![]() |
Focus Gruop Discussion (FGD) dan kegiatan pemetaan partisipatif di kawasan Teluk Jor Desa Jerowaru, Lombok Timur |
SELAPARANGNEWS.COM - Upaya pelestarian wilayah pesisir di Kabupaten Lombok Timur semakin konkret. Yayasan Pesisir Lestari (YPL) bersama Pemerintah Desa Jerowaru dan Desa Pare Mas, menggelar Focus Gruop Discussion (FGD) dan kegiatan pemetaan partisipatif di kawasan Teluk Jor, yang berlangsung sejak 4 hingga 7 Agustus 2025.
Kegiatan ini merupakan bagian dari proses pengelolaan kawasan pesisir berbasis masyarakat dengan pendekatan kearifan lokal Awik-Awik.
Teluk Jor sendiri diproyeksikan sebagai kawasan konservasi komunitas atau OECM (Other Effective Area-Based Conservation Measures), sebuah bentuk perlindungan kawasan berbasis nilai budaya dan praktik lokal.
“Melalui FGD dan pemetaan ini, kami hanya bertindak sebagai fasilitator. Yang paling utama adalah memberikan ruang bagi masyarakat untuk memetakan sendiri wilayah kelolanya, agar pengelolaan Teluk Jor menjadi lebih lestari dan mensejahterakan,” ujar Faridz Fachri, Program Manager YPL.
FGD ini sekaligus menindaklanjuti hasil pendataan ekologi, sosial, ekonomi, dan budaya yang telah dilakukan pada Februari–Maret 2025 lalu. Prosesnya meliputi validasi data lapangan, pemetaan area kelola berbasis Awik-Awik, survei koordinat batas wilayah, serta penandatanganan berita acara kesepakatan bersama.
Sebanyak 19 unsur pemangku kepentingan ikut terlibat aktif, termasuk tokoh adat, kelompok nelayan, pembudidaya lobster, POKMASWAS, POKDARWIS, karang taruna, lembaga perempuan, serta dua pemerintah desa dan lembaga pendamping seperti LPATJ, LP2EP, dan LPSDN.
Kepala Wilayah Dusun Badui yang turut hadir dalam kegiatan ini menyampaikan apresiasi atas inisiatif tersebut.
“Kami sangat berterima kasih kepada YPL. Lewat kegiatan ini, masyarakat lebih sadar betapa pentingnya menjaga laut yang selama ini jadi sumber hidup kami,” ungkapnya.
Kegiatan ini menjadi fondasi penting bagi penyusunan rencana penguatan kawasan Teluk Jor sebagai kawasan lindung komunitas. Harapannya, melalui pemetaan partisipatif dan kolaborasi lintas pihak, kawasan ini dapat menjadi contoh sukses pengelolaan pesisir berbasis masyarakat di Nusa Tenggara Barat.
Dengan landasan data dan kesepakatan masyarakat, langkah selanjutnya adalah menyusun rencana aksi bersama untuk pengelolaan pesisir yang inklusif, adil, dan berkelanjutan. (SN)