Notification

×

Iklan

Iklan

Pulihkan Peran dan Posisi Perempuan di Sektor Pertanian, KpSHK Lotim Menggelar Workshop

Thursday, November 12, 2020 | November 12, 2020 WIB Last Updated 2022-11-08T06:11:33Z

 

SELAPARANGNEWS.COM - Dalam rangka mendorong peran perempuan dan generasi muda dalam sektor pertanian, Konsorsium pendukung Sistem Hutan Kerakyatan (KpSHK) wilayah Lombok Timur menggelar Workshop bersama sejumlah OPD (Organisasi Pemerintah Daerah) terkait, para kader dan karang taruna desa dari beberapa kecamatan serta lembaga-lembaga lain yang memiliki background dan visi yang sama, seperti KPH dan TNGR.


Workshop yang dilakukan pada hari Kamis, 12 November 2020 tersebut diawali degan penjelasan singkat Project Manager (PM) KpSHK, Afrinal Lubis secara daring terkait apa dan mengapa workshop itu penting untuk dilakukan.


Secara umum, kata Afrinal, tujuan diadakannya workshop tersebut ialah untuk membuka peluang dan menyepakati visi bersama antara pemangku kebijakan terkait tema yang sedang dibahas, terutama di dalam membangun sektor pertanian di dalam tatanan desa yang baru.


Adapun tujuan khususnya, sambung Afrinal, salah satunya ialah meningkatkan kesadaran tentang pemulihan peran dan posisi perempuan serta generasi muda di dalam membangun sektor pertanian di dalam tatanan desa yang baru.


Selain itu juga, lanjutnya, mendorong keterlibatan perempuan dan pemuda tani secara adil dalam membangun desa yang inklusif.


“Kita juga ingin mendorong zona ekonomi hijau dan inklusif yang mencakup setidaknya tentang rencana penggunaan lahan, alokasi dan kepastian untuk lahan pertanian bagi perempuan dan generasi muda,” jelasnya. Kamis, 12/11/2020.


Kegiatan yang digelar di ruang rapat utama kantor Bappeda Lotim itu dibuka oleh Kepala Bappeda, Hj. Baiq Miftahul Wasli.

Dalam kesempatan itu, Ia menilai bahwa kegiatan yang digagas oleh KpSHK tersebut cukup bagus bagi perempuan dan pemuda di Lotim.

Karena itu, Ia berharap kegiatan tesebut dapat menghilangkan animo masyarakat terkait sektor pertanian yang kerap dianggap tidak menguntungkan atau dipandang sebelah mata. Padahal, menurut Hj. Baiq Miftahul Wasli, kontribusi pertanian dalam pembangunan merupakan sektor yang paling tinggi di Lotim.

“Kegiatan ini sangat bagus sekali, apalagi akan mengedukasi mereka menjadi petani yang baik. Kita berharap banyak dari kegiatan ini karena tujuannya sangat bagus, yakni membangun visi bersama untuk membangun sebuah program yang bisa diimplementasikan untuk kemajuan petanian di Lotim,” paparnya.

Menurutnya, apa yang digagas oleh KpSHK itu juga sesuai dengan visi-misi pemerintah Daerah Kabupaten Lombok Timur, terutama pada tahun ketiga ini yakni tahun 2021 mendatang, di mana pemerintah daerah Lotim akan lebih memprioritaskan pembangunan ekonomi masyarakat melalui sektor pertanian, kelautan dan pariwisata.

Kendati demikian, Hj. Baiq Miftahul Wasli juga berharap kepada KpSHK agar tidak hanya memberikan edukasi dan pemberdayaan untuk meningkatkan kualitas produksi, namun juga harus membantu para petani untuk memasarkan produk-produknya serta memfasilitasi mereka untuk bisa mengakses permodalan.

“Kita juga berharap tidak hanya mendorong peningkatan kualitas dan produksi pertanian, tetapi kalau tidak laku juga akan jadi persoalan, termasuk yang saya sampaikan tadi bahwa para petani juga perlu dibantu untuk mengakses permodalan karena rata-rata petani kita adalah masyarakat dengan perekonomian menengah ke bawah, kalau itu sudah tersedia saya yakin akan banyak perempuan dan pemuda yang tertarik pada sektor pertanian” pungkasnya.

Sementara itu, Kepala Bidang Pengembangan Sumberdaya Alam dan Teknologi Tepat Guna (PSDA dan TTG) pada Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (DPMD) Lotim, Assa’irul Kabir menyampaikan bahwa peran penting yang akan dilakukan oleh DPMD dalam program yang sedang digarap oleh KpSHK tersebut ialah mendorong pemerintah desa supaya perempuan dan pemuda lebih aktif dalam membangun pertanian di pedesaan.

Apa sebab? lanjutnya, karena sistem pertanian sekarang ini sudah cukup maju dan berkembang, di mana yang digunakan tidak lagi terpaku pada kekuatan fisik semata melainkan sudah merambah pada teknologi kekinian.

Karena itulah, simpulnya, DPMD Lotim akan mendorong supaya pemerintah desa melibatkan mereka dalam membangun dan mengembangkan sektor pertanian di desa tersebut.

“Dengan adanya beberapa faktor pergeseran pola pembangunan pertanian di desa maka sistem pertanian sekarang ini tidak lagi mengandalkan kekuatan fisik, tapi sudah mengandalkan mekanik (mesin) dan pemikiran, baik dari proses produksi maupun pengolahan hasil dan pada titik itulah sebenarnya peranan perempuan sangat dibutuhkan,” jelasnya.

Untuk itulah, sambungnya, perempuan dan pemuda di Lotim tidak perlu minder melihat profesi petani sebagai profesi yang kasar dan kurang menguntungkan.

“Pertanian sekarang adalah profesi yang sangat menguntungkan dan sangat menjanjikan bagi mereka, sehingga mereka tidak lagi bermigrasi dan tidak hanya kumpul di kota, namun harus kembali ke desa untuk mengolah lahan pertaniannya,” tambahnya.

Untuk menopang itu, lanjutnya, pihaknya akan mendorong Desa untuk memberdayakan BUMDes yang ada di Desa setempat, baik BUMDes yang bersifat mandiri maupun bersama, agar lebih banyak membuat rencana program pemberdayaan bagi perempuan dan pemuda, terutama yang berkaitan dengan sektor pertanian.

“BUMDes inikan banyak, ada BUMDes peternakan, pertanian dan perikanan, nanti kita dorong BUMDes-BUMDes untuk mengambil peranan di sana, dan kita tahu dalam konteks itu peranan perempuan sangat dominan sekali,” ujarnya.

Untuk ke depan, sambungnya, tugas DPMD, terutama yang dibidanginya ialah bagaimana merancang bangun atau mendesain suatu program di mana potensi-potensi yang ada di Desa bisa dioptimalkan.

Namun demikian, dalam pandangannya, hal yang tak kalah penting dari semua itu ialah komitmen bersama untuk melahirkan suatu regulasi yang menetapkan persentase (keterwakilan) perempuan di dalam mengambil suatu kebijakan.

“Di dalam setiap pengambilan keputusan, kita terus terang aja, masyarakat kita masih bersifat paternalistik, yang didominasi oleh kelompok laki-laki, peranan-peranan perempuan dalam pengambilan keputusan ini masih sangat rendah sekali, inilah yang akan kita dorong supaya mereka ikut dalam perencanaan dan pengambilan keputusan,” tegasnya.

Salah satu peserta Workshop bernama Anto, yang merupakan perwakilan dari karang taruna Desa Obel-Obel Kecamatan Sambelia memberikan testimoni terkait program yang dicanangkan oleh KpSHK tersebut.

Anto menceritakan bahwa workshop tersebut merupakan lanjutan dari serangkaian kegiatan KpSHK yang pernah diikuti. Sebelumya ia juga pernah mengikuti program Echo Green yang digawangi oleh sejumlah lembaga, termasuk KpSHK di Hotel Jayakarta Mataram.

“Yang dibahas dalam program Echo Green itu adalah tata ruang desa untuk mendapatkan pemetaan megenai potensi-potensi yang ada di desa,” tuturnya.

Menurutnya, urgensi mengetahui potensi-potensi yang ada di desa tersebut ialah supaya dalam membuat rancangan pembangunan di desa, bisa dilihat hal apa saja yang perlu dikembangkan dan diprioritaskan dalam pembangunan ke depannya.

“Dengan program ini kita jadi tahu, di mana kelebihan dan kekurangan yang ada di desa kita serta kita bisa melihat potensi-potensi yang bisa kita kembangkan di sana,” pungkasnya.

×
Berita Terbaru Update