![]() |
Pengunjung RSUD Selong nampak ngantri untuk memasuki toilet |
SELAPARANGNEWS.COM - Sejumlah warga yang berkunjung ke RSUD dr. Raden Soedjono Selong mengeluhkan kurangnya fasilitas kamar kecil serta proses administrasi yang dinilai terlalu berbelit. Keluhan ini disampaikan langsung oleh beberapa pasien maupun keluarga pasien yang merasa pelayanan di rumah sakit terbesar di Lombok Timur itu masih perlu banyak perbaikan.
Berdasarkan pantauan media ini pada Selasa, 8 Juli 2025, sejumlah warga terlihat gelisah mengantre di toilet depan loket pelayanan, ada juga yang memilih kembali dan mencari toilet lainnya. Bahkan ada yang harus pergi ke Masjid RSUD yang jaraknya cukup jauh hanya untuk buang air kecil.
Terlihat hanya ada dua toilet di depan loket pendaftaran, toilet laki-laki dan perempuan. Berdasarkan keterangan petugas, katanya ada juga di sebelah barat ruangan Poli Klinik.
Salah satu pengunjung RSUD Selong asal Pringgabaya bernama Alfa yang ikut mengantre ke toilet mengaku miris dengan kondisi itu. Menurutnya, untuk ukuran rumah sakit besar, ketersediaan toilet harusnya menjadi perhatian utama agar pengunjung tidak harus mengantre terlalu lama.
"Saya kaget RSUD sebesar ini ternyata kamar kecilnya kurang. Waktu saya tanya ke petugas, malah dijawab judes, katanya memang hanya itu saja,” ujarnya.
Ia juga menyayangkan tempat pelayanan publik seperti Rumah Sakit yang mungkin hampir menyamai keramaian pasar kekurangan fasilitas umum yang sangat mendasar dan dibutuhkan oleh semua orang.
"Masak lebih banyak toilet di kantor-kantor pemerintah seperti kantor Bupati dan Dewan, padahal kan yang berkunjung hanya segelintir orang," ketusnya.
Keluhan terkait Rumah Sakit andalan Kabupaten Lombok Timur itu juga disampaikan Susi, warga Lenek. Ia menceritakan pengalamannya saat mengurus administrasi untuk anaknya yang tiba-tiba kartu BPJS-nya tidak aktif. Karena kondisi mendesak, ia terpaksa memilih jalur pasien umum dan harus melewati proses administrasi yang panjang.
“Saya keluar dari Poli Klinik, diminta ke ke tempat pengambilan obat, lalu ke Bendahara untuk pembayaran, lalu balik lagi ke tempat pengambilan obat, terus balik lagi ke Perawat di Poli. Dan setiap tempat itu harus antre. Bukan masalah bayarnya, tapi prosedurnya itu muter-muter,” keluhnya.
Susi membandingkan dengan pelayanan di rumah sakit lain yang menurutnya lebih ringkas. Di RS Lombok Timur Labuhan Haji misalnya. Begitu juga dengan rumah sakit swasta seperti Lombok Medical Center (LMC) dan RS Namira. Menurutnya, pelayanan di sana lebih memudahkan pasien.
Ia berharap manajemen RSUD Selong dapat segera membenahi sistem administrasi agar lebih efisien dan tidak memakan waktu lama.
“Orang sakit itu inginnya cepat pulang untuk istirahat. Kalau prosedurnya muter-muter, antre di sana-sini, malah makin lama dan bisa bikin tambah sakit,” pungkasnya. (Yns)