SELAPARANGNEWS.COM - Tim Ekspedisi Patriot (TEP) yang terdiri dari Dosen IPB University dan Universitas Padjadjaran (Unpad), bersama Kementerian Transmigrasi, memetakan potensi komoditas unggulan di kawasan transmigrasi Selaparang. Kegiatan itu ditandai dengan Focus Group Discussion (FGD) tingkat kecamatan yang digelar di Gedung Serbaguna Kecamatan Sambelia, Selasa (07/10/2025).
FGD ini merupakan forum perdana di tingkat kecamatan yang melibatkan para kepala desa, sekretaris desa, Gapoktan, Poktan, perangkat desa, lembaga terkait, hingga masyarakat yang bergerak di sektor pertanian. Kawasan transmigrasi Selaparang sendiri mencakup tiga kecamatan—Suela, Pringgabaya, dan Sambelia—dengan total 23 desa.
Camat Sambelia, Anwar Ikroman, dalam sambutannya menekankan pentingnya forum tersebut sebagai wadah komunikasi antara pemerintah, akademisi, dan masyarakat. Menurutnya, Sambelia memiliki potensi besar untuk berkembang menjadi lumbung ekonomi baru di Lombok Timur.
“FGD ini bukan hanya membicarakan masalah, tetapi juga menggali potensi. Dengan sumber daya alam yang melimpah dan masyarakat yang solid, Sambelia bisa menjadi motor penggerak pembangunan,” tegasnya.
Dalam sebulan terakhir, TEP 2 yang diketuai oleh Rici Tri Harpin Pranata, dosen IPB, telah menggelar diskusi mendalam dengan masyarakat di 10 desa, seperti Sambelia, Belanting, Obel-Obel, Sugian, Labuhan Pandan, hingga Padak Guar.
Hasilnya, tiga komoditas utama dinilai paling potensial: jagung, padi, dan cabai.
“Identifikasi ini akan menjadi dasar penyusunan rekomendasi kebijakan bagi pemerintah desa hingga kementerian, khususnya dalam pengembangan kawasan transmigrasi Selaparang,” jelas Rici.
Ia menambahkan, pengembangan komoditas unggulan harus dilakukan secara terpadu dengan melibatkan petani, kelompok tani, lembaga masyarakat, hingga pemerintah. Dengan begitu, nilai tambah dari hasil pertanian bisa dirasakan langsung oleh masyarakat.
Sementara itu, Sanusi, perwakilan UPT Pertanian Kecamatan Sambelia, mengingatkan agar pemetaan tidak hanya fokus pada tanaman pangan. “Sambelia juga punya potensi hortikultura, perkebunan, hingga kehutanan. Semua ini perlu diperhitungkan agar ekonomi masyarakat lebih kokoh,” ujarnya.
Selain TEP 2, kegiatan juga melibatkan TEP 1 yang diketuai oleh Dwi Rachmina dengan fokus evaluasi kawasan transmigrasi, serta TEP 3 yang diketuai oleh Yudi Ahmad Faisal yang berfokus pada pengembangan kelembagaan ekonomi masyarakat. Sinergi ketiga tim ini diharapkan menghasilkan strategi pembangunan kawasan transmigrasi Selaparang yang komprehensif dan berkelanjutan. (SN)