Notification

×

Iklan

Iklan

Massa Pencinta Tuan Guru Ali Batu Tumpah Ruah Padati Kota Selong Tuntut Ustadz Mizan Diadili

Wednesday, January 5, 2022 | January 05, 2022 WIB Last Updated 2022-01-05T12:02:39Z

Massa Aksi Pencinta Tuan Guru Ali Batu padati Kota Selong tuntut Ustadz Mizan Qudsiah diadili

 

Lombok Timur, Selaparangnews.com - Gelombang reaksi dari berbagai pihak terus mengalir atas dugaan ujaran kebencian yang dilontarkan Ustadz Mizan Qudsiah dalam salah satu video pengajiannya.


Salah satu reaksi itu datang dari keluarga besar Tuan Guru Ali Batu, yang makamnya juga disebut dalam rekaman video pengajian Ustadz Mizan Qudsiah tersebut.


Ribuan masa yang tergabung dalam Aksi Bela Leluhur TGH. Ali Batu itu turun ke jalan memadati Kota Selong, Kabupaten Lombok Timur. Mereka menuntut agar pihak berwenang melakukan proses hukum terhadap penceramah Mizan Qudsiah.


Korlap Aksi Bela Leluhur TGH Ali Batu, M. Guntur Halba mengatakan dalam orasinya bahwa makam-makam yang ada di pulau Lombok merupakan tempat keramat, di mana salah satu yang disebut ialah makam TGH Ali Batu.


"Tentu kami sebagai keturunan dan jemaah beliau mengecam keras apa yang dikatakan Ustadz yang bergelar Lc MA itu," kata Guntur dalam orasinya. Rabu/05/01/2022.


Pernyataan seperti itu, lanjut Guntur, sangat tidak pantas keluar dari seorang yang mengaku dirinya ustadz yang memliki gelar akademik, dan lulusan luar negeri.


Pasalnya menurut Guntur, orang yang tidak berpendidikan saja sangat mengedepankan akhlakul karimah, baik dalam bersikap maupun berucap. Hal semacam itu, tegasnya, tak boleh dibiarkan.


Ia menyebut, Tuan Guru Muhammad Ali Batu tak berjuang hanya untuk dirinya, melainkan untuk masyarakat banyak.


Ia yakin tidak akan ada masjid hingga mushalla berdiri di Gumi Sasak ini, tanpa perjuangan Tuan Guru Ali Batu. Bahkan, orang tak akan mengenal namanya iman islam.


"Oleh karena itu kami mohon kepada aparat penegak hukum, menindak lanjuti dengan secepatnya apa yang menjadi pernyataan Mizan Qudsiah LC, MA," tegasnya.


Sebab, kata dia, pernyataan Ustadz Mizan Qudsiah telah melukai hati mereka. Bahkan telah mencederai suasana keamanan daerah yang telah terbangun dengan baik.

Ada beberapa yang menjadi tuntutan masa aksi. Yang pertama ialah, meminta kepada Bupati Lombok Timur, menindak tegas Da'i, ustadz, dan Tuan Guru yang konten dakwahnya mengandung fitnah, ujaran kebencian, menghina, serta intoleran yang dapat menimbulkan keresahan dan ketegangan di Lotim.


Kedua, meminta kepada Bupati Lotim mengawal dan menjamin tegaknya proses hukum terhdap Mizan Qudsiah, salah satu petinggi As Sunnah agar mendapatkan balasan sesuai dengan perbuatannya.


Ketiga, meminta Bupati Lombok Timur untuk menghentikan aktivitas As Sunnah dengan menutup tempat kegiatannya, khususnya di Kecamatan Sakra karena berdekatan dengan pusat pemakaman. 


Dia menegaskan, agar yang bersangkutan segera diproses secara hukum. Jika tidak ia mengancam akan menempuh caranya sendiri.


"Apabila yang bersangkutan tidak diproses hukum, maka kami akan menempuh cara kami sendiri," ucapnya.


Sementara itu, Bupati Lombok Timur, HM Sukiman Azmy yang menemui langsung massa aksi menyebut bahwa dalam peristiwa itu banyak yang harus disikapi. Diantaranya ialah kasus pembakaran masjid.


"Ketika masjid ini dibangun, masyarakat berkeberatan lalu Pemda bersikap, masalahnya sudah selesai," kata Sukiman.


Namun demikian, lanjutnya, muncul oknum yang menurutnya mengatasnamakan majlis As sunnah, yang berupaya meneruskan pembangunan masjid tersebut, yang buntutnya masyarakat bereaksi.


Untuk persoalan masjid, kata dia, Pemda telah menawarkan akan dibeli dan hendak dijadikan aset daerah. Dan ustadz Abdullah Bin Muhammad Husni, selaku pimpinan As Sunnah telah menyetujui hal tersebut.


Titik kulminasinya, ujar Sukiman, setelah beredarnya potongan video. Terkait hal itu, ucap dia, bagaimana Polri bersikap terkait peristiwa tersebut. Sebab menurutnya, peristiwa itu tak berdiri sendiri.


"Tentu ada yang memotong, meng-upload, dan menyiarkan kesana-kemari yang mengakibatkan masyarakat kita menjadi resah," ujarnya. 


Di satu sisi, ujarnya, pelakunya juga harus ditemukan. Begitu juga dengan yang melakukan perusakan di markas As Sunnah, harus mendapatkan hukuman yang sama.


Yang perlu diingat, bebernya, ada 2700 siswa di lokasi itu yang disebutnya mengalami keresahan dan tak bisa sekolah. Dan sebanyak 270 lebih tak bisa masuk lantaran takut.


Ia menyebut peristiwa ini berbuntut pada proses pendidikan di lokasi itu yang disebutnya tak berjalan dengan baik.


Dirinya menyebut, yang bersangkutan tengah di tangani oleh Polda NTB. Lantaran itu dirinya berharap masyarakat tenang, dan percayakan proses tesebut kepada aparat.


"Percayakan kepada aparat penyelesaian masalah ini. Tetap tenang masyarakat kita kondusif dan bekerja seperti biasa. Toh juga kalau berkerumun tidak menutup kemungkinan covid akan jadi marabahaya kembali," tandasnya. (Yns)

×
Berita Terbaru Update