penguraian sampah organik, di antaranya yaitu karbondioksida dan metana.


Dari permasalah ini, kembali ke gaya hidup zero waste dengan meminimalisir sampah buang merupakan solusi terbaik yang dapat dilakukan.


Contoh pengaplikasian hidup zero waste yaitu di antaranya ialah dengan pemanfaatan sampah rumah tangga menjadi produk yang dapat digunakan misalnya kompos, pupuk ataupun ecoenzym. Sementara itu, pupuk berperan dalam memperbaiki dan meningkatkan kualitas tanah sehingga tanah menjadi subur dan baik untuk pertumbuhan tanaman.


Di masa ini petani kita menggunakan pupuk dengan jenis anorganik dan organik untuk mempersubur tanah pertaniannya. Namun, jika pupuk kimia digunakan secara terus-menerus dapat menimbulkan dampak negatif terhadap kondisi tanah. Sehingga dengan adanya pupuk organik dapat menjadi solusi bagi petani lokal dalam jangka panjang.


Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa 90 persen produk-produk pertanian di Indonesia diproduksi dengan menggunakan bahan anorganik, seperti pupuk dan pestisida kimia, sehingga kemungkinan besar produk pertanian Indonesia tidak dapat memenuhi standar internasional dan tidak diminati oleh pasar internasional.


Pupuk organik adalah kegiatan untuk menguraikan bahan-bahan organik menjadi bentuk yang lebih sederhana dengan dibantu oleh mikroba. Dalam hal ini yaitu bakteri dan jamur. Bahan organik yang dapat digunakan di antaranya limbah dapur, sisa-sisa buah dan sayuran busuk, nasi basi, hingga hasil pertanian.


Komponen utama pembuatan pupuk organik cair (POC) yakni bioaktivator untuk mempercepat pembusukan dari limbah. Bioaktivator tersebut berupa bakteri yang berperan sebagai pengurai. Dalam pembuatan POC, sumber aktivator didapat dari ragi, EM4 atau Molase.


Dalam prakteknya di dusun Medas Desa, mahasiswa KKN Tematik Unram membuat POC dengan menggunakan limbah sisa rumah tangga diantaranya sayuran dan buah-buahan busuk. Bioaktivator yang digunakan yakni EM4 dan Molase.


Pembuatan POC dilaksanakan selama 20 hari dengan pengadukan rutin 3 kali seminggu. Mahasiswa KKN Tematik Unram membuatnya dalam tiga ember dengan bioaktivator yang berbeda-beda.


Ember pertama menggunakan EM4, ember kedua menggunakan molase, dan ember ketiga menggunakan bioaktivator campuran yaitu EM4 dan molase. Dengan bioaktivator yang berbeda maka kualitas pupuk juga akan berbeda.


“POC ini akan sangat bermanfaat bagi warga Dusun Medas Desa yang berprofesi sebagai petani. Kondisi yang ditemui petani hari ini yaitu mahalnya pupuk kimia sehingga munculnya POC ini menjawab kebutuhan petani di Medas Desa," Kata Mali, salah satu petani di Dusun Medas Desa saat berbincang dengan mahasiswa KKN Tematik Unram. Rabu, 04/08/2021.


Selain untuk menghemat, lanjutnya, pengeluaran rumah tangga, pupuk ini akan membantu menyuburkan tanaman tanpa menggunakan pupuk kimia sehingga akan menjaga fertilitas tanah.


Pengolahan pupuk diawali dengan pencacahan sampah organik. Pencacahan ini bertujuan untuk mempercepat perombakan limbah.  Selanjutnya sampah dimasukkan kedalam wadah dan ditambahkan dengan air dan bioaktivator lalu diaduk. Wadah kemudian ditutup agar wadah terhalang dari udara terbuka untuk menghindari kontaminasi dengan jamur atau hewan.


Wadah yang berisi pupuk organik didiamkan selama ± 20 hari dengan pengadukan 3 kali seminggu. Pengadukan berfungsi untuk menghindari penggumpalan limbah di bagian bawah dan agar pupuk tidak meledak akibat penumpukan gas metan didalam wadah.


Pupuk yang sudah selesai ditandai dengan pupuk terasa dingin, warna gelap,tidak berbau dan limbah yang melebur. Tahap ahir dari proses tersebut yaitu pemisahan ampas dengan cairan yang di hasilkan setelah melalui tahapan di atas, sebelum di semprotkan ke lahan atau tanaman. (SN)

×
Berita Terbaru Update