Notification

×

Iklan

Iklan

Peserta Mubes II Forum Jurnalis Lombok Timur Disambut Musik Khas Sasak Gendang Beleq di Desa Pengadangan

Monday, November 7, 2022 | November 07, 2022 WIB Last Updated 2022-11-08T06:05:54Z


SELAPARANGNEWS.COM - Acara Puncak Musyawarah Besar (Mubes) II Forum Jurnalis Lombok Timur (FJLT), Provinsi Nusa Tenggara Barat dirangkai dengan diskusi kebudayaan di Desa Pengadangan, Kecamatan Pringgasela. Minggu kemarin, 06 November 2022. 

Agenda besar para Wartawan yang ada di Kabupaten Lombok Timur itu dikolaborasikan dengan pertunjukan event budaya yang ada di desa tersebut. 

Dengan berpakaian adat sasak diiringi musik tradisional Gendang Beleq, masyarakat setempat begitu antusias menyambut rombongan Sekda Lotim dan para Jurnalis di depan gerbang Desa Pengadangan.

Kepala Desa Pengadangan Iskandar mengaku bahwa  acara budaya ini sengaja digelar untuk menyambut rombongan Jurnalis yang tergabung dalam FJLT, yang dimana, Jurnalis merupakan pembawa pesan kebaikan dan keburukan, karena baiknya suatu daerah dari tingkat desa dan sebagainya, tergantung tulisan para Jurnalis.

"Jadi harapan kami, wartawan bisa menjadi mitra, khususnya bagi Pemerintah desa Pengadangan membantu  mempromosikan seni dan budaya yang ada di sini," pintanya.

Untuk diketahui lanjut Iskandar, desa Pengadangan merupakan desa yang welcome pada siapapun, hal tersebut merupakan komitmen bersama dengan seluruh masyarakat, tidak hanya berlaku untuk para pejabat namun seluruh tamu tanpa kecuali.

"Bisa kita lihat, di beberapa acara adat tetap kami tunjukkan rasa hormat kami kepada siapapun, karena kami di sini menganggap semua orang sama di mata tuhan yang Maha Esa," tandasnya.

tak lupa iskandar menyampaikan permohonan maaf jika dalam pembukaan acara ini tidak ada tilawah melainkan diganti dengan zikir, tidak seperti daerah-daerah lain, hal tersebut kata dia karena di desa Pengadangan belum memiliki Qori' dan Qoriah.

"Tapi intinya kalau Zikir ini kita dengarkan dengan khusuk, insyaallah air mata kita tidak terasa akan menetes, dan perlu diingat Zikir merupakan kalimat inti dalam agama islam," tutupnya mengakhiri sambutannya.

Ditempat yang sama Ketua FJLT Rusliadi dalam pidatonya, menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya atas partisipasi masyarakat desa pengadangan khususnya Kepala desa, Toga,Toma, dan kepada Sekretaris Daerah (Sekda) Lotim yang begitu banyak membantu hingga suksesnya acara Mubes yang ke-2 ini.

Dikatakannya, di sepanjang sejarah hidup jurnalis di seluruh dunia tumben ada acara penyambutan dengan cara yang sangat luar biasa, apalagi saat  memasuki gerbang desa pengadangan, penampilan nilai-nilai budaya begitu memukau.

"Terimakasih banyak kami sampaikan kepada bapak kepala desa pengadangan atas sambutannya yang luar biasa ini," ucapnya.

Rusli mengungkapkan, bahwa di desa pengadangan ini dirinya merasakan suasana yang berbeda, karena jurnalis tidak terbiasa dengan sambutan secara formal seperti ini. karena menurutnya ketika ada acara atau event jurnalis yang meliput namun hari ini terkesan sebaliknya.

"Seolah hari ini kami yang diliput, karena biasanya kami yang keliling seperti beberapa waktu yang lalu, sewaktu kami meliput event pesona budaya di desa Pengadangan, karena itu memang cara kerja wartawan," ujarnya.

Adapun anggota FJLT, sambung Rusli, sebanyak 45 orang yang bekerja di berbagai macam media, baik TV, Radio, Media cetak, online, yang tersebar di seluruh Kabupaten Lombok Timur, 

"Kemarin kami sudah melaksanakan Mubes yang ke-2, dan di desa pengadaan ini, merupakan acara pembubarannya," ungkapnya.

Sementara itu Sekretaris Daerah Kabupaten Lombok Drs.HM Juani Taofik dalam pidatonya menyampaikan, tujuan kegiatan puncak Mubes FJLT di desa Pengadangan sebagai ikhtiar mempromosikan desa Wisata Pengadangan, mengingat desa ini merupakan salah satu desa tua yang unik menurut pandangannya.

Adapun ciri desa tua dan untuk kata Sekda, dilihat dari tata letak pusat Pemerintahannya, tidak banyak desa sekarang ini, antara kantor desa berdekatan dengan tempat ibadah (Masjid-red) kemudian ada simpang 4 nya, serta pusat tempat kegiatan adat budaya masyarakat.

"Mari kita cek, banyak desa pemekaran yang kantor desanya terjepit, akhirnya dipindahkan ke tempat yang agak jauh," kata pria yang juga akrab dipanggil kak Opik ini.

Berbeda dengan desa Pengadangan merupakan desa yang luar biasa, jika diperhatikan masih mempertahankan harmonisasi antara Pemerintah setempat dengan pusat peribadatannya, dan tempat melaksanakan kegiatan Adat istiadat maupun budaya, 

"Karena ini kami berpesan, kepada bapak kepala desa dan kita semua, bahwa ini adalah warisan leluhur kita, jadi apapun warisan leluhur lebih baik dipertahankan dari pada diubah," tandasnya.

Karena sambung kak ofik, banyak desa akibat tekanan penduduknya sehingga mengalami pergeseran, baik kultur dan budaya, sehingga itulah yang menyebabkan harmonisasi antara Pemerintah desa dengan tokoh adat, Toga, Toma mengalami ketidak harmonisan.

"Dan saya yakin Harmonisasi antar Pemerintah setempat dengan semua tokoh di desa Pengadangan ini sangat bagus, jika kita mau belajar tentang hal tersebut di sinilah tempatnya," pungkasnya.

Sebagai acara terakhir dirangkaikan dengan acara makan bersama dengan sajian dulang khas desa Pengadangan.

Turut hadir pada acara tersebut, Kadis Pariwisata Lotim Lalu Iswan Rahmadi, Camat Pringgasela, tokoh adat desa Pengadangan Drs Asipuddin, Lapisan masyarakat, tokoh agama desa Pengadangan, dan seluruh anggota FJLT.

×
Berita Terbaru Update