![]() |
| Kickoff Program Penguatan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia di Green Orry Tete Batu Inn, Kabupaten Lombok Timur |
SELAPARANGNEWS.COM - Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (Lakpesdam PBNU) bekerjasama dengan lembaga pembangunan asal Jerman, Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit (GIZ), menggelar Kickoff Meeting Multi Stakeholder Program Penguatan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia Berbasis Komunitas (P2MI BK), di Green Orry Tetebatu Inn, Lombok Timur. Selasa, (11/11/2025).
Kegiatan yang dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan ini dibuka secara resmi oleh Kepala Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi (Disnakertrans) Lombok Timur, H. Suroto, yang hadir mewakili Bupati. Dalam kegiatan tersebut, H. Suroto juga menjadi salah satu narasumber talk show bersama Muhammad Nurkhoiron, Pengurus Lakpesdam PBNU.
Dalam sambutannya, Muhammad Nurkhoiron menjelaskan bahwa perlindungan pekerja migran masih menghadapi banyak tantangan, mulai dari minimnya akses informasi, lemahnya sistem pengaduan, hingga kurangnya sinergi antar pihak terkait.
“Upaya memperkuat perlindungan pekerja migran tidak bisa dilakukan oleh satu pihak saja. Ini memerlukan kerja kolaboratif lintas sektor antara pemerintah, organisasi masyarakat sipil, dunia usaha, media, dan komunitas pekerja itu sendiri,” ujarnya.
Menurutnya, kegiatan kickoff ini menjadi langkah awal untuk menyatukan visi dan membangun koordinasi yang solid antar pemangku kepentingan, agar kebijakan dan program perlindungan pekerja migran dapat berjalan efektif dan berkelanjutan.
“Kami ingin memastikan perlindungan pekerja migran tidak berhenti pada tataran regulasi, tapi benar-benar dirasakan manfaatnya di tingkat komunitas,” tambahnya.
Program ini, lanjutnya, bertujuan untuk membangun forum koordinasi awal guna memperkuat kolaborasi dan merumuskan arah strategis bersama dalam penguatan perlindungan pekerja Indonesia.
Selain itu, kegiatan tersebut juga diharapkan bisa menjadi sarana untuk memperkenalkan rencana kerja, membangun komitmen lintas pihak, serta menyepakati mekanisme tindak lanjut pasca-kickoff.
Hasil yang diharapkan dari kegiatan ini meliputi tersosialisasinya rencana program dan strategi perlindungan pekerja Indonesia, terbentuknya nota kesepahaman antar stakeholder, serta penyusunan peta kolaborasi dan rencana tindak lanjut bersama.
Kickoff Meeting ini juga menjadi pintu pembuka untuk pelatihan lanjutan yang dijadwalkan berlangsung pada Rabu (12/11/2025), yang akan memperdalam kapasitas peserta dalam merancang program berbasis komunitas bagi pekerja migran di tingkat lokal.
Dengan kolaborasi antara Lakpesdam PBNU, GIZ, dan berbagai lembaga lainnya, diharapkan terbentuk model perlindungan pekerja migran yang lebih adil, aman, dan bermartabat, serta mampu menjadi percontohan nasional.
Sementara itu, H. Suroto dalam sambutannya menyampaikan apresiasi terhadap inisiatif Lakpesdam PBNU dan GIZ tersebut.
Ia menilai kolaborasi ini sejalan dengan Visi-Misi SMART (Sejahtera, Makmur, Adil, Religius dan Transparan) dari Pemerintah Kabupaten Lombok Timur yang ingin meningkatkan kesejahteraan serta perlindungan bagi masyarakat Lombok Timur, termasuk para pekerja migran yang menjadi tulang punggung ekonomi keluarga.
“Banyak pekerja migran kita yang berkontribusi besar terhadap daerah. Karena itu, penting bagi kita semua memastikan mereka terlindungi, baik sebelum berangkat, saat bekerja, maupun ketika kembali,” tegasnya.
H. Suroto menyoroti minimnya data PMI di tingkat Desa sehingga intervensi terhadap para PMI Lombok Timur tak bisa dilakukan secara maksimal. Padahal, menurut dia, kunci pembinaan terhadap para PMI Lombok Timur itu ada pada data yang jelas dan valid.
Ia mendorong sejumlah Desa yang menjadi lokasi pilot project program Lakpesdam PBNU bersama GIZ Jerman itu dapat menginspirasi Desa lainnya dalam menyediakan data lengkap PMI, by name by address, sehingga ketika ada persoalan dapat dengan mudah diintervensi oleh pemerintah, termasuk ketika ada program pembinaan.
"Kalau jelas datanya enak kita mau bikin program," pungkasnya. (Yns)

