Notification

×

Iklan

Iklan

Tradisi Bejango Bliq, Event Budaya Suku Sasak di Desa Songak - Lombok Timur

Monday, October 10, 2022 | October 10, 2022 WIB Last Updated 2022-11-09T08:39:49Z

Warga Desa Songak, Kecamatan Sakra, Kabupaten Lombok Timur, kembali menggelar tradisi Bejango Bliq

SELAPARANGNEWS.COM - Warga Desa Songak, Kecamatan Sakra, Kabupaten Lombok Timur, kembali menggelar tradisi Bejango Bliq (Silaturahmi Akbar -red). Pagelaran kali ini merupakan yang kesebelas kalinya dilakukan oleh warga Songak. Senin, (10/10/2022). 


Event Budaya Suku Sasak di Desa Songak tersebut cukup populer di Lombok Timur, bahkan di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).


Tak hanya dihadiri warga yang menetap di Desa setempat. Biasanya, tiap kali tradisi itu digelar, warga Songak lainnya yang hidup dan menetap di daerah lain akan berbondong-bondong untuk pulang menghadirinya.


Apa Sebenarnya Makna Tradisi Bejango Bliq?


Dijelaskan Inan Gawi Bejango Bliq (Bahasa Sasak - Kepala Acara -red) Rofi'l Khairuddin bahwa kegiatan tersebut merupakan ajang Silaturahmi Akbar warga Desa Songak, baik yang ada dan menetap di Desa Songak maupun yang menetap di luar.


"Bejango artinya saling mengunjungi dan Bliq artinya besar, jadi acara ini berarti Silaturahmi Akbar," terang Rofi'l kepada media ini. Senin, (10/10/2022).


Tradisi ini, sambungnya, diawali dengan pelaksanaan ritual Bejango, yang merupakan warisan dari nenek moyang setempat yang katanya masih hidup hingga saat ini.


Adapun tahapan pelaksanaan ritual itu, kata dia, dimulai dari Masjid Kuno menuju ke makam keramat. Jadi, kata Rofi'l, Bejango atau silaturahmi tidak hanya dilakukan oleh sesama warga yang masih hidup, melainkan juga dengan para leluhur yang sudah meninggal dunia.


Ia menyebutnya sebagai silaturahmi rohaniah dengan para leluhur. Hal itu, tegasnya, dilakukan berdasarkan pesan yang mereka tinggalkan.


Sebagai informasi, Desa Songak sudah ditetapkan sebagai salah satu Desa Wisata Budaya di Kabupaten Lombok Timur.


Event Budaya Bejango Bliq itu juga sudah masuk dalam kalender event di Dinas Pariwisata Kabupaten setempat.


"Kegiatan ini juga sudah masuk ke kalender event Lombok Timur. Dan kami berkomitmen untuk terus melaksanakannya dan mewarisi ke generasi selanjutnya," tegas Rof'il.


Sementara itu, Pembina Lembaga Adat Dharma Djagat Desa Songak Murdiyah menjelaskan bahwa makna dari ritual Bejango Bliq itu, selain silaturahmi rohaniah, juga memiliki arti mengingat perjalanan kematian.


Karena kegiatan itu diawali dengan mengunjungi Masjid sebelum berziarah ke makam para leluhur.


Hal itu, tegasnya, sesuai dengan keyakinan umat islam bahwa siapa pun yang meninggal, akan dibawa ke masjid dulu sebelum ke makam.


"Maka dari itu kita diminta memakmurkan masjid dan berdoa di sana sebelum kita menuju ke kuburan," ucapnya.


Sementara itu, Bupati Lombok Timur HM. Sukiman Azmy dalam pidatonya mengatakan, kegiatan Bejango ini merupakan hal yang positif yang selaras dengan nilai agama serta budaya.


Sebab, kata dia, Bejango memiliki nilai yang sangat erat kaitannya dengan silaturrahmi. Dalam islam, jelasnya, banyak sekali manfaat yang bisa didapati jika seseorang melakukannya.


"Bisa panjang umur, murah rizki, dan ditambahkan ilmunya," terang Sukiman. 


Untuk itu Ia mengajak untuk tetap mempertahan budaya tersebut ke depannya. "Sembari mengambil berkah karena pelaksanaannya tepat di bulan kelahiran Nabi Muhammad SAW," pungkasnya. (Yns) 

×
Berita Terbaru Update